01. Awalan Bukan Ending

378 92 223
                                    

Terima kasih udah mampir, sebelum itu aku mau pantun dulu.

Ikan hiu makan blender, i love you readers<3

"Buat apa kamu pulang?, Ayah sudah bilang kamu pergi dari sini. Ayah ga mau liat muka kamu lagi!."

"Dasar anak pungut, lo."

"Ga ada mirip-miripnya. Sebenernya dia kembaran lo apa anak pembantu lo sih?."

Kejamnya dunia membuat hidup dua anak kembar ini menjadi berbeda, sekarang badan kurus ia tompang sendiri dengan banyak sekali beban dihidupnya.

Bukannya Tuhan itu adil? Tapi kenapa tuhan memberi cobaan yang amat sangat berat? Kenapa harus dia yang mendapatkan cobaan seperti ini?.

"Lo pake sepeda ya, soalnya hari ini gue dijemput Kevin. Lagian kalo pake mobil nanti ngotor-ngotorin mobil ayah" saat ini Marcella dengan stelan anak SMA jaman sekarang yang rapi berbeda dengan kembarannya yang berbanding balik.

"Biasanya aku juga pake sepedah kok," ucap Marella yang bahkan saat ini dia memakai kaus kaki yang sudah lusuh dan kondor.

"Udah lah gue berangkat dulu, cowok gua udah nungguin tuh." ucap Marcella melengos pergi sambil mengibaskan rambut coklat ke arah wajah Marella

"Hari ini Ella harus semangat!!" Ucapnya pada diri sendiri, Ella adalah nama panggilannya yang dia buat sendiri semangatnya selalu membara walaupun dunia akan selalu menghakiminya

***

|Flashback On|

"Maksud kalian apa?, Aku bakal laporin ini ke BK."

"Lapor aja sana. Paling pas baru ngetuk pintu lu udah diusir sama BK hahahahah" ucap cewek dengan stelan persis seperti Marcella, tertawa terbahak-bahak dengan teman-temannya membuat Marella malu dan rasa ingin menangis pun timbul, bahkan saat ini Marella merasa benci dengan dirinya sendiri.

"Gak usah gitu dong!,"

"Kalian ini gila ya? Kalian ga kasian apa?" Ucap cowok yang selalu membela Marella disaat Marella merasa terkucilkan

"Gak asik banget lu bran!." Yaa, Gibran! Gibran Ranu Wijaya cowok cool yang dibenci satu kelas karena selalu membela Marella, walaupun dibenci satu kelas tapi Gibran menjadi incaran satu sekolah. Gibran adalah seorang anak pengusaha yang mandiri, baik, perhatian dan selalu menghargai orang, Gibran adalah murid pindahan. Paras tampannya ini membuat perempuan terlena.

"Gak mikir apa lo semua, ngelakuin hal kaya gini cuma buat becandaan semata. Lo mikir lah gila, gak punya perasaan lo semua!. Ayo Marella kita pergi dari sini." Gibran menarik tangan Marella dengan kencang agar mereka cepat keluar dari dalam kelas

"Lo gapapa?" Tanya Gibran khawatir, saat ini mereka ada dibelakang sekolah SMA Nusa Bangsa, tepatnya di taman belakang sekolah

"Gapapa kok, cuma kaget aja hehe" ucapnya sambil merapikan poni rambutnya, Marella tentu saja kaget, saat dia masuk kelas dan membuka pintu tiba-tiba ember yang berisi tepung jatuh menumpahi Marella

"Lagian udah bersih. Makasih ya, udah bela aku."

"Santai aja, lo kok ga ada niatan buat laporin mereka ke BK?. Ini kan namanya perundungan, ga baik itu."

"Gapapa deh. Aku udah biasa kaya gini." Gibran tau pasti saat ini hati Marella benar-benar terluka

"Eh emang pacar kamu gak marah, kamu berduaan sama aku gini?" Melihat paras Gibran sontak Marella menanyakan hal itu

"Gua ga punya pacar, gila. Santai aja." jawabannya sambil cekikikan "Tapi lo ga capek apa diginiin tiap hari?, Lo ga ada niatan buat pindah sekolah?"

"Gak ada, percuma kalau pindah juga pasti aku dibully lagi lagian ini kan udah kelas 12, sayang kalo ga dilanjutin" jawab Marella sambil menggesek-gesekan kakinya ke tanah

"Tapi kok lo bisa beda banget si sama kembaran lo? Padahal gua liat sebenernya muka lo tuh mirip."

"Gak tau," jawabannya sambil mengedikan bahunya

"Ga tau mulu lu.. udah lah ayo kita ke kelas udah siang nih." Gibran beranjak bangun dan menarik kembali dengan Marella.

***

"Tuh Bu. Abis pacaran dibelakang sekolah." ucap cowok dikelas yang menunjuk kearah Marella dan Gibran saat hendak masuk kelas

"Bener kalian abis pacaran?" Tanya guru didepan.

"Enggak kok Bu. Tadi Marella dijailin sama mereka bu. Naro ember diatas pintu terus pas Marella buka pintunya Marella ketumpahan tepung Bu, tadi saya cuma bantuin bersihin." jawab Gibran tanpa henti, membela diri dan mencoba memberi tahu jika teman kelasnya semena-mena kepada Marella.

"Bener kalian ngelakuin itu ke Marella?"

"Enggak Bu!!" Hampir 1 kelas tidak mengakui

"Lola, sama kalian berdua ikut ibu. Ibu tau ini ulah kamu." guru itu menunjuk mereka termasuk Marella dan Gibran untuk ikut ke ruang BK

"Ibu bingung. Ibu kira kamu bakal berubah Lola, ternyata enggak."

"Apa kamu ga kasian sama Marella? Dia kan ga pernah jahatin kamu.."

"Maaf Bu."

"Ibu capek kalo harus ketemu kamu terus,"

"Gapapa bu, saya sudah maafin Fazura." Marella yang sedari tadi menundukkan kepalanya pun bicara.

"Tuh, Marella aja bilang gitu." ucap Lola sedikit meninggikan nadanya

"Lola!!. Ini ruang BK bukan rumah kamu!. Kalo sampe ibu denger kamu bikin ulah lagi ibu akan skors kamu!"

|Flashback Off|

***

"Mau gua anter?" Tawar Gibran yang sudah duduk diatas motor gedenya dengan helm yang bahkan lebih besar dari kepalanya.

"Gak usah makasih. Aku bawa sepeda kok." jawab Marella menunduk tanpa sedikitpun menatap wajah Gibran.

"Udah lah ga usah dipikirin, ayo gua anter abis itu gua traktir eskrim deh. Besok pagi gua jemput, sepedanya tinggal aja." ucap Gibran sedikit memaksa kepada Marella

"Gak ngerepotin emang?"

"Enggak, cantik.." deg rasanya baru saat ini Marella dipuji cantik membuat Marella malu dan sedikit terharu.

"Ayo naik, ngapain bengong?" Marella pun disadarkan Gibran ditengah lamunannya dan Marella pun beranjak naik keatas motor Gibran.

"Siap yaa?" Gibran langsung menyalakan motornya

"Pegangan. Gua harus ngebut soalnya." ucapnya menatap ke arah jalanan yang ramai oleh anak sekolah

Marella memegang erat ransel Gibran "Kenapa harus ngebut?"

"Gapapa, gua udah biasa soalnya. Pegangan Marella!! Lu mau terbang apa?" Ucap Gibran diakhiri dengan ngegas membuat Marella refleks memegang pinggul Gibran.

"U-udah.." setelah mendengan ucapan Marella, tanpa pikir panjang Gibran langsung tancap gas tanpa sedikit pun mengerem membuat jantung Marella berdegup kencang bahkan saat ini dia hanya memikirkan indahnya surga sambil menutup mata

***

"Anjirr. Gua lupa, gue. kan mau ajak lo beli eskrim ahh gila!! Lupa benget gue. Serius deh." Gibran hanya bisa memperlihatkan wajah melasnya karena tidak enak karena melanggar janji.

"Gapapa lagian juga kan kamu udah mau anter aku sampe rumah, makasih ya.." senyuman manis dengan sedikit goresan merah disudut bibirnya membuat Gibran iba.

"Nanti lusa libur, jalan sama gua mau ga?. Kalo ga juga gapapa sih." tawarannya.

"Aku pikir-pikir dulu ya hehehe, maaf"

"Ga usah minta maaf santai aja. Ya udah gua pulang ya."

Marella melihat Gibran yang semakin lama semakin menjauh.

***

Marella Ingin BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang