Friends

62 4 0
                                    

              Hari ini, pagi ini tak halnya langit tampak secerah hari kemarin. Jarum jam sudah menunjuk angka 7. Istana mulai ramai dengan hiruk pikuk suara dari para pelayan istana terkhusus dapur istana. Bau sedap tertangkap mudah hidung bila melewati dapur ini.
             Dapur seluas dua bilik hotel tampak dipadati beberapa tukang masak dan pula didapati belasan pelayan yang mondar-mandir mengantar masakan yang sudah siap ke meja makan. Meja makannya pun begitu lebar dan besar. Terdapat dua puluhan kursi berjejer rapi betul. Seluruh kursi kayu jati menghadap ke meja makan ini.

            Sedikit banyak berbeda dengan kondisi di penjara yang terletak tak jauh dari istana. Di samping istana. Tetapi, seluruh bilik penjara ada di bawah tanah. Terlebih lapangan belakang penjara yang sebagai tempat hukuman mati. Begitu luas. Dapat dipenuhi puluhan orang pula ratusan orang. Hukuman mati dijaman antah berantah ini masih dengan cara menggantungkan kepala tersangka, atau pula dengan menebas kepalanya pun juga dengan cara yang jauh modern, tembak mati.
            Hari ini, para narapidana yang menggelut di dalam bilik-bilik penjara ini akan disuruhnya bekerja membersihkan seluruh ruangan dalam istana oleh ketua sipir penjara tersebut. Seluruh dari kerjaan mereka akan terpantau betul oleh sang ketua pelayan istana, nyonya Levy. Dengan kacamata setebal buku saku sepuluh halaman bertangkai yang berwarna hitam, sudah menjadi kepastian tak akan ada yang berbuat ceroboh saat membersihkan istana megah ini.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

            Nana bekerja untuk ruang meja makan kerajaan. Seperti hal budak, ia memakai baju yang sama layaknya budak-budak di negeri persia kenakan. Sama hal layak hari kemarin-kemarin. Kemeja putih lengan panjang dengan rompi panjang sampai mata kaki. Alas kaki pun hanya sepasang sepatu sandal, tampak semisal pantofel, lainnya berbahan kain rajutan. Ia mengelapi meja makan dan membersihkan lantai. Lelah rasanya. Hanya ruang meja makan, tetapi luasnya bukan cerita baru lagi. Dia tak sendiri bekerjanya. Mereka bertiga orang.
           Namun, sekali hal Nana melewati dapur. Terlihat dua tiga orang pelayan perempuan dan dua orang juru masak lelaki. Mereka terlibat pembicaraan yang begitu memikat.

'Berita terbaru' kedengaran dari mulut salah seorang dari mereka.

"Iya, dikatakan dari nyonya Levy, ia dapati kabar bahwasan tuan Hillery akan dipercepat hari pernikahannya dengan nona Savana. Alasan yang kudapat, berita rencana perjodohan putra mahkota dan putri seorang konglomerat kaya raya ini telah hangat dibicarakan seluruh kalangan negeri ini. Bahkan, konon telah lama diketahui mereka tentang berita ini. Lagi pun, kemarin aku dan beberapa pelayan mendengar tuan muda memanggil nona muda Savana dengan panggilan 'Nana'. Panggilan sayang, agaknya. Wahhh!!! Semoga Tuhan menyertai kebahagiaan sepanjang hidup mereka", panjang lebar menjelaskan, wanita itu mengakhiri dengan do'a yang disambut amin oleh kawan yang lainnya.

             Saat terberat datang kembali. Cinta baru sekali dikecapnya. Namun, pahit seketika terasa. Kerongkongan semakin mengering dan suara merendah serak. Agak hati pun merasa hal yang sama. Pahit. Namun, dibumbui rasa pedih. 'Luka yang masih menganga belum pulanya sembuh, ditaburinya garam'. Begitu keadaan hatinya. Ia harus menerima kenyataan.
            Matanya pun tak lagi memancarkan cahaya hidup. Tak ada lagi tampak senyum merekah menyempurnakan paras manisnya. Tak lagi ada hal semacam hasrat untuk hidup. Tandus pula padang dalam hatinya. Kisah akan sebuah kasih terlihat indah namun menyakitkan. Harusnya tak begini. Kalau tak berjodoh, mengapa Tuhan mempertemukan mereka dalam kisah yang rumit ini?

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Tak kusangka, kau adalah anak kaya raya yang akan berjodoh denganku, Na..."

Begitu salam pembuka setelah 'halo' yang dilontarkan putra mahkota negeri andalucia ini. 'Pangeran Hillery'. Begitu orang mengenalinya.

"Hmmm, iya tuanku... Mungkin memang telah berjodoh. Itu rahasia Tuhan"

NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang