BAB 4. HUJAN ADALAH KITA

19 9 0
                                    

Tiba-tiba datang satu orang lagi dengan seragam sekolah Venus yang dibalut jaket hitam, mengendarai motor. Tubuhnya lebih tinggi sedikit dari Arai dan memiliki perawakan yang padat, terlihat dari baju seragamnya yang agak ketat.

"Dia yang udah hajar kalian." ucapnya setelah turun dari motor.

"Iya, Xa." jawab salah satu dari mereka kepada anak yang baru datang tadi dengan panggilan Xa. Nama lengkapnya Exa Brian. Kelas dua belas, siswa dari sekolah Venus.

Exa menghampiri Arai lalu mengayunkan pukulan keras dengan tiba-tiba ke wajahnya yang membuat Arai terjatuh.

"Lo, gak apa-apa?" datang Diyo membangunkan Arai yang tergeletak.

"Gue gak apa-apa, Yo. Lo sama Aira?" Arai melirik ke arah Aira.

"Iya, soalnya Caca gak bisa."

"Lo tahu gue di sini?"

"Tadi Beno telpon gue, katanya ada yang ikutin kalian makanya gue buru-buru ke sini." jelas Diyo.

"Hei cantik kita ketemu lagi." goda salah satu dari anak-anak Venus dengan mencolek dagunya Aira tapi untungnya Aira berhasil menghindar.

"Jangan secuil pun tangan kotor lo sentuh dia."

"Oh, pacarnya marah." ledek anak itu yang diiringi oleh gelak tawa.

"Jadi kalian anak Venus. Bawa teman lagi sekarang. Berapa pun jumlah kalian kami gak takut, sini kalian maju satu-satu jangan beraninya keroyokan kayak bocah." tutur Diyo.

"Diam lo. Gue gak ada urusan sama lo."

"Banyak omong." Diyo menyerang salah satu dari mereka dengan melemparkan tas kemuka lawannya.

"Ra, minggir." Arai meminta Aira untuk menepi dan menjauh agar tidak mendapat pukulan yang nyasar. Aira pun menuruti perintah itu.

Baku hantam lagi-lagi terjadi. Diyo melawan satu dari mereka sedangkan Arai melawan Exa. Diyo terlihat menguasai perkelahiannya, sementara Arai terlihat kewalahan. Bagaimana tidak, Exa merupakan ketua Geng sekolah Venus yang terkenal kuat dan hebat. Arai pun terjatuh. Dibangkitkanlah oleh Exa dengan menarik kerah baju. Saat Exa ingin melayangkan bogam mentahnya, datang Ken dari belakang lalu menendang Exa yang membuatnya tersungkur.

"Dia bukan lawan lo." ucap Ken kepada Exa yang belum bangkit.

Bukannya membalas Ken. Exa justru pergi lalu diikuti teman-temannya. Ia seperti ketakutan begitu melihat Ken. Nama lengkapnya Ken Alvaro, kelas dua belas. Ketua Geng Merkurius. Semua anak di sekolah takut sama dia. Bukan hanya ditakuti tapi ia juga disukai banyak wanita. Tak heran selain jago berantem, ia merupakan kapten tim basket. Parasnya juga lumayan tampan dengan rambut belah tengah. Jadi banyak wanita yang meminta perlindungan kepadanya dari gangguan anak-anak sekolah lain.

"Kalian anak 10, kan?" tanya Ken.

"Iya, Kak." jawab Diyo.

"Gue Ken, kelas 12. Kalau ada apa-apa bilang aja sama gue." ucapnya sambil melontarkan tangan untuk bersalaman.

"Siap, Kak." Sahut Diyo menjabat tangan Ken.

"Makasih." ucap Arai pelan.

"It's Oke Bro. Kalau gitu gue duluan, ya." Ken pergi meninggalkan mereka. motornya melaju kencang. Terlihat keren ia mengendarai kuda besi itu. Karismanya tak terbantahkan.

***

Sekarang Aira berada di rumah Arai. Setelah ia bersikeras ingin mengobati lebam yang ada di wajahnya Arai yang tadi kena pukulan.

Hujan di Senja HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang