B

365 37 0
                                    

"Wah,siapa nih yang datang?" sapa teman-teman Seungmin yang lain.

"Hai." sapa Seungmin canggung.

"Biasa aja lah min,kayak sama siapa aja." ucap yang lainnya.

"Kamu pasti kurang nyaman?" bisik Lino.

"Sedikit." jawab Seungmin

"Yuk ikut aku kesana." tunjuk Lino ke tempat yang tidak begitu bising.

Seungmin pun menurut.

"Disini sudah tidak terlalu bising kan?" tanya Lino.

"Iya." jawab Seungmin singkat.

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu."

"Iya,dari semenjak aku lulus SD sampai mau wisuda."

"Wah selama itu ternyata."

"Eh tapi saat SMP bukannya kita pernah satu sekolah?" tanya Seungmin mencoba mengingat-ingat.

"Kelas 2 aku pindah ke SMP mu,tapi kau berubah."

"Berubah?" tanya Seungmin.

"Apa kau tidak ingat?"

Seungmin hanya menggeleng.

"Saat itu kau tidak mengenaliku." ucap Lino.

"Bukannya kamu yang enggan menyapaku?" tanya Seungmin ragu.

"Wah ternyata saat itu kita salah paham." ucap Lino sambil tertawa menertawakan kebodohannya.

"Ngomong-ngomong boleh tuker nomer hp nggak sih?" tanya Seungmin memberanikan diri.

"Tentu saja." jawab Lino sambil menyodorkan hp nya.

Tanpa terasa pertemuan mereka sudah harus di akhiri.

Lino pun berpamitan dan meminta Seungmin untuk mengangkat telponnya nanti.






Beberapa minggu kemudian....

"Hai." sapa Lino yang nggak sengaja bertemu Seungmin di sebuah minimarket.

"Eh,sedang belanja?"

"Kebetulan sih mau beli kopi. Ngantuk soalnya habis perjalanan jauh." ucap Lino jujur.

"Kalau gitu aku duluan ya." pamit Seungmin.

"Tunggu,duduk dulu yuk di depan! kita ngobrol bentar kalau kamu nggak repot sih." ajak Lino.

"Boleh." balas Seungmin sambil berjalan keluar minimarket.

"Kok aku telpon nggak pernah kamu angkat?" tanya Lino saat keduanya sedang duduk berhadapan.

"Bukan nggak pernah ku angkat,hanya aku ragu untuk menerima telponmu." jawab Seungmin jujur.

"Kenapa?"

"Aku malu dengan diriku sendiri,aku tidak mempunyai keberanian sebesar itu."

"Kamu masih tetap aneh seperti dulu." jawab Lino santai.

"Ngomong-ngomong kamu sedang apa di sini? Jauh banget." tanya Seungmin.

"Aku? Kebetulan aja sih lewat."

"Sibuk apa sekarang?"

"Aku hanya menjalankan bisnis keluarga."

"Wah,kamu udah lulus kuliah atau kuliah sambil kerja?" tanya Seungmin agar percakapan mereka tidak berhenti sampai di sana.

"Udah lulus kok tahun kemarin,kamu gimana?"

"Aku masih tahun ini wisuda."

"Kamu cuti? Atau skripsinya?"

"Aku cuti." jawab Seungmin singkat sebelum Lino bertanya lebih lagi.

"Ngomong-ngomong sudah lama banget ya kita nggak ketemu,terakhir ketemu saat SMP." ucap Lino sambil menerawang masa lalu.

"Selama itukah?" tanya Seungmin.

"Iya,lama banget kan.

Seungmin hanya mengangguk sambil menyeruput jus yang ia beli di minimarket tadi.

"Seminggu lagi ada konser,mau nonton?" ajak Lino tiba-tiba.

"Gimana ya?"

"Aku ijinkan nanti,ngomong-ngomong gimana kabar keluargamu?"

"Mereka baik. Kalau keluargamu?"

"Selalu baik." jawab Lino dengan senyuman yang sangat manis.

"Pertemuan kita seperti takdir ya? Tak terduga." ucap Seungmin lirih.

"Mungkin aku yang akan menjadi takdir itu." balas Lino sangat pelan.

"Hah?kamu bilang apa?" tanya Seungmin.

"Nggak ada kok,hanya kebetulan yang sangat indah bisa membuat kita bertemu tanpa sengaja kayak gini."

"Kamu percaya takdir?" tanya Seungmin.

"Sedikit sih,tapi untuk kali ini aku percaya." ucap Lino mantap sambil menatap ke arah jalan.

"Nggak terasa kita udah lama ngobrolnya,takutnya aku ganggu waktu kamu." ucap Seungmin nggak enak hati.

"Terasa sebentar banget ya,ya udah aku jalan dulu. Nanti aku telpon di angkat ya?" pamit Lino.

Seungmin hanya mengangguk sambil menatap kepergian Lino dari pandangannya.

fifteen days [ 2MIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang