Samsul & [Name] in different universes

1.1K 106 24
                                    

——————————
————————————————————
Sounds classic, but I do like you.  It's useless, didn't I say it?  I know your answer.

————————————————————
——————————

"Weh! Udah bel istirahat juga, belum ke kantin kantin udah gw tungguin nih!"

Seorang laki-laki kacamata hitam khasnya menggebrak pelan meja belajar ku, menegurku yang selalu lambat menuju ke kantin ini padahal bel istirahat sudah berlangsung 5 menit namun aku masih duduk manis merapikan buku di atas meja.

Aku sedikit meliriknya dan bangkit dari duduk menuju ke luar kelas.

"Kau sedikit mengagetkanku, Sul." ucapku pelan di ambang pintu tanpa menoleh ke arahnya.

"Be-beneran?!" serunya tertahan.

Hahaha, aku yakin wajahnya sedang pucat dengan keringat dingin mengucur di dahinya.

Drap! Drap! Drap!

Ah ya ampun, berisik sekali dia. Padahal aku hanya bercanda soal aku terkejut.

Oh iya aku lupa memberitahu. Orang yang bikin heboh di belakang ku itu namanya Samsul, dia dari jurusan TPTL atau Teknik Pembangkit Tenaga Listrik. Kita melanjutkan sekolah di SMK yang sama setelah lulus SMP yang sama pula, tapi kita berbeda jurusan. Samsul kelistrikan sedangkan aku Akuntansi.

"[Name].." Samsul yang setelah membuat kehebohan tadi langsung berjalan di samping ku dengan perlahan-lahan. Bahkan dia berbicara begitu pelan untuk membuatku tidak terkejut lagi.

"Maaf ya tadi udah ngagetin, hehe." Samsul meminta maaf dengan tangannya yang menggaruk rambut coklatnya dengan cengiran bagaikan kuda.

Aku tersenyum tipis dan hanya mengangguk saja, mengerjainya itu asik sekali.

Aku punya jantung- ah salah, maaf, maksudku, aku punya penyakit jantung sejak aku mengalami kecelakaan di tahun ketiga SMP.

Puk puk

Aku menepuk punggung lebar Samsul yang terus saja berceloteh kalau dia tak sengaja menggebrak meja ku.

"Sudahlah, aku cuma bercanda soal aku kaget." ucapku terkekeh diakhir kalimat. Pasti setelah ini aku akan diomeli olehnya karna telah mengerjai dirinya.

Tap

Tubuhku sontak membeku di tempat. Aku merasa adanya elusan lembut di rambutku, aku perlahan mendangak.

Aku tertegun, wajah Samsul terlihat lega sambil mengelus rambutku.

"Untung aja bukan beneran. Gw tadi sempet panik hahaha. Tapi gw akan lebih hati-hati lagi sih, soalnya takut kejadian beneran. Ya amit-amit ye." ia menarik tangannya yang digunakan untuk mengelus rambutku, ah padahal aku tak ingin elusan itu berhenti.

Eh? Aku berpikir apa sih?

"Samsul!"

Aku dan Samsul sontak menoleh ke depan, seorang perempuan paling populer seangkatan, cantik, selebgram, pintar, perfect.

Ia berlari kecil menuju ke arah kami.

"Hai [Name]!" Ia melambaikan tangannya riang begitu sudah di hadapan kami, menyapa kami dengan hangat dan begitu cerah.

Saat ia menoleh ke arah Samsul, entah kenapa aku bisa melihat aura emak-emak. "Kamu itu kemana aja sih! Dicariin tau! Balik ke lapangan!" Dia berubah jadi galak.

Aku terkekeh melihat kelakuan mereka berdua di depan ku. Akrab sekali.

"[Name] maaf ya, Samsul pasti ngerepotin kamu lagi. Tenang aja, aku akan ambil alih dari sini! Kamu bisa istirahat." Ia tersenyum lebar ke arah ku sambil memeluk lengan Samsul.

Ya ampun dasar cewek ganjen.

Aku mengibas-ngibaskan tanganku, "Baguslah kamu cepet datengnya. Bawa noh Samsul, dia kan mau latih tanding sama sekolah sebelah."

Mereka berpamitan dan terlihat berjalan cepat menuju gimnasium untuk latih tanding dengan sekolah favorit. Samsul jelas tak boleh melewatkan latih tanding ini.

Aku melihat punggung mereka yang semakin menjauh, astagaa serasi sekali. Sangking serasinya aku tak bisa maju lagi.

Seorang cewek cantik setengah bule, selebgram, pintar, sifatnya disukai banyak orang, bisa apa saja.

Samsul yang walaupun tak terlalu pintar tapi non-akademik nya bagus sekali, ia pernah berhasil membawa timnya menuju tingkat provinsi. Sudah kuduga kemampuannya itu di non-akademik bukan di akademik, tapi dulu dia bersikeras ingin menguasai akademik dibandingkan non-akademik.

Yah mungkin kakaknya saat itu memanas-manasi dirinya.

"Ck ck ck dasar anak-anak zaman sekarang."

Aku melotot sambil memegang letak jantungku, astaga, aku hampir masuk UGD.

"P-Pak GM...?!" aku kapok deh bercandain penyakit ku, aku jadi kaget beneran.

Pak GM menggelengkan kepalanya ke arah ku, "[Name].. [Name].. ora apa-apa nyerah, mung mbobol mumpung durung nikah."

"....." aku melongo mendengarnya. Ini serius Pak GM? Kepala sekolah yang terkenal kalau pidato pakai bahasa Jawa dan kalau marah ngasih hukumannya di luar nalar?

Belum selesai mencerna perkataan Pak GM, Pak GM menepuk-nepuk pundak ku dan kembali melanjutkan perjalanannya, "Saranku ojo nyerah." itulah ucap beliau sebelum benar-benar meninggalkan ku membeku di lorong.

"..... Ah! P-Pak GM! Salim Pak!" Aku sedikit berlari kecil mengejar Pak GM. Sangking terkejut aku lupa salim sama kepsek! Duh entah apa hukuman yang akan kuterima nantinya.

Tapi... Benar juga yang dikatakan Pak GM. Aku.. akan maju terus seperti H0nd4. Semakin maju😎.

• W A N  S U T  B E R S A M B U N G •

Hehe publish tengah malem karna cuma punya kuota malam🗿

Wan sutnya ga jelas karna dibikin di bis pas lagi touring awokawokawok

-780 kata

Rabu, 22 Maret 2023

New Role [ Viva Fantasy × Reader ] 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang