17. Saudara

9 2 0
                                    

Happy Reading!!

Warning! Typo bertebaran!!

Enjoy.....

.

.

.

.

.

Plak!!!

"EDAN SI KUDANIL PUNYA ADEK BUKANNYA BILANG MALAH DIAM-DIAM!! MANA ADEKNYA YANG CEWEK CAKEP LAGI! WAH GITU YA LO SAMA TEMEN LO SENDIRI!!!" tamparan Chandra berikan tepat di kepala Daniel sembari ia berteriak dengan keras.

"Santai aja bangsat. Ini di rumah sakit bego." ujar Daniel datar.

"Ya maap. Abisnya gue kebawa emosi bangsat. Lo tu selain suka mendem sesuatu, lo mainnya rahasia-rahasia mulu. Herman gue liatnya." ujar Chandra yang masih terlihat kesal.

Daniel hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Tak lama kemudian, muncul Leo dan Vince beserta kedua temannya. Tampaknya mereka baru saja mengobati luka-luka mereka, terbukti dengan beberapa plester di wajah mereka dan Leo yang mendapatkan luka paling banyak. Daniel yang mengantar mereka setelah ia selesai menghajar semua preman yang dilawan oleh keempat pemuda itu.

"Makasih bang udah bantu kita tadi." ucap Leo begitu ia mengambil duduk tepat di sebelah Daniel.

"Yoi, sans." balas Daniel sambil mengelus bahu lebar Leo.

"Tadi itu," ucap Leo yang tampaknya hendak akan bertanya namun terlihat ragu.

"Leo." panggilan dari Daniel membuat Leo menatapnya.

"Lo pernah gak dengar nama keluarga Xavia? Atau punya kenalan gitu dari sana?" Daniel bertanya tanpa menatap Leo.

"Gue kenal mereka hampir semua sih kecuali 3 cucu utama di sana. Gue gak pernah ketemu sama mereka. Btw kenapa lo nanya bang?" kali ini Leo bertanya balik.

"Kagak kenapa-kenapa. Lo penasaran gak sama mereka?"

"Terus terang aja, gue cukup penasaran sih. Tapi apa boleh buat, cucunya yang bertiga saudara itu katanya sengaja ditutup biar bisa ngelindungin cucu perempuan satu-satunya. Bukan jadi rahasia umumkan kalo selama ini, cucu-cucu perempuan keluarga Xavia itu bukan cucu kandung, kalopun cucu kandung tapi dia gak menyandang marga Xavia." jelas Leo panjang.

"Woy bule!" panggil Chandra kepada Leo.

"Gue bang?" tanya Leo.

"Emangnya siapa lagi yang mukanya kek bule selain lo?" Leo hanya mengangguk yang membuat Chandra mendengus pelan.

"Btw, kenapa bang?"

"Lo sadar gak sih, kalo lo punya hubungan sama orang yang baru aja lo omongin?" Chandra bertanya iseng tapi entah kenapa terasa serius.

"Maksudnya?"

"Bego lo. Your friend and your girlfriend, 2 orang yang baru aja lo omongin bahlul."

"Bahasa Inggris lo jelek bang." celetuk Vince.

"Lo diem! Lo tu gak diajak!" Vince hanya memutar bola matanya ketika Chandra menatapnya dengan tatapan tidak santai, sedangkan Leo tampak berfikir keras.

'Temen sama pacar gue?' batinnya yang terlihat berfikir keras, hingga tanpa sadar kepala Leo mulai pusing yang membuatnya memegangi kepalanya.

Leo berteriak pelan ketika beberapa memori asing memasuki pikirannya. Sebuah memori masa lalu yang telah ia lupakan. Ingatan yang sepenuhnya belum sembuh total. Semua yang ada di sana, baik itu Daniel, Vince, maupun yang lainnya langsung memegangi Leo yang mulai tak sadarkan diri.

Namun, sebelum benar-benar pingsan, Daniel dapat mendengar Leo bergumam sesuatu.

"Hena, Athena Rebecca, big no, Athena Xavia Rebecca." itulah gumaman yang keluar dari bibir Leo sebelum ia pingsan. 

♥︎♡♥︎♡♥︎♡♥︎

Aldo tampak membuka santai pintu basecamp. Ia menatap heran kepada wajah teman-temannya yang babak belur. Tak hanya di wajah, tubuh merekapun jauh dari kata baik-baik saja.

"Keren. Tato lo pada buat di mana tuh?" tanya Aldo penuh ledekan.

Yang lainnya menatap sinis Aldo. Cowok itu hanya mengangkat bahunya tidak peduli sambil menjulurkan lidahnya. Ia lebih memilih untuk duduk di samping temannya yang memiliki tubuh paling putih setelah ia mengambil sebuah soda di kulkas.

"Tawuran lagi? Kena kroyok warga atau gimana nih?" tanya Aldo sambil membuka tutup botol soda itu, segar sekali ketika diminum di siang bolong seperti ini.

"Gebetan lama Zean. Kita rencananya mau culik dia tapi malah kita hajar sama abangnya. Sialan emang. Coba aja bule bule jadian itu gak ngejar kita." temannya yang lain, yaitu yang tak lain adalah Jeck terlihat menjawab pertanyaan Aldo.

"Edan. Tobat anjing lo pada. Kayak gue aja deh lo pada. Jadi anak baik-baik. Lagian lo juga sih Zean, lo tu kaga kapok apa di kirimin ke China sama bokap lo? Lo kaga ingat apa, kenapa lo bisa di kirimin ke China?" Oke, Zean sekarang sangat kesal dengan kehadiran Aldo, sahabatnya.

Hanya Aldo yang selalu menolak ajakannya untuk melakukan hal-hal aneh. Aldo memang sangat berbeda. Aldo bukan anak alim, Aldo juga berandalan tapi berandalan yang tau batasan dan tempat.

"Lo jangan ikut campur kalo lo gak ikutan." ujar Zean dingin.

"Gue gak ikut campur, gue cuman minta lo buat berhenti berbuat hal yang bikin lo nyesal. Mending lo lupain gebetan lo atau lo deketin dia dengan cara yang baik-baik. Siapa tu namanya, Aleta? Anara? Atau Ale-ale?" Aldo berujar sambil mengingat-ingat nama dari gadis yang di sukai sahabatnya itu.

"Athena." ucap Zean.

"Nah itu. Si Athena. Btw namanya mirip sama temen gue hehe." Ujar Aldo terkekeh sambil mengingat Athena, temannya sekaligus mantan gebetannya. Sedangkan Zean menatap Aldo dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

.

.

.

.

.

Teruntuk untuk para pembaca, saya benar-benar minta maaf banget karena udah lama ga up karena kesibukan sekolah dan persiapan naik kelas. Cerita ini seharusnya di up bulan Mei kemarin tapi malah kelupaan. Sekali saya benar-benar minta maaf.

Jika kalian menyukai bab ini, silakan pertimbangkan untuk memberikan vote.

Makasih banyak yang udah baca, vote, dan komen cerita ini.

See you in next chapter..

11 Juni 2023

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Leo & AthenaWhere stories live. Discover now