Chapter 2 : Who Am I?

311 37 0
                                    

  Arga duduk disebuah tempat yang ia tidak kenali. Kini dia berada dibawah pohon, dihadapannya adalah halaman dengan hamparan bunga yang begitu luas, dan sebuah gubuk kecil di area tersebut yang mengeluarkan asap dari memasak.

  Tangannya memegang sebuah novel, dan didekatnya terdapat dua sampai tiga tumpukkan novel. Ditengah - tengah hamparan bunga tersebut ada Ayunda dan Nathan yang sedang berjalan sambil tertawa riang disana, mereka melemparkan lelucon satu sama lain dan Nathan yang sambil memotret sang adik.

  Arga yang melihat itupun tersenyum senang, melihat orang yang berharga didepan matanya bahagia. Tidak lama kemudian, dari gubuk itu keluarlah sang ibu yang memanggil mereka semua untuk ke gubuk dan makan.

"Arga! Ayunda! Nathan! Ayo makan dulu! Ibu udah masak rendang sama bikin es jeruk!"

"Iya!" Mereka semua menjawab dengan kompak.

  Disaat Arga akan berjalan kearah gubuk, tiba - tiba mereka bertiga berhenti di jalur mereka , membuat Arga bingung, cukup lama ia melihat mereka bertiga.

  Dia yang sedang menatap ketiga orang itupun tiba tiba merasakan sensasi basah dibawah kakinya, sontak ia melihat kebawah, ada genangan air yang tiba - tiba mengelilingi kakinya, Arga dibuat bergidik ngeri disaat dia mengenali bau garam yang menyeruak di indra penciumannya seperti,

air laut ???

  Arga merinding hebat, dia mengikuti sumber dari genangan air tersebut yang membuatnya berbalik kearah belakang dan melihat sebuah kapal yang miring keaerah samping, kapal yang persis seperti yang ia tumpangi untuk study tour.

  Nafasnya memburu, wajahnya menjadi pucat pasi, tubuhnya terasa lemas dan bergetar hebat. Mengapa kapal itu berada disini lagi?

"Arga"

  Arga terkesiap saat namanya dipanggil. Dia yang teringat akan keberadaan keluarga dan sahabatnya di tempat itupun perlahan menoleh kebelakang. Mereka yang tadinya membelakangi Arga, kini semuanya menghadap kearahnya, melihat Arga dengan tatapan kosong.

  Arga yang melihat itupun bergidik ngeri dan memejamkan matanya dengan sigap. Dari arah belakangnya tiba - tiba terdengar suara deru ombak yang sangat deras ingin menuju kearahnya, Arga menoleh dengan cepat dan melihat sebuah ombak laut yang tingginya seperti tsunami, menerpa dirinya, Arga pun terseret ombak tersebut dan berteriak keras.

"Gaaaaaaaahhhhh!!!"

  Arga pun terlonjak dan terbangun dari posisi tidurnya. Penglihatannya masih samar - samar kabur, pelan - pelan ia menyesuaikan penghilatannya agar lebih jelas. Jantungnya masih berdetak tidak karuan.

  'cuma mimpi ya?' ujarnya sambil menyesuaikan deru nafasnya, ia mengusap keringat dari wajahnya.
Arga yang perlahan - lahan sadar pun akhirnya merasa heran sendiri.
'Tunggu? Mimpi gua bilang?, Study tour itu bukan mimpi woy!' ujarnya meyakinkan dirinya sendiri.

  Kemudian ia melihat sekelilingnya, kamar yang luas itu terlihat asing dan tidak seperti kamar miliknya, interiornya lebih seperti kamar perempuan. Arga berpikir lagi sambil mengerutkan ekspresinya.

Kamar perempuan???!!!

  Arga bersikap waspada, bagaimana bisa dia berada dikamar perempuan? Pikirannya menjadi tidak tenang, Arga meneguk ludahnya kasar. Rasa pening yang mendadak menyerang dan membuatnya harus duduk diatas kasur.

  Dia melihat sekeliling lagi secara perlahan sambil memegang kepalanya dan mendapati sebuah pintu kamar mandi, dia yang tak tahu harus berbuat apa kemudian berjalan kesana. Kamar mandi itu cukup luas, furniturnya terbilang lengkap, seperti adanya shower dan bathub, dan juga wastafel dan cermin yang besar.

  Tanpa melihat kearah cermin terlebih dahulu ia menyalakan keran dan membasuh wajahnya beberapa kali, dan kemudian mengusapnya. Arga ingin melihat kearah cermin untuk melihat wajahnya yang dibasuh dengan air.

  Matanya yang perlahan melihat kearah cermin itupun membulat dengan sempurna, bibir dan lidahnya kelu, kelopak matanya berkedut beberapa kali.

  Arga berusaha sekuat tenaga agar tidak berteriak ditempat itu dan membuat kegaduhan dengan membekap mulutnya sendiri, dia terduduk dilantai kamar mandi tersebut.

  'Kenapa??!! Kenapa gua gak ngeliat pantulan bayangan gua sendiri?? Kenapa malah ada bayangan cewek disitu??!!'.

  Wajahnya terlihat panik, dia mencengkram rambutnya gusar.
Arga berseru didalam hati. Dia memekik tertahan, jantungnya berdetak dengan cepat.

  Dia memastikan sekali lagi dengan melihat pantulan cerminnya sendiri. Dan benar saja, pantulan itu sama seperti yang ia lihat semenit yang lalu, ia memperhatikan wajah itu lagi secara seksama.

  'I-Ini badan siapa anjir?? Gua jadi siapa??!!' Apakah dia bereinkarnasi? Arga masih mencoba untuk mencerna situasi yang dia hadapi saat ini. Dia menatap kearah cermin dan menyentuh wajahnya sendiri cukup lama. Tiba - tiba terpikir saja olehnya, sontak ia beranikan dirinya untuk menunduk kearah bawah tubuhnya sendiri.

Sebuah dada.

Dia memiliki dada.

Argara Sanjaya. memiliki. dada. Perempuan.

  Dia terkejut bukan main dan mengalihkan tatapannya kearah lain dengan cepat, sensasi panas tiba - tiba merayap dari lehernya ke telinganya, tanpa melihat cermin dia tahu, wajahnya sedang memerah.

  'Kalau gua ada di badan cewek...artinya'. Darah yang menumpuk di area wajahnya mendadak hilang, tergantikan menjadi wajah yang pucat.

Diluar dugaan Arga meraih selangkangannya sendiri dan.....

Ting....

"Batang gua...gak ada dong, batang......mana" gumamnya pelan pada dirinya sendiri.

  Arga tersungkur menjatuhkan kedua lututnya, salah satu telapak tangannya menopang tubuhnya dilantai, dan satu tangannya lagi masih memegang selangkangannya. Arga mencicit dengan ekspresi yang terlihat sangat aneh diwajahnya, dia tidak percaya bahwa dia akan kehilangan kejantanannya dibawah sana.

  Lelaki ( yang sudah berubah menjadi gadis itu ) berjalan gontai dari dalam kamar mandi, dia menduduki dirinya di bangku belajar yang ada disebelah kasurnya dengan lemas. Ia melirik kearah jam, pukul 5.30.

  Arga yang pasalnya penasaran terhadap siapa tubuh gadis yang ia tempati pada saat ini, mencoba untuk melihat buku tulis pelajaran milik si gadis untuk mengetahui identitasnya lebih lanjut, tentu saja orang ini menulis namanya disana, pikirnya.

  Dia mengambil salah satu buku tulis milik orang ini, melihat namanya disana. Di detik itu juga jantungnya mencelos, cukup lama dia menatap buku tersebut. tangannya yang ia letakkan diatas meja pun tanpa Arga sadari menggaruk permukaan dari meja tersebut.

  Dia kenal persis dengan nama tersebut, nama yang menjadi salah satu dari biang masalah utama dari sang protagonis, Bintang, di cerita novel 'Impossible Love'. Arga yang tidak sanggup menahan rasa sesak di dadanya pun berteriak

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!" Secara feminin

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

"Non! Jangan teriak - teriak atuh non, masih pagi! Kasian pak Tarno, yang nyiram tanaman malah nyiram mukanya sendiri non! Nyonya juga bisa kebangun atuh!"

Arga tidak habis pikir dan terus menerus merutuki nasib sial bertubi - tubi yang harus dia terima.

1.) Mati tenggelam di laut disaat kegiatan study tour.

2.) Masuk kedalam tubuh perempuan dan harus kehilangan......

Dan fakta paling buruk yang harus ia terima di detik itu juga ialah

Nama : Bianca Violetta Anwar
Kelas : 11 IPA 3
Mata Pelajaran : Matematika

3.) Arga masuk kedalam tubuh sang antagonis. ANTAGONIS DARI NOVEL "IMPOSSIBLE LOVE"

'Seseorang...tolong...bunuh gua, gak papa sumpah bunuh gua, plissss'-

"BUNUH GUAAAAAAAAAAAA!!!!!!"

Vomment dan share :)

The Male Lead Role Is Mine! (MilkLove AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang