2.4 Hange dan cerita menyeramkannya

471 74 4
                                    

"Tapi, eksperimen pada Titan itu seperti apa?" tanya Eren kepada Hange ragu-ragu.

"Kau akan dikuliti tau, lalu dada mu akan ditusuk-tusuk dengan timah yang sangat amat panas, bahkan timah itu bisa melelehkan otakmu" jawab Veara dilebih-lebihkan untuk membuat Eren panik, ya walaupun tidak seluruh ucapannya bohong, dia mengatakan beberapa dari yang dia lihat.

Eren yang mendengar penuturan dari gadis dengan surai gradasi itu terkejut, bahkan tangannya mulai bergetar, mimik muka nya menjadi sangat panik.

Veara yang menjahili Eren sangat puas dengan melihat ekspresi yang ditampilkan Eren, persis seperti yang ia bayangkan.

"Oi, kusogaki ! Berhenti menjahili orang lain" tegur Levi yang tau bahwa Veara tengah menjahili Eren.

"Gomen, gomen, habisnya Eren saat panik itu sangat lucu! HIHI" gadis itu cekikikan sendiri, Eren yang mengerti pun langsung merasa sedikit lega bahwa yang dikatakan temannya itu tidak benar.

"Eh, anu.. eksperimen pada Titan itu seperti apa?" Tanya Eren ragu-ragu sekali lagi.

"Oi, berhenti menanyakannya!" Ujar Oluo memperingati Eren.

Namun sudah terlambat, sudah terlihat wajah Hange yang mulai mengeluarkan ekspresi anehnya.

"Kamu penasaran? Wajahmu tampak seperti ingin mengetahuinya" ujar Hange dengan mengeratkan genggamannya pada tangan Eren dan Veara.

'Sudah tiba waktunya.. Oh Tuhan, selamatkan aku' batin Veara yang mulai panik, dia benar-benar ogah mendengar ocehan Hange tentang Titan yang menjadi eksperimennya itu sepanjang malam.

Eren sontak menoleh ke arah Veara saat mendengar suara dalam batin Veara yang diarahkan untuknya juga.

'Apa yang-?' batin Eren kebingungan, dirinya semakin bingung saat mulai melihat Levi yang beranjak meninggalkan tempat duduknya, begitu pula anggota lainnya, meninggalkan mereka berdua bersama Hange yang masih terus-terusan menggenggam tangan mereka.

"Akh! Hange-san! Mendadak perutku terasa sangat sakit, ini benar-benar sakit, akhh.. aduh.." Drama Veara, tangan kirinya dibuat memegang perutnya seakan-akan dia benar-benar merasakan sakit pada perut nya.

"Sepertinya aku ada panggilan alam" lanjut gadis itu sembari mencoba melepaskan genggaman Hange pada tangannya.

"Are? Wajahmu tidak terlihat seperti itu?" Hange meragukan mimik wajah gadis itu, tau bahwa gadis itu tengah berbohong untuk menghindari pembicaraan.

"Ayolah Hange-san, ada pepatah mengatakan bahwa kau tidak bisa menilai buku hanya dari sampulnya, mungkin wajahku tidak seperti tengah menahan sakit tapi sebenarnya ini sangat sakitt, huwaaa.. aduh.." komplen gadis itu.

"Kau tidak kasihan dengan Eren? Kau tidak ingin menemani Eren mendengarkan ceritaku?" Tanya Hange sembari memajukan wajahnya mendekat ke wajah Veara.

"Yang penasaran kan Eren, kenapa aku jadi harus menemaninya mendengarkan ceritamu? Ayolah Hange-san.." rengek Veara terus-terusan, sungguh genggaman Hange sangatlah kuat.

"Dame yo, kau harus disini, menemani temanmu—"

"Oi, kusogaki. Ada pesan dari Erwin" Levi datang kembali dengan tiba-tiba memanggil Veara.

Veara tersenyum kesenangan karna akhirnya dia terselamatkan dari cerita Hange, sebaliknya Hange memasang muka masam karna audience nya berkurang 1.

Sungguh Veara tak ingin lagi mendengarkan cerita tentang Titan dari Hange, benar - benar tak ada habisnya, dia tak ingin mengulanginya untuk yang kedua kalinya.

Hange pun mengalah dan melepaskan genggamannya pada tangan Veara, namun tak melepaskan genggaman dari tangan Eren.

Veara mulai berdiri meninggalkan tempat duduknya dan mulai melangkah ke arah pintu untuk keluar dari ruangan.

Veara mulai merapatkan tangannya dan meletakan didepan wajahnya.

"Kamisama, arigatou! Aku akan lebih rajin berdoa kepadamu lain kali!" tuturnya, lalu mulai berlari meninggalkan ruangan itu.

Eren hanya memperhatikan Veara yang tersenyum senang saat mulai meninggalkan ruangan.

"Maa.. bagaimana lagi, aku kehilangan satu pendengar lainnya, seperti nya Veara sudah bosan karna aku terus-terusan menceritakan nya" ucap Hange kepada Eren, lalu mulai melepaskan genggamannya dan langsung duduk di bangku yang Veara tempati tadi.

"Karna kamu sangat penasaran dan setertarik itu, maka aku akan menceritakannya untukmu" senyuman di wajahnya tidak luntur dan itu membuatnya terlihat seperti sikopat.

"Apa yang ku tahu mengenai para anak-anak yang kami tangkap" sambung Hange.

Veara berjalan keluar dengan perasaan lega, dia harus berterima kasih dengan Levi yang menyelamatkan nya dari cerita Hange.

"Levi, arigatou sudah menyelamatkan ku"

"Heichou"

Veara kebingungan dengan apa yang dimaksud Levi, hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Mulai sekarang panggil aku Levi-heichou, karna sekarang aku adalah kaptenmu" final Levi.

"Formal sekali"

"Ini akan melatihmu untuk bersikap sopan kepadaku yang lebih dewasa darimu, kau selalu memperlakukanku seperti seumuranmu" oceh Levi kepada Veara, dirinya sudah sebal dengan Veara yang selalu memperlakukan dirinya layaknya teman sebaya.

"Maka dari itu kau jangan p—"

"Puncak gunung, tinggi, tinggi sekali.. kiri kanan, kulihat saja, banyak pohon cemara~" nyanyi Veara yang tiba-tiba, panik saat Levi mulai menatap tajam dirinya karna kata-katanya sebelumnya

Gadis itu tidak ingin ditendang oleh Levi, dia pernah ditendang oleh Levi dulu karna merusak manuver milik Levi, walaupun Levi menendangnya dengan pelan karna gadis itu masih kecil terutama dia perempuan, namun itu membekas diingatan gadis itu, menjadi peringatan untuk tidak macam-macam atau akan di tendang lagi.

Gadis itu melesat lebih dulu menuju ruang bawah tanah yang menjadi kamarnya dengan Eren.

*Dibuat bersebelahan seperti jeruji sebelumnya.

Saat sampainya diruang bawah tanah, gadis itu mulai masuk ke dalam selimut, ah.. dia benar-benar kelelahan beberapa hari ini, dia sangat ingin tidur dengan puas walau di ruang bawah tanah sekalipun.

"Kasihan Eren, harus mendengarkan ocehan Hange tentang Titan yang menjadi eksperimen nya semalaman" monolognya, dirinya menggelengkan kepalanya dan mulai merebahkan tubuhnya yang kelelahan.

Tak begitu lama gadis itu mulai terlelap dan memasuki alam mimpinya dengan tenang.

"Sepertinya dia benar-benar kelelahan, bocah ini" Levi yang memperhatikannya sedari tadi hanya menggelengkan kepala  dan beranjak pergi ke ruangannya.

Pria itu mulai menulis pesan kepada Erwin untuk tidak khawatir kepada adiknya, Levi meyakinkan di dalam surat bahwa adik kesayangan Erwin itu baik-baik saja dan beristirahat dengan tenang.

Setelah menulis surat tersebut, Levi mulai menggulung kertasnya dan diikat, lalu di selipkan pada kaki burung pengantar surat tersebut, burung itu pun mulai terbang ke tempat Erwin berada.

"Levi..
Kalian sudah sampai di benteng bukan? Bagaimana dengan adikku? Apa Veara membuat ulah? Apa dirinya membuat kesalahan yang membuat orang kesal? Tolong perlakukan dia dengan sedikit manusiawi, begitu juga dengan Eren. Jangan terlalu keras dengan mereka berdua..
Aku percaya bahwa adikku dan Eren adalah orang baik, hanya karna mereka dapat berubah menjadi Titan, bukan berarti mereka dalang dari semuanya.
Jangan terlalu keras mendidik mereka, bantulah adaptasinya.

Erwin smith.

Attack On Titan [ AOT X OC ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang