#09-Something Weird

16 7 0
                                    

Bel masuk berkumandang, namun nampaknya keempat remaja di dalam UKS itu sama sekali tidak berniat untuk pergi.

Karena mengobati memang bukan keahlian Rayna, jadi gadis itu dengan senang hati memanggil Aliya untuk membantunya. Tapi semua sia-sia ketika kenyataan menyuruh untuk Rayna terpaksa melakukan semuanya karena Aliya remidi di tempat.

Ada beberapa pengobatannya yang ternyata salah tetapi tidak berakibat fatal juga. Paling juga salah nutupin kasanya, udah.

Karena sekarang jam pelajaran Sejarah, dan Rayna paling benci dengan pelajaran itu, maka ia dengan senang hati membolos lebih lama. Begitu pun Aliya, apa sih yang cewe itu nggak lakukan demi bareng Rayna seharian?

Dia kapok ulangan harian tanpa Rayna. Nggak ada yang bantuin remidi bareng soalnya.

Sedangkan Kenji dan Zidan sepertinya memang berniat untuk membolos seharian. Bahkan keduanya bilang harusnya mereka nggak masuk hari ini, apa daya lawannya baru berhenti ngejar pas mereka manjat dinding Sekolah.

Keempat remaja itu sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Zidan dengan gamenya, Aliya dengan tiktoknya, Kenji dengan lamunannya, dan Rayna dengan kompresnya.

Tidak ada satu pun yang mau gantian dengan Rayna untuk memegang kompres, membuatnya mau tidak mau harus setia di samping Kenji untuk menahan kompres agar tidak jatuh.

"Na, Na, liat."

Atensi Rayna teralih ketika Aliya menunjukkan ponselnya yang sedang memperlihatkan video seorang laki-laki yang lagi ngedance.

"Haechan?"

"Yakan? Mirip, kan? Gue kira tadi Haechan bikin akun tiktok."

"Haechan kembarannya banyak banget yang udah ke spill."

Aliya mengangguk, "kurang 3, lo temuin bisa masuk surga tuh, Na."

"Gabut bener!"

"Kalo gabut masuk surga mah mau aja gue."

Rayna menggelengkan kepalanya, Aliya yang melihat hal itu mengernyitkan dahinya.

"Kok lo kalem, sih?" Tanya Aliya heran, "efek dateng bulan apa gimana? Tapi harusnya PMS, kan. Tumbenan lu kalem."

Rayna diam, tidak menggubris pertanyaan Aliya. Dalam hati mengumpat karena Aliya tidak bahwa dirinya sedang jaim di depan doi.

"Lo masih sakit, Na?" Tanya Aliya sambil menempelkan punggung tangannya pada dahi Rayna.

"Nggak!"

"Kok kalem?"

Rayna memutar bola matanya malas, "ya kenapa, sih, emang lo miskin kalo gue kalem?"

"Ya soalnya kalo lo kalem itu antara belum makan, habis begadang, sama jaim di depan gebetan," jelas Aliya, "sedangkan elo nggak ada tanda-tanda begadang, makan juga udah gue beliin tadi, ada gebetan juga gak mungkin."

Rayna memejamkan matanya.

Sedang ketiga remaja yang diam itu perlahan mulai ngeh otaknya dengan ucapan Aliya dan gerak-gerik Rayna.

"Na ..."

"Nggak!" Bantah Rayna dengan cepat.

"Lo suka sama gue?"

Mata Rayna membelalak, "emang gue lesbi??"

"Ya terus siapa doi lo?"

Mendengar hal itu justru membuat Zidan sedikit tidak terima, "ekhem, mohon maaf, gue sama temen gue kayaknya mendadak invisible gitu, ya."

"Lo bukan tipe ideal Rayna soalnya." Jawab Aliya entang.

Sebelum Aliya berbicara panjang lebar dan mulai membuka rahasianya satu-satu. Maka dengan cepat Rayna menarik tangan Kenji lalu ia letakkan di atas kompres yang ada di lengan lelaki itu.

"Maaf, ya, gue kayaknya mau balik, soalnya habis ini ada urusan sama sahabat gue, nice day, kalian berdua!"

"Hah? Iya."

Keduanya menatap kedua gadis yang sedang berdebat sambil berjalan keluar.

Zidan menoleh ke arah Kenji, "Paham gak?"

"Terlalu paham."

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang