Chapter 7

47 10 55
                                    

Chapter 7

♡♡♡ Happy Reading ♡♡♡

***

Aku duduk di kursi, dengan tangan memangku wajah. Langit sudah gelap dari 3 jam lalu. Awalnya, aku hanya ingin mengerjakan tugas. Akan tetapi, kata awal yang dilaksanakan berubah menjadi rasa pikir yang panjang.

'Apa Ken mengenalku dulu? Kenapa aku merasa omongannya itu benar?'

Aku menggeleng kepala cepat, mengenyahkan berbagai pikiran. Tidak mungkin sekali, kita saling kenal dulu. Aku tersadar ketika suara ketukan pintu muncul di indra pendengaran. Aku pikir itu Ibu.

"Ayo makan!" Dua kata itu menyambut pendengaran. Saat pintu itu sudah ku buka. Aku hanya mengangguk menanggapi, sebelum Ibu meninggalkanku sendiri di sini. Ya, begitulah kehidupanku. Jangan berpikir sebentar lagi kami berdua akan makan malam bersama. Ibu tidak akan pernah mau melakukan itu, karena alasannya sudah jelas dia membenciku. Hidup macam apa ini? Ibu sendiri membenciku. Tapi aku masih bersyukur di satu sisi, karena Ibu masih mau merawatku. Setidaknya aku beruntung masih berada di rumah ini.

Aku melangkahkan kaki menuju meja makan. Tatapan ku berhenti melihat Ibu ada di sana. Dia tengah makan sendiri. Ibu bangkit dari kursi, sembari membawa makanannya.

"Ibu, sampai kapan kita seperti ini?" ucapku dengan senyuman hambar.

Ibu yang tadinya ingin meninggalkanku, menghentikan langkah.

"Aku ingin seperti dulu. Nggak bisakah, Bu?" tanyaku sekali lagi.

Ibu menoleh ke arah ku. "Itu dulu, sebelum Ayahmu berada di sini. Sekarang dia pergi, dia pergi meninggalkan kita! Itu semua karenamu! Kamu membunuhnya!" Seru Ibu lalu melangkah pergi.

Air mataku jatuh dari pelupuk mata, sungguh hatiku sakit. Apa yang terjadi sebenarnya? kenapa hidupku seperti ini? Ku dudukkan pantat ku di kursi. Dengan tubuh lemas. Lagi-lagi aku merasakan sensasi yang menyakitkan seperti ini. Rasa sakit yang terus menghantam tubuhku. "Sakit—"

***

Aku duduk di bangku sambil menatap keluar jendela. Membosankan, kenapa hidupku seperti ini selalu? Aku mengedarkan pandangan, menatap Vay dan Ken yang tampak bercanda satu sama lain. Siswa siswi lain juga begitu, mereka sibuk mengobrol dengan teman-teman yang lain.

Entah hari ke berapa ini, mungkin sudah hampir masuk seminggu. Seminggu ini juga aku merasa cukup tenang, karena geng Alex sudah tidak menganggu seperti dulu.

Vay menatapku yang tengah melamun, lalu mencengkeram wajahku agar menatapnya. Aku terkejut, mendapatkan aksi yang tiba-tiba seperti itu.

Vay terkekeh gemas melihat wajahku yang ada di cengkramannya. Pipiku yang sedikit berisi menjadi naik karena aksi Vay.

"Haha ... Ken, lihat lucu, nggak?" tawa Vay.

Ken ikut terkekeh geli melihat kelakuan Vay. Sementara aku hanya bisa terdiam. Aku tidak berani jika harus melawan Ken dan Vay. Sepertinya, mereka senang menjahili ku dan menjadikan ku seolah mainan baru mereka. Meskipun cara mereka membully ku sedikit berbeda dengan geng Alex.

"Sudah-sudah Vay, kasihan si Mio lo gangguin terus, haha ...," ucap Ken sambil tertawa.

"Habis ni anak lucu tau, nggak? di jahilin gak melawan, jadinya bikin gue senang," balas Vay sembari melepas cengkramannya dari pipiku.

Aku masih terdiam. Tidak berani berucap apapun. Bagaimana pun, aku tidak bisa melawan mereka, nyaliku terlalu menciut berada di hadapan mereka. Aku kembali menatap keluar jendela. Vay juga Ken kembali mengobrol seperti sebelumnya.

Aku mengerutkan kening, saat pandanganku menangkap seorang gadis culun melangkah cepat masuk ke kelas kami. Dia menghampiri meja Vay dan Ken.

"A—anu." Gadis itu berucap takut-takut, jelas dari tubuhnya yang terlihat bergetar di mataku.

Aku mengalihkan pandangan ke yang lain. Ternyata bukan aku saja yang penasaran. Akan tetapi, semua orang yang ada kelas ikut menatapnya. Mungkin, mereka berpikir sama denganku. Kenapa gadis itu berani menghadap Ken dan Vay?

"Ada apa?" tanya Ken dingin.

"Maafkan aku. Seseorang ingin menemui kalian dan mengatakan kalian harus datang nanti ke gedung X, pulang sekolah kalau kalian tidak datang mereka akan memukulku, hiks," tangis gadis itu.

Ken beralih menatap Vay yang hanya sibuk dengan ponselnya. Apakah Ken akan peduli dengan gadis itu? tentu saja tidak, dapat ku lihat matanya lebih menyiratkan kepedulian ke arah Vay.

"Ya sudah, lo pergi sana. Nanti gue ke sana," ucap Vay santai sembari mengunyah permen karet nya.

"Te-terima kasih," ucap gadis culun itu lalu bergegas berlari keluar kelas.

"Lo serius Vay? keadaan lo belum stabil 'kan? luka hari itu—" ucap Ken dengan wajah khawatir.

Luka? Keadaan belum stabil? Apa yang Ken maksud? Apa Vay memiliki luka yang belum sembuh? Aku benar-benar tidak mengerti. Apa ini terkait dengan status mereka? Bisa jadi, karena menjadi ketua geng terkuat pasti memiliki banyak musuh di luar sana.

Samar-samar aku mendengar Vay berucap, "Tenang aja. Kita pasti menang."

Aku sedikit mengagumi keberanian Vay. Seharusnya dia terlahir jadi cowok, karena mentalnya terlihat kuat.

'Uft, ini bukan urusanku juga. Kenapa aku khawatir?'

~

Jam pelajaran sudah berakhir. Aku menyusun buku yang ada di atas meja, lalu memasukkannya ke ransel.

Aku mendongakkan kepala, saat Ken mengetuk meja ku dengan jari tangannya. "Mio, gue dan Vay ada urusan penting. Jadi, lo jangan pergi ke mana-mana. Langsung pulang, oke?"

Aku mengangguk saja. Sebelum Vay dan Ken beranjak keluar kelas begitu saja. Sedikit ada perasaan lega karena hari ini mereka ada urusan lain, sehingga tidak membawa ku kemana-mana lagi.

Ku sampirkan tas di kedua bahu, sebelum melangkah ke luar kelas. Ada perasaan tak enak menusuk jantungku. Entah apa itu? aku tidak mengerti, yang jelas aku merasa begitu saja. Apa ini pengaruh karena dulunya aku selalu di bully geng Alex setiap pulang sekolah? mungkin saja begitu.

Saat ini, aku tengah berjalan di trotoar hendak menuju minimarket. Belum genap langkahku sampai di minimarket. Seseorang memukulku dari belakang. Aku terjatuh ke tanah, dengan sakit luar biasa. Di sisa kesadaranku, samar-samar aku melihat dua orang berpakaian hitam menatapku tajam. Mereka membawaku masuk ke dalam mobil.


***

♡♡♡ To Be Continued ♡♡♡

***

Jika suka, berikan vote dan komentarnya. Thanks reader ♡♡

  19 Maret 2023

Pretty Cursed Soul { END√}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang