14. Save Athena

10 1 4
                                    

Happy Reading

Warning! Typo Bertebaran...

Enjoy....

.

.

.

.

.

Athena menghela nafasnya kasar. Terhitung sudah 2 hari ia tidak sekolah akibat insiden ia di bully. Gadis itu baru saja kabur dari rumahnya demi menghirup udara segar.

Masa bodoh dengan sang kakak yang akan memarahinya karena kabur dari rumahnya. Luka dan memar yang ia dapat belum sembuh sepenuhnya hingga ia memutuskan untuk keluar menggunakan celana training dan hoodie serta masker dan topi.

Menikmati tes botol dingin yang ia beli sambil melihat-lihat anak kecil yang berlarian di taman bersama orang tua mereka. Seketika rasa iri menghampirinya. Sudah 18 tahun ia hidup tapi tak pernah sekalipun ia merasakan kasih sayang kedua orang tuanya. Ia dan kedua saudaranya hanya diberi uang dan uang.

Kasih sayang?

Apa itu?

Daniel dan Athena tak mempermasalahkan hal tersebut. Mereka mengkhawatirkan Noa yang selalu dituntut untuk menjadi seperti dirinya dan Daniel. Sejak kecil, remaja berusia 16 tahun itu selalu di paksa untuk menjadi sempurna hingga hampir membuatnya menjadi pribadi yang memiliki sedikit obsesi untuk menjadi sempurna.

Beruntung sekali kakek dan nenek dari kedua orang tua mereka tak seperti itu. Mereka selalu menyayangi dan memanjakan cucu mereka. Memberikan kasih sayang yang tak pernah mereka rasakan dari kedua orang tua mereka. Mereka sangat menghargai dan mendukung keinginan dan hobi cucu mereka selama itu masih batas wajar.

Athena menggeleng pelan kepalanya. Dirinya kini fokus ke handphone miliknya yang menampilkan beberapa pesan. Ia mematikan handphonenya dan langsung berjalan. Ia belum ingin pulang. Ia akan mencari angin sebentar setelahnya ia pulang.

"Cantik, lagi sendirian?" Athena menghentikan langkah kakinya begitu ia mendengar suara yang sedikit familiar di telinganya.

Wajah gadis itu langsung pucat pasi dan matanya menatap tajam orang didepannya. Orang itu adalah Zean. Senyuman terbaiknya ia lemparkan ke gadis yang ia rindukan.

Athena mengambil langkah mundur begitu Zean melangkah maju mendekati. Entah sejak kapan taman yang awalnya ramai kini menjadi sepi. Hanya ada ia dan Zean disini. Athena menghentikan langkahnya begitu ia terpojok dikursi taman dan terduduk di sana.

Ia hendak menggeser duduknya dan lari namun ia kalah cepat dengan Zean yang langsung menarik tangannya. Zean ikut duduk di kursi tersebut dan dengan santainya ia mengangkat gadis itu untuk duduk di pangkuannya.

Athena tak bisa bergerak sekarang dikarenakan Zean yang kini tengah memeluknya erat. Athena kurang nyaman dengan posisi duduknya dan berusaha untuk melepaskan tangannya yang terkurung oleh pelukan Zean.

"Lepasin" sentak Athena sambil memberontak.

"Gak akan" tolak Zean tanpa menatap Athena dan membenamkan wajahnya di bahu gadis itu.

"Lepasin atau gue bakal teriak sekarang" ancam Athena. Zean tersenyum remeh mendengarnya.

"Silahkan" ujar Zean yang kini menatap remeh Athena. Baru saja gadis itu hendak akan berteriak, Zean langsung berdiri sambil menggendong gadis itu dan sedikit membanting tubuh Athena ke tanah.

Tanpa banyak bicara, Zean langsung duduk diatas perut gadis itu dan mengunci tangan tersebut dan menyatukannya diatas kepala. Gerakan tersebut terlalu cepat sehingga untuk sekedar memberontak saja saat ini Athena tak bisa.

Leo & AthenaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora