5. Kecupan?

102 75 15
                                    

Hai...
Happy reading 🍒

•••

Marvendo menyapa Fira, setelah itu ia menghampirinya dengan perasaan senang.

"Kenapa kamu jalannya kayak gitu? keseleo apa gimana, kalo gitu tunggu sebentar di sini biar aku bawa motor dulu di parkiran di sana." ucapnya.

Fira mengangguk ia terpaksa menahan ke gengsi nya kepada Marvendo karena ia sedikit memiliki perasaan terhadapnya.

"Biarin lah, gue gak terlalu suka sama si Marvendo jadi buat apa malu? lagian dia temen gue." gumamnya sambil menunggu Marvendo.

Akhirnya Marvendo datang dengan motor gedenya, Fira meringis kala ia melihat motor Marvendo yang agak tinggi membuatnya kesusahan untuk naik.

"Gue gak bisa naik Ven."

"Pasti bisa, coba kaki kamu yang kanan naik ke sini." perintahnya.

Fira berusaha mencoba dan akhirnya ia bisa meskipun sakit karena lutut nya yang terluka terkena badan motor.

Bukanya Fira lebay gara-gara tidak bisa naik motor, tapi memang kenyataannya Fira gak bisa naik motor yang menurutnya tinggi dan pada dasarnya Fira agak pendek.

"Nih pake helm nya." ucap Marvendo sambil menyodorkan helm kepada Fira.

Fira menerimanya lalu ia memakainya. "udah belum?" tanya Marvendo.

"Udah, cepetan jalan gue pengen cepet pulang." omelnya, tanpa basa basi Marvendo langsung menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan rata-rata.

Saat di perjalanan Fira tak nyaman karena ia takut jatuh sedangkan ia tak berpegangan sama sekali.

"Lo gak masuk sekolah tadi." ucap Marvendo.

"Iya, gara-gara lo."

"Emang salah gue apa? sampe lo gak sekolah."

Fira malas untuk membahas kejadian itu lagi, jadi ia tak menjawab pertanyaan Marvendo. sedangkan Marvendo sedang menunggu jawaban Fira yang tak kunjung menjawabnya membuat Marvendo gemes.

Hal yang tak terduga terjadi, Marvendo menancapkan gasnya sekaligus membuat Fira terkejut dan hampir terpental ke belakang, untungnya ia langsung memeluk ke pinggang Marvendo.

Sedangkan sang pelaku hanya tersenyum sumringah karena itu tujuannya untuk bisa di peluk oleh Fira, Fira belum melepaskan pelukannya karena ia sangat takut.

"Anjir, dasar ya bocah nyari kesempatan dalam kesempitan." omelnya, dengan kasar Fira melepaskan pelukannya.

"Makanya kalo orang nanya jawab, malah bengong aja."

"Apaan sih gak jelas banget, pokoknya gue gak mau di bonceng sama lo lagi." ancam Fira, seketika Marvendo terdiam.

Fira bernapas lega, karena Marvendo diam tidak seperti tadi banyak nanya meskipun ia sedang menyetir tapi tak takut jika mengobrol sambil mengendarai itu bisa mengurangi konsentrasi, Fira takutnya teman satu ini melakukan hal yang enggak-enggak.

...

"Ihh, abang bisa diem gak sih?" ucap Saputri.

Enemy Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang