Rayna pikir jatuh cinta dengan salah satu anggota Ekskul basket hanya terjadi di dalam drama yang selalu ditontonnya. Namun, hari ini, ia jelas mengalaminya.
Beruntung bukan kapten basket, jika iya, Rayna benar-benar harus mengirimkan kisahnya kepada TVN yang mungkin tertarik dengan kisah romansa picisannya.
Hari ini, Rayna sedang menunggu temannya, Aliya, yang sedang melaksanakan kegiatan Ekskul PMR. Selagi mengusir rasa bosan, Rayna sengaja menonton para anggota Ekskul basket yang sedang pemanasan.
Semuanya baik-baik saja ketika perhatian Rayna jatuh pada lelaki jangkung yang sama sekali belum pernah Rayna lihat- mungkin faktor jurusan dan kelas mobile yang selalu berubah setiap harinya.
Proporsi tubuhnya bagus, sangat ideal dan orang yang tau jika lelaki itu adalah anggota basket, mungkin tidak heran. Parasnya? Ah, itu adalah alasan utama mengapa Rayna menaruh perhatian padanya.
30 menit lamanya, Rayna terus memerhatikan lelaki itu, hingga tidak sadar Aliya sudah duduk di sampingnya sambil menghela nafas lelah.
"Capek, Al?"
Aliya mengangguk mantap, "banget! Gila, sih. Capek mental gue kayaknya kalo masuk ekskul terus."
"Rate?"
"Bintang 1," Aliya membalikkan jempolnya, "sangat tidak ramah."
Rayna terkekeh, yah, nggak heran, ekskul PMR terdapat senior galak yang sangat terkenal sampai satu angkatannya tau dan sangat menghindarinya. Makanya ia heran mengapa Aliya mau masuk kesana meskipun sudah ia peringatkan.
"Habis ini lo langsung balik?" Aliya mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu diluar pagar, "sopir lo belum dateng."
"Iya, nih, tumbenan si bapak belum dateng, ganti supir entar marah." Dumel Rayna.
Aliya tergelak.
Supir Rayna bukan sembarang supir. Lebih tepatnya pak Sunarto, supir angkot langganan Rayna yang selalu datang tepat setelah gerbang dibuka.
Angkot pak Sunarto ini juga bukan sembarang angkot. Menurut survei Rayna, angkot pak Sunarto ini paling bagus, kursinya paling nyaman, paling luas, paling murah, paling kalem kalo berkendara. Udahlah, ratenya bintang 5 kalo ada aplikasinya.
"Entar ganti supir, kaget lo sama angkotnya."
"Iya weh! Males banget sama angkot lain, udah dempet-dempetan, bau kelek," Rayna mendengus, "mending sama si bapak."
Aliya hanya mengangguk. Sejarahnya dia seumur hidup nggak pernah naik angkot, mana relate sama penderitaannya Rayna. Paling juga taunya dari Rayna, udah.
"Yaudah, gue pesen kalo supir lo udah dateng." Ucapnya mengalah.
Rayna tersenyum haru, "emang gak salah gue temenan sama lo, Al."
Percakapan keduanya berhenti. Kini fokus dengan kegiatannya masing-masing. Aliya yang bermain ponsel, sedang Rayna kembali mengamati lelaki jangkung tadi yang sudah berkumpul melingkar bersama anggota lainnya.
Rayna sesekali membuang muka ketika beberapa anggota basket sepertinya menyadari arah pandangnya. Bahkan sudah 2 kali, lelaki yang sedang ia perhatikan menoleh ke belakang. Rayna merutuki beberapa anggotanya yang cepu sekali memberitahukannya pada lelaki itu.
Kembali memerhatikan, Aliya menyenggol lengan Rayna, "tuh, udah dateng." Ucapnya sambil beranjak.
Rayna pun mengedarkan pandangannya lalu mengangkat tangannya tinggi ketika pak Sunarto mengedarkan pandangannya untuk mencarinya.
Bukannya geer, namun yang selalu naik angkot pak Sunarto itu hanya Rayna. Iya lah, kebanyakan anak Sekolahnya lebih memilih membawa motor sendiri ketimbang naik angkot.
Rayna menyempatkan diri untuk berbalik ke belakang, yang sialnya bertepatan dengan lelaki jangkung itu yang rupanya juga sedang menatap ke arahnya.
"Shit." Umpat Rayna lalu dengan cepat kembali menghadap depan, menyesali perbuatannya barusan.
Kakinya pun melangkah cepat untuk mengejar Aliya yang sudah berjalan meninggalkannya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Into You
FanfictionFirst love always sweet like sugar and sour like reality. Started in 23.03.2023 Short story ©Alnajoa