Fiella berjalan menuju perpustakan.Namun,Fano masih terus saja mengikuti arah langkah Fiella.Fiella menatap bingung dengan perlakuan dari Fano yang berubah menempel seperti perekat atau sering di sebut dengan lem.Fiella mengeratkan jaketnya yang oversize itu saat menuju ke ruang perpustakaan.Beruntungnya,seragam di sekolahnya berlengan panjang sehingga tidak semua orang tahu dengan lukanya ,kecuali yang berdempet dengan dirinya sekarang Fano.
"Kenapa masih mengikuti diriku ?"tanya Fiella bingung.
Fano terdiam .Entah mengapa nalurinya ingin sekali mengetahui tentang gadis yang ada di sampingnya ini.Rasa benci terhadap seorang wanita perlahan seolah mencair meskipun tidak banyak.Seolah membuka hatinya untuk belajar berdamai dengan hal tersebut.Ia menatap Fiella perlahan.
Fiella dengan segera memasuki ruangan yang di penuhi oleh buku buku itu.Ia sangat menyukai ruangan ini.Menenangkan bagi siapapun yang ada di dalamnya.Suara lagu klasik di putar oleh penjaga perpustakaan.Fiella tersenyum memberi salam sang penjaga perpus ,begitu pula Fano yang mengikuti langkah Fiella.
Fiella menuju rak bertuliskan sastra.Ia dengan segera mengambil buku itu.Sayangnya,Fano juga ikut mengambil buku itu.Fiella menautkan alisnya bingung.Tatapan mata sembab masih ada di wajah Fiella sebenarnya.Namun ,dia berusaha untuk menutupi wajah sayunya.
"Ambil saja."ucap Fiella
"Tidak ,buat dirimu saja."ucap Fano lembut.
Mereka pun duduk di meja favorit Fiella.Di dekat pojok ruangan yang berbatasan dengan jendela.Agar dapat melihat suasana keindahan dari luar.Tampak aneh bagi Fano di dalam ruangan yang berisi dengan buku.Pasalnya,ia sangat jarang di perpustakaan.Saat ia berada di Belgia,ia lebih memilih untuk segera pulang cepat daripada sering berada di sekolahnya.Fano menatap Fiella yang sedang membaca buku.
"Ada apa denganmu ?"tanya Fano tanpa sadar membuat Fiella yang sedang membaca pun kebingungan.
"Apa maksudmu,Fan ?"tanya Fiella.
"Kenapa kamu tidak membela dirimu ketika dikatakan anak haram?"tanya Fano membuat Fiella tersenyum dan Fano semakin bingung.
"Jika aku membela diriku,maka diriku akan semakin terlihat seperti anak haram.Terkadang,tidak semua hal harus dijelaskan dengan kata kata."ucap Fiella membuat Fano terpana.
Fano tidak menyangka dengan sebuah kata kata yang tengah diutarakan oleh Fiella.Di usia yang cukup belia seperti dirinya sudah merasakan rasa sakit.Sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama dengan Fiella.Namun,Fiella berjuang sendirian sedangkan dirinya masih ada gelimangan harta dari ayahnya.
"Aku memang anak haram."lirih Fiella membuat Fano terkejut.
"Aku dilahirkan tanpa ayah dan ibuku yang telah pergi entah kemana.Aku tak sesempurna orang orang yang memiliki keluarga cemara.Sama seperti dirimu."
Deg
Jantung Fano seolah berhenti sejenak.Bagaimana mungkin ada orang tua yang menelantarkan anaknya?Berjuta pertanyaaan memenuhi kepalanya.Fiella menunduk.Tanpa sadar,darah menetes dari hidungnya membuat Fano terkejut.
"Kamu kenapa ?"pertanyaan Fano membuat Fiella terkejut.
"Aku tidak apa apa."ucap Fiella yang membersihkan darah itu menggunakan saputangan.
Fano dengan cekatan memberikan tisu yang ada di meja penjaga perpustakaan.Fano benar benar syok melihat hal seperti itu di depan mata kepalanya sendiri.Bibir Fiella terlihat agak pucat dan tatapannya menjadi sayu.Fano khawatir dengan Fiella .
"Kita ke rumah sakit saja?"tanya Fano justru di balas senyum oleh Fiella.
"Tidak perlu."jawab Fiella.
Bel masuk pun berdering.Tatapan mata menatap ke arah Fano dan Fiella.Bagaikan beauty and the beast,fikir mereka.Dengan penampilan yang layaknya langit dan bumi.Seorang Fano dengan gaya cool nya bersanding dengan Fiella yang dengan penampilan culunnya.
Fano tetap menggenggam erat tangan Fiella yang agak dingin .Mungkin akibat dari berada di ruangan ber AC itu.Fiella masih dengan wajahnya yang tertunduk akibat rasa takut ketika menatap orang yang ada di sekelilingnya.Fano mengalungkan headphone yang biasa ia bawa ke telinga Fiella agar Fiella tidak merasa risih dengan bisikan bisikan yang di lakukan oleh teman teman yang ada di sekitarnya.
Pelajaran dimulai kembali.Seluruh siswa di kelas tersebut mengeluarkan buku mereka masing masing.Sama halnya yang dilakukan oleh Fano dan Fiella yang juga mengeluarkan buku catatan mereka masing masing.Selang beberapa menit Fano melirik ke arah Fiella yang menunduk.Di lihatnya Fiella yang tengah mewadahi cairan kental berwarna merah dari hidungnya itu.
"Kamu kenapa Fiella?"tanya Fano khawatir membuat semua mata tertuju kepada Fano dan Fiella.
"Aku tidak apa apa."ucap Fiella lirih lalu semua yang di lihat Fiella pun gelap.
Guru pun membopong Fiella menuju ke ruang kesehatan.Akan tetapi,Fano bersikeras untuk membawa Fiella ke rumah sakit.Benar saja,Fiella langsung di bawa ke rumah sakit menggunakan mobil Fano yang dikendarai oleh supir.
Sesampainya di rumah sakit,Fiella langsung di bawa ke ruangan IGD .Pintu tertutup rapat.Fano merapalkan doa kepada sang pencipta agar Fiella tidak kenapa kenapa.Selang beberapa menit kemudian ruangan IGD pun terbuka.Sang dokter mencari seseorang Fano pun berjalan menuju ke sang dokter tersebut.
"Bagaimana kondisi teman saya,dok?"tanya Fano khawatir.
"Kondisi teman kamu sangat lemah dan berdasarkan pemeriksaan dia mengidap..."ucap sang dokter menggantung.
"Sakit apa ,dok?"tanya Fano lagi.
"Leukimia stadium awal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Luka Fiella
Novela JuvenilFiella Aprilla seorang gadis taurus yang hidup sendiri bersama sang nenek.Kedua orang tuanya yang pergi entah tak tahu rimbanya ,teman temannya yang selalu menjauhinya entah karena apa.Sang Nenek yang acuh tak acuh dengan dirinya terkadang membuat d...