Selang panjang terpasang dihubungkan langsung ke paru-paru seorang pemuda
Selimut yang membalut tubuhnya dan alat pendeteksi nadi terpasang padanya
Tiada hal yang bisa ia lakukan sekarang. Sudah lama ingin ia berlari menjauh dari momen itu, namun apa Sangkan nasib mempermainkannya
Rindu teramat sudah dirasakannya,meski kelopak matanya tak bisa terbuka
Sudah jatuh seminggu tempo semenjak ia jatuh koma dikarenakan komplikasi serius pada jantung
Bukannya tak ingin mengabari kekasihnya, hanya saja ia tak ingin memberitahukan
Ia berpikir,perempuan itu sudah cukup rapuh. Ia tak ingin menjadi rapuh. Ia ingin selalu menjadi kuat dan melindunginya
"Sampai kapan kau akan bungkam? Aku tak ingin menyampaikan kabarmu ketika kau sudah dikubur"
Malang sudah. Baru tersadar dari koma,tetapi langsung dipatahkan kalimat tajam
"Ak-"
Sebuah dorongan pintu memotong ucapannya
Disana,Rena berdiri dengan nafas terengah-engah dan menangis
"Robert! Kenapa?!" Bentaknya setelah ia memasuki ruangan
Tak dapat ditahan lagi,pecah sudah tangisnya sembari berjalan lirih ke ranjang dimana lelaki itu terbaring lemah
"D-dengarkan.."ucapnya sembari memaksakan duduk
Ia berusaha menggapai tangan Rena sembari tersenyum rapuh dibalik alat bantu itu
"Rena, percayakah kau bahwa aku telah membangun dan menanti tentang kita di ladang hijau sana?"
Rena tentu saja tak dapat mencerna maksud kekasihnya itu. Tangan lelaki itu mengusap sayang pucuk kepala gadisnya
"Apakah kau datang kemari mengikuti feeling mu? dan apakah kau datang kemari hanya untuk berdiam diri? Mana pelukan hangat itu untukku?"
Rena akhirnya menangis sejadi-jadinya dipelukan Robert
"Suatu saat,ketika aku sudah disana,kenanglah semua tentang kita. Kau juga harus bahagia meski tanpaku"
Rena menggelengkan kepalanya kencang "kita akan hidup bersama,tentunya kau takkan kemana,selalu disini untuk menjaga ku, bukankah begitu janji mu?"
.
.
.
Wanita itu berdiri dari duduknya. Sudah cukup pikirnya
Ia memeluk batu nisan itu kembali sebelum ia melangkah pergi
"Dimanapun kau berada,namamu akan selalu menjadi alasan aku untuk bernafas. Maafkanlah aku yang masih selalu menangisi kepergian mu"
Tertanda :
Roberto Tomlinson
12-08-12
"He died with peacefully while chronic heart failure is the end of the story "
KAMU SEDANG MEMBACA
Genggaman samar dilangit biru
Short Storythe farther away you are from me, the closer I miss you