.

13 3 0
                                    

Bel sekolah telah berbunyi tepat sedetik setelah motor itu memasuki pekarangan sekolah

"Hahaha, lihatlah betapa kencangnya dirimu membawa motor ini" ucap seorang gadis yang baru turun

Lelaki yang diketahui bernama lengkap Roberto Tomlinson ini hanya bisa tersenyum hangat kepada kekasihnya itu

"Ayolah Rena, ini semua agar kita tak terlambat. lagi pun, kita sudah sampai tempat terluka saja itu sudah menjadi anugerah yang harus disyukuri" ucapnya dengan lembut

"Tetapi tetap saja, bagaimana kalau Dewi Fortuna tidak berpihak pada kita? Demi apapun,aku belum siap meninggalkan dunia ini terlalu cepat"ucapnya  menggerutu

"Huss,sudahlah,ayo kita berjalan,kau tidak ingin namamu rusak karena telat masuk kelas bukan?"

Pagi itu mereka melanjutkan acaranya menuju kelas masing-masing, tentunya dengan berjanji akan bertemu pada saat istirahat nanti

Banyak pasang mata yang iri dengan hubungan yang mereka jalani

Lelaki yang menjadi idaman di gedung sekolah itu, dilengkapi dengan seorang gadis yang terkenal dengan kepintaran dan kegigihannya terutama di bidang akademik

Tak ayal,hal itu terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi mereka berdua tentang bagaimana cara mempertahankan hubungan mereka agar tidak ada iblis iblis yang akan memporak-porandakan pondasi hubungan mereka

.

.

.

Angin senja menyapu kulit dua insan yang sedang dimabuk asmara ini. Seolah dunia milik berdua Dan waktu yang berjalan terlalu mengada-ngada

"Bagaimana sejauh ini,Rena?" Lelaki itu berucap sambil melihat lurus pada matahari yang akan menghilang pada waktu itu

"Baik, kenapa bertanya?"

Pertanyaan yang sangat bermutu

"Haha,Tak apa, aku hanya tak ingin melewatkan kabarmu barangkali sedetik saja"

Sungguh tak diduga, sebuah cubitan telah dilayangkan kepada lelaki itu. Sungguh malang, bisa dilihat menggunakan mata telanjang, bekas cubitan itu menimbulkan memar

"Bisakah sedetik saja berhenti menjadi dramatis? itu sungguh membuatku geli!" Ucapnya ogah

Sebuah gelak tawa baru saja lepas dari mulut Roberto. Menurutnya, kekasihnya ini selalu saja menolak untuk digombali, sementara banyak gadis-gadis di luar sana menanti hal itu darinya

Ups!

"Hahaha, maafkan aku. Sungguh aku tak bermaksud membuatmu seperti itu, Aku hanya ingin mengungkapkan betapa aku menyayangimu, sungguh"

Raut muka Rena di senja kala itu hanya bisa datar. Padahal, di dalam hatinya ia sungguh bahagia bisa mendengarkan itu

'andai kau tahu Rena, memilih untuk mencintaimu adalah resiko terbesar yang pernah ku ambil. Tapi,untuk setiap senyumanmu, semua rasa sakit ini menjadi membaik, dan untuk semua waktu yang berkurang seolah berhenti ketika engkau menggenggamku,meski aku tau,ini semua hanya tentang fatamorgana yang tercipta karena aku memaksakan apa yang sebenarnya sudah tidak mungkin'

TBC

Genggaman samar dilangit biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang