Chapter 3 : Hello, Bianca

406 44 9
                                    

Arga sedari tadi hanya melamun di meja makan, dia tidak berkutik sedikitpun. Bahkan asap makanan dari piring - piring  yang menerpa wajahnya, tidak membuatnya terusik sedikitpun untuk mengambil makanan tersebut. Dia masih shock, mencoba mencerna apa yang terjadi padanya hari ini. Arga yakin beberapa saat yang lalu dia sedang mengikuti malam pembukaan untuk acara study tour, yang seharusnya berjalan dengan baik. Acara itu selesai dan dia juga bisa makan dan tidur pada malam itu juga. Tiba - tiba saja kapal yang mereka tumpangi mengalami kebocoran dan diterjang ombak, yang membuatnya harus meregang nyawa. Jika itu memang ajalnya, baiklah jika dia harus meninggal karena hal itu pula. Jangankan langsung menuju alam baka, dirinya malah bertemu dengan protagonis dari novel romantis yang dia baca, memintanya untuk mengubah skenario dari novel tersebut. Masih mending jika dia masuk kedalam tubuh sang Male Lead, mengapa dia malah masuk kedalam tubuh antagonis?. Apa yang antagonis ini bisa lakukan?. Arga mengusap wajahnya gusar, wajahnya mengernyit tidak tahan. Mengapa dia harus melalui semua ini?. Tanpa Arga sadari Ibunya, lebih tepatnya ibunya Bianca, sedang menatap dirinya keheranan sejak tadi.

"Bianca, kenapa nggak makan? Nanti kamu sakit loh nak, kamu lagi ada masalah ya?" ujar sang ibu dengan nada khawatir. Arga yang mendengar itu sontak terlonjak dari pikirannya sendiri.
'Tingkah gua terlalu mencolok ya?' batinnya. Arga ingin membalasnya, tapi sempat berpikir,

'Si Bianca manggil mamanya apa ya? Ntar kalo gua manggilnya pake sebutan lain malah tambah kaget ibunya Bianca'.

Matanya melihat kearah bawah, bergerak ke kiri dan ke kanan, kemudian dia mengingat - ingat salah satu adegan didalam novel, dan sekelebat memori masuk kedalam ingatannya,

Dan yang jelas, itu bukan memori miliknya

"Momsky! Aku mau cabut dulu ya sama Clair ama Sabrina!"

"Momsky mau kemana?"

"Momsky, hari ini kakak pulang ya?"

"Momsky! Nitip beliin Point Coffee dong!"

"Momsky!"

"Momsky!"

"Momsky-

"Ng-Nggak kok Momsky, tadi pagi...aku kebangun oleh mimpi buruk aja" Jawab Arga dengan cepat dan terbata - bata, ia menundukkan kepalanya malu dan mengusap belakang kepalanya.

"Oh iya? Serem banget ya tadi? Syukurlah kalau kamu nggak apa - apa" ujar ibunya sembari tersenyum lembut.

"Udah...lebih baik kamu makan aja yuk, nanti kamu telat ke sekolah loh Bi" peringati ibu dengan lembut, sembari mengambil nasi dan lauk untuk "anak"nya. Arga yang melihat itu, hatinya menghangat dan melihat "Ibu"nya ini dengan tatapan sendu. Dia sungguh merindukan ibu dan adiknya.

'Mereka udah denger gak ya kalo gua  tenggelam?, Gua harap ibu sama Ayunda bisa tabah merelakan kepergian-'

Tanpa Arga sadari, bulir air mata menetes dari mata kirinya, dia berusaha menghapus air mata itu tetapi sekarang malah turun dari kedua sisi. Ibunya yang melihat itupun terkejut dan langsung menghampiri dan mendekap anaknya itu dipelukannya

Satu kata, hangat.

"Shhhhhhhhh.....udah - udah, nggak papa, mimpinya serem ya?" Tanya sang ibu dengan nada khawatir
"Hu-uh" Arga menjawab sambil membalas pelukan sang ibu, membenamkan wajahnya dipelukan itu.

Dia berbohong, dia hanya merindukan keluarga aslinya.

-

Pukul 07.00, Arga termangu di bangkunya, setengah jam lagi kelas masuk, dia masih kepikiran dengan kejadian pagi ini.

'Kenapa coba pake acara nangis - nangis segala' batinnya sambil mengernyitkan dahi.

Kemudian dia mengeluarkan buku pelajarannya dari dalam tasnya. Lantas ia terkejut.

The Male Lead Role Is Mine! (MilkLove AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang