chapter 5

4 0 0
                                    






Sebelum subuh mata ku sudah terbuka lebar, segar seperti jam delapan pagi, aku memberanikan menyalakan ponsel, masih sama tak ada respon dari Alisha, aku kembali mencoba memberanikan diri mengirimkan pesan yang begitu singkat memanggil namanya Alisha.



                               ****


sampai di Jam pelajaran telah selesai, seharian aku dirundung perasaan tidak nyaman, ingin bertemu Alisha tapi sekali pun tidak melihat jejaknya. Sudah ku cari sekeliling sekolah, bahkan aku sengaja izin ke wc memutar ke koridor IPA untuk melihatnya, tapi nihil, aku malu sekali bertanya kepada teman sekelasnya, Deka dan Fajar terus mencibir ku karena terlihat tak karuan seharian ini.

Saat bel berbunyi aku mengehela napas lega, mungkin saja kami akan bertemu di ruangan Band nanti, karena ini hari pertama untuk kami latihan persiapan ulang tahun sekolah.

Benar saja ketika aku, Deka dan Fajar sampai di depan ruangan Band, ternyata Alisha sudah duduk manis disana, ia tampak lebih baik dari kemarin.

"Wihhh, cepat betul kesini." Kata Deka sok asik ketika kami masuk ke ruang Band.

Alisha terkekeh, ia merapikan rambutnya yang berantakan dan terbang akibat kipas angin yang kencang, setelah itu ia mengikat rambut hitam legam panjang melebihi bahunya, astaga..... nampaknya Alisha bertambah cantik jika tak terhalang helaian rambutnya yang panjang, dan rambutnya nampak lebat, aku terdiam ditempat melihat Alisha, sampai akhirnya aku disenggol sengaja oleh Fajar.

"Melamun terus! kesurupan baru tau." Cibir Fajar, aku menggaruk tengkuk yang tak gatal, mulai kembali sadar setelah tadi sempat bermimpi menjalani hubungan kekasih dengan Alisha karena melihat kecantikannya.

"Sha, kamu sudah pelajarin nada lagunya kan?" Tanya Deka, Alisha mengangguk dan tersenyum dengan begitu saja kami sudah mengerti. "Kalo kamu sudah juga Sa?" Pertanyaan kedua yang dilontarkan Deka bukan untuk Alisha, melainkan aku, kalo diperhatikan lebih dekat ternyata nama belakang aku dan Alisha sama jika dibaca.

"belum sih." Jawab ku canggung.

"Astaga heh, makanya jangan galau terus!" Timpal Fajar terlihat kesal, karena ia dan Deka semalam mengulik dan berlatih untuk lagu yang akan kami pentaskan nanti, sedangkan aku sibuk dengan pikiran tentang Alisha yang sama sekali tak membalas chat ku. Jika ku pikir sekarang ini, saat itu aku sangat berlebihan, padahal hubungan kami belum lebih dari sekedar teman.

"Nggak papa, kita mulai dari awal berarti, lagian kan ini masih hari pertama latihan." Alisha mencoba menenangkan Deka dan Fajar.

Setelah aku meminta maaf, kami mencoba satu lagu yang paling gampang dan tentunya kami semua hapal akan nadanya, saat pementasan nanti, ada empat lagu yang kami bawakan, pertama di tampilkan ketika pembukaan.

Kami berlatih ditemani oleh pembina band, kami memanggilnya kak Rudi, salah satu mahasiswa seni di Universitas Negri yang paling diincar di Samarinda.

Latihan berlangsung sekitaran setengah jam, ketika jam empat lewat tiga puluh, kami diperbolehkan pulang dan beristirahat, dan latihan akan dilanjutkan besok sampai dengan satu hari sebelum dimulainya acara.

Sepanjang kami latihan tadi aku kurang komunikasi dengan Alisha, karena masih terasa canggung, padahal Alisha sendiri terlihat berbeda dari kemarin dia kembali menyenangkan, barulah ketika kami sedang memasang sepatu di depan pintu ruang band aku memberanikan diri berbicara kepada Alisha.

"Maaf Sa soal yang kemarin." Kata ku agak ragu, melihat reaksi Alisha seperti bingung aku menjadi menyesal mengucapkan kalimat itu.

"Pas aku bilang kamu orang yang kebalik." Ku penjelas lagi maksud ucapan ku sebelumnya, Alisha terkekeh, ia menepuk-nepuk bahu ku, aku salah tingkah dibuatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romansa Oh RomansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang