'Aku takut'
-krek-
Pintu sel yang ditempati seorang gadis berderik. Dibuka seorang pemuda tampan. Gadis itu menoleh. Sementara sang pemuda tersenyum dengan manisnya. Akan tetapi, itu tak mengubah sedikit pun mimik wajah dan air muka gadis itu. Masih datar, kosong dan dingin. Seperti tak ada fikiran dan kehidupan.
"Selamat pagi, nona Vyona... Apa kabarmu?"
Bermaksud memberi salam sebagai pembuka percakapan, malah tak ada sedikitpun balasan yang diterimanya. Gadis itu tetap diam menundukkan kepalanya.
"Bukankah aku pernah berjanji akan datang kemari lagi kan? Aku menepatinya bukan? Kau belum mejawab pertanyaanku"
......
......
......
"Seperti yang anda lihat, tuan muda...", jawab gadis bernama Silvyona itu tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kau terlihat selalu cantik... Apa itu berarti kau selalu dalam keadaan baik?", ujar Harry di telinga gadis itu. Hati gadis itu agak sedikit bergetar.
'Tuan muda Hillery pernah melakukannya'
"Mungkin..."
"Hmmm, baiklah, seperti kedatanganku hanya mengusikmu ya... Baiklah, aku pergi dahulu... Sampai berjumpa la-", belum selesai kata-katanya, sebuah tangan kurus melingkar di kaki kirinya.
Harry yang baru saja hendak beranjak, sedikit terkejut dengan respon gadis itu. Ia menoleh lagi. Gadis itu masih menunduk. Tak terlalu terlihat wajahnya. Rambutmya yuang tak terikat rapih mengganggu pemandangan di wajah cantiknya.
"Saya tak bermaksud mengusir anda, tuan... Hanya, saya merasa anda tak pantas berada di sini. Terlebih, berbincang dengan saya. Anda sangatlah baik dan dermawan. Saya tahu itu, terima kasih untuk waktu itu, luka saya telah sembuh..."
Rasa terkejut Harry semakin bertambah mendengar gadis itu berkata panjang lebar seperti ini. Yang paling panjang yang pernah terdengar adalah kata "terima kasih". Tak pernah lebih panjang dari itu. Harry kembali berjongkok di hadapan Vyona. Mengankat dagu gadis manis itu. Menatap matanya yang kosong.
"Apa yang mengganggu fikiranmu, nona manis?"
Vyona tak menjawab. Masih terhanyut lebih dalam pada tatapan hangat pemuda di hadapannya ini. Ia tersihir pada mata shappire blue pemuda bersurai coklat kehitaman ini. Persis seperti Hillery. Jujur, Vyona baru tahu akan hal yang ternyata Harry adalah kakak dari pemuda yang pernah mengisi hatinya, Hillery. Ia tengah menghindari hal yang berhubungan dengan Hillery dan pasti sakit hatinya akan timbul kembali jika ia kembali jatuh hati pada pemuda yang berdarah biru. Bergaris keturunan raja.
"Apa terkait dengan adikku, Hillery?"
Kalimat ini yang pertama kali berhasil membuat gadis itu melebarkan matanya, bahkan hampir menganga tak percaya. 'Bagaimana tuan Harry tahu?', pikir Vyona.
"Tak perlu bertanya dari mana aku tahu hal itu. Aku tahu rasa kekecewaan dan sakitnya begitu mendalam. Aku juga merasakannya. Gadis yang kucintai menikah dengan seorang anak raja. Seharusnya aku bisa menikahinya. Namun, aku terlanjur memperkenalkan diri sebagai orang biasa. Sakit sekali. Maka itu aku tahu perasaanmu. Maafkan adikku dan istrinya. Aku tahu kau gadis yang baik dan aku percaya ini hanya ujian dari Tuhan untukmu. Bersabarlah! Aku percaya padamu"
.........
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
KAMU SEDANG MEMBACA
Nana
RomantizmIni hanyalah sebuah goresan pena akan kisah seorang gadis yang hidupnya berliku. Bernama Silvyona, dengan nama kecil 'Nana', memulai kisah cintanya dengan seorang pangeran di negerinya, Hillery. Namun, pada akhirnya kasta mendorongnya jauh dari Hill...