Fiella terbangun meringkuk di pojok kamar.Ia baru menyadari jika ia tertidur meringkuk menahan rasa takutnya kepada neneknya.Tubuhnya yang kemarin baru saja kembali dari rumah sakit harus terasa remuk redam akibat ulahnya sendiri.Fiella memandangi ruangan yang mulai terang.Cahaya matahari yang masuk dari sela sela jendelanya.
Ia membuka jendela itu dengan perlahan lalu segera membersihkan ruangan rumahnya sebelum berangkat.Tak peduli apa yang terjadi di waktu waktu sebelumnya .Tak peduli dengan penyakit yang tengah menggerogoti dirinya.Menurutnya,yang terpenting hingga saat ini adalah kebahagian orang orang yang ada di sekitarnya.
Memasak sayur kesukaan sang nenek ,dan menyiapkan segala hal untuk orang lain.Fiella sangat sering menyamakan dirinya sebagai seorang pelayan.Bagai buruh yang tak dibayar.Kata kata yang paling sering Fiella lontarkan kepada dirinya sebagai rasa sakitnya.
Setelah menyiapkan semuanya ,ia langsung bergegas kembali untuk bersiap siap berangkat ke sekolahnya.Namun ,langkah Fiella terhenti saat sang nenek tiba tiba berada di depannya lalu menamparnya dengan tatapan datar.
"Anak murahan."
Fiella hanya tersenyum getir mendengar ucapan sang nenek yang lugas.Ia tahu jika akan ada kata kata seperti itu.Sang nenek langsung pergi begitu saja di hadapan Fiella .Fiella terus berjalan meskipun ada rasa sakit yang menusuk secara tiba tiba di hatinya.Sudah berapa kali ia mendapat kata kata sarkas seperti itu namun ia terus memilih untuk bertahan.
Ia berjalan menuju ke halte terdekat dari rumahnya untuk menunggu bus menuju ke sekolahnya.Selang beberapa menit menunggu ,tiba tiba ia dikejutkan sebuah mobil yang berhenti tepat di depannya.Itu bukan mobil milik Fano.Pengendara paruh baya itu menawarkan tumpangan kepada Fiella.Fiella masih terpaku dengan lelaki paruh baya itu yang tiba tiba saja langsung menawarkan tumpangan kepada dirinya.
"Jangan takut,saya ingin mengantarmu saja."ucap lelaki paruh baya itu sedikit menggoda.
"Om siapa ?"tanya Fiella kepada lelaki paruh baya itu.
"Kamu tidak perlu tahu saya."ucap lelaki paruh baya itu.
Fiella tidak bodoh ,ia menepis tangan lelaki paruh baya itu.Hingga membuat sedikit keributan di halte itu.Sebuah mobil pun akhirnya terhenti juga di halte tersebut yang menampilkan Herman yang tengah perjalanan menuju ke kantornya untuk mengurusi beberapa hal.
Herman membantu Fiella yang akan digeret ke dalam mobil seorang lelaki paruh baya itu.Fiella menangis terisak akibat kejadian tersebut.Herman pun menatap wajah Fiella dengan saksama mirip seperti...
"Kamu tidak apa apa ,nak?"tanya Herman lembut.
Fiella dengan tiba tiba memeluk Herman.Herman mengelus rambut coklat milik Fiella yang tengah ketakutan dengan kejadian itu.Selang beberapa menit kemudian Fiella tersadar siapa yang ia peluk langsung melepas pelukan tersebut.
"Maaf,om."ucap Fiella lirih.
"Tidak apa apa."ucap Herman tersenyum.Herman memandangi baju seragam milik Fiella yang di balut dengan jaket tebal .Dengan dasi yang bertuliskan SMA BHINEKA langsung teringat dengan sekolah anaknya.
"Kamu mau saya antar,anak saya ada yang sekolah disana juga kebetulan."ucap Herman.
Fiella hanya tertunduk lemah.Cairan kental berwarna merah mendadak keluar dari hidungnya membuat Herman terkejut dengan gadis itu.Herman pun memapah Fiella untuk masuk ke dalam mobilnya dan memberikan tisu kepada Fiella.Mobil pun melaju menuju ke arah SMA BHINEKA.
Herman mengendarai mobil itu dengan cepat hingga tanpa sadar telah mendekati bangunan sekolahnya.Fiella pun meminta untuk berhenti di halte sekolah .Sejujurnya Herman ingin mengantar Fiella di depan bangunan sekolah itu untuk mencari tahu sesuatu .Akan tetapi ,Fiella lebih ingin untuk turun di depan halte.Fiella terus mengucap terimakasih kepada lelaki itu.
Fiella langsung menuju ke ruangan kelasnya.Namun,banyak kata kata menusuk di perjalanan menuju kelasnya.Tak sedikit orang berbisik bisik tentang dirinya sambil memandang dirinya rendah.
"Kok bisa pelayan restoran sekolah di sekolah elit kayak gini ?"ucap seseorang yang satu sisi menyakiti dirinya.
Fiella tetap diam dan tidak dapat mengucapkan sepatah kata apapun .Ia tak mampu membela dirinya karena memang tak ada satupun yang bisa ia bela dalam dirinya itu.Meski tuduhan itu sudah pasti tidak mendasar ,ia tetap tersenyum samar dan menyapa mereka dengan raut yang menyenangkan.
Ia melihat Fano yang tengah duduk di sebelah bangkunya.Ia takut untuk menyapa Fano.Takut jika ia di beri kata kata kasar oleh teman temannya lagi.Fano tengah sibuk memainkan game online yang ada di handphone nya.Namun,Fano sadar jika Fiella sudah ada di samping bangkunya.
"Kamu tahu berita hari ini?"tanya Fano kepada Fiella.
"Aku tidak tahu."jawab Fiella.
Fano menunjukkan foto yang ada di grup kelas .Itu tentang dirinya bersama seorang lelaki paruh baya yang akan menarik dirinya menuju ke mobil.Tidak kalah dengan caption dari foto itu membuat air mata Fiella mengalir tanpa sadar.
"Aku tidak sehina ,itu."ucap Fiella.
"Tapi,aku tak bisa membela diriku sekalipun itu salah."ucap Fiella lirih.
"Kau butuh pengacara Fiella ?"tanya Fano.
"Aku sudah sangat merepotkan dirimu ,jadi aku lebih baik akan membersihkan namaku.Namaku akan bersih ,suatu saat nanti."jawab Fiella tersenyum samar.
"Aku hanyalah seorang pelayan biasa ,mana mungkin aku bisa membungkam kekuasaan mereka.."
Nexttt
![](https://img.wattpad.com/cover/337426969-288-k978104.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Luka Fiella
Fiksi RemajaFiella Aprilla seorang gadis taurus yang hidup sendiri bersama sang nenek.Kedua orang tuanya yang pergi entah tak tahu rimbanya ,teman temannya yang selalu menjauhinya entah karena apa.Sang Nenek yang acuh tak acuh dengan dirinya terkadang membuat d...