Chapter 16 (END)

55 9 34
                                    

Chapter 16

***

Siapkan mental, untuk chapter terakhir yang mungkin tak terduga!

***

♡♡♡ Happy Reading ♡♡♡

***

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian Mio yang sakit lalu ditolong oleh nenekku. Fakta bahwa Mio adalah teman masa kecilku-Mia hanya diketahui oleh segelintir orang, yakni aku, nenek dan Ibu Mio, atau mungkin beberapa orang yang bekerja untuk nenekku. Sementara Vay, gadis itu sama sekali enggak tahu identitas Mio yang sebenarnya.

"Humm, Ken, jangan bilang ke Vay dulu, ya. Aku takut dia berpikir aneh entar."

Itulah yang Mio katakan kala itu. Lagipula, aku enggak cukup aneh memberitahu Vay kalau Mio aslinya adalah cewek yang dikutuk dengan mengorbankan bapaknya. Vay enggak akan percaya dan pasti dia bakal mengolokku sepanjang hari karena percaya takhayul. Vay mungkin adalah sahabat karibku, tapi dia enggak tahu sama sekali kalau nenekku adalah dukun.

Setelah kejadian Mio sakit, aku mendengar dari nenek kalau ibu Mio membatalkan perjanjian ilmu hitamnya yang baru, itu artinya Mio dapat kembali lagi menjadi Mia. Aku merasakan girang dalam hati sewaktu mendengar kabar itu. Akhirnya aku dapat melihat sosok Mia dalam raga yang seharusnya. Terlebih lagi setelah melalui perjalanan kenangan seminggu yang lalu, aku merasakan ikatan yang sangat kuat antara aku dan Mia, hal itu membuatku ingin segera melihat sosoknya, Mimi-ku yang usianya sepantaran denganku.

Aku memandang terlalu lama ke lapangan olahraga melalui jendela kelas, tanpa sadar aksiku mengundang omelan dari Bu Rika yang sedang mengajar.

"Ken Adhinata!"

Aku kaget.

"Lanjutkan bacaan terakhir dari yang dibaca sama temanmu," lanjut Bu Rika.

Aku mencoba untuk melanjutkan apa yang guru perintahkan, namun bukunya saja belum aku buka sama sekali.

"Maaf, Bu. Tadi saya melamun," balasku kikuk.

Bu Rika menghela napas, menaikkan kacamata yang hampir menyentuh ujung hidung.

"Pay attention, okay? Kali ini saya maafkan. Halaman 87, paragraf tiga, kamu lanjutkan bagian itu."

Aku mengangguk cepat dan membuka halaman yang diminta, lalu aku mulai membaca dan perihal Mio enggak aku pikirkan lagi.

"Mrs. Penelope started to accept that..."

Begitulah aku membaca paragraf ketiga cerita berbahasa Inggris itu sampai paragraf akhir, ternyata guru itu menghukumku dengan cara demikian.

~

Melalui speaker yang terpasang di kelas, terdengar suara bel istirahat. Semua teman sekelasku menghembuskan napas lega karena pembelajaran Bu Rika akhirnya berakhir.

"Ken, lo pergi ke kantin duluan, ya. Gue ada urusan. Bye!" Vay berucap tanpa jeda, lalu sosoknya hilang dalam sekejap, aku bahkan enggak sempat bertanya dia mau ke mana.

Aku selalu pergi makan siang bareng dengan monyet bekantan itu, ralat, maksudku putri kodokku. Aku melihat sekeliling dan mendapati Mio sedang duduk tenang di bangkunya.

Aku menghampiri Mio. Keberadaanku di sampingnya membuat dia menoleh ke arahku.

"Ke kantin bareng, yuk." Aku mengajak.

Mio enggak menolak dan raut wajahnya enggak terlihat keberatan seperti waktu pertama kali kami berjumpa.

Aku dan Mio berjalan bareng di sepanjang koridor. Sesekali aku mengajaknya ngobrol karena kalau enggak diajak bicara duluan, mulut anak di sampingku ini susah terbuka.

Pretty Cursed Soul { END√}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang