54. RASANYA COKLAT

27.6K 1.2K 30
                                    

makasih yang udah nunggu.

selamat membaca yaaa.

jangan lupaa ramaikan, vote dan juga komen yawww.



54. RASANYA COKLAT

Alisha mengeliat dalam tidurnya. Ia merasa sesak. Dan tentu saja ia sudah tahu siapa pelakunya.

"Deran awas!" Alisha mencoba mendorong Deran untuk menjauh dari posisinya sekarang.

Bagaimana tidak, Deran memeluk Alisha dengan sangat erat dengan alasan untuk keselamatan.

Cih!

Mana ada keselamatan kayak gini?

"Diem Al, aku masih ngantuk." Suara khas bangun tidur itu membuat Alisha berhenti membrontak.

Ia meneliti wajah yang sangat tidak manusiawi di depannya. Alis tebal yang selalu membuatnya selalu geram kini ada di hadapannya. Alisha rasanya ingin mencabut bulu alis itu.

Belum juga apa-apa, Deran sudah menangkap tangan Alisha, yang awalnya akan menuju alis kini di pindahkan pada pipi.

"Jangan nakal!" ujar Deran dengan mata masih terpejam.

"Iiih udah bangun!" Alisha mencibir. "Ayo awas!"

"Enggak mauuu!" Alisha semakin sesak saat Deran malah semakin memepetkan tubuhnya.

"Nggak enak sama Ayah sama Bunda, pasti udah pada mau sarapan." Tangan Alisha di usap-usap di pipi Deran oleh si empunya. Bahkan sesekali Deran mengendus dan menciumnya.

Memang, mereka sedang menginap di kediaman lama Deran. Katanya akan mengadakan syukuran untuk tujuh bulanan Alisha.

"Ayo banguun! Terus mandi."

Setelah terlepas dari pelukan maut, Alisha menyibak selimbut dan duduk di pinggiran kasur untuk mengikat rambutnya.

"Apa sih awas!" Tidak semudah itu bebas dari yang namanya Deran Crocodile Bhalendra. Dengan kurang ajarnya Deran menyambar ikat rambut milik Alisha.

"Yang..."

"Hm?" jawab Alisha malas.

"Aku iketin." Daripada berdebat Alisha lebih baik menurut saat Deran akan mengikatkan rambutnya.

Setelah rambut itu berhasil di ikat, Alisha yang akan beranjak tidak jadi, lantaran Deran memeluknya dari belakang. Menyimpan dagunya pada pundak Alisha. Mengendus-endus disana membuat Alisha kegelian.

"Mau mandi?" tanya Deran masih dengan kegiatannya.

Dengan patah-patah Alisha mengangguk. "Iya," ucapnya.

"Mandi bareng kayaknya lebih menghemat waktu deh, Yang."

"Jangan ngaco!" tegur Alisha.

"Ish, ayo! Biar cepet! Kita mandi bareng ya?"

Alisha menggeleng. Tetap pada pendirian.

"Ayo! Sekalian aku jenguk bayi di kamar mandi kayaknya seru!"

Tepat setelah selesai mengatakan itu, sebuah benda keras mendarat sempurna pada punggung Deran yang berjalan menuju kamar mandi.

Alisha, pelakunya.

***

Selama hamil, Alisha banyak mengurangi aktifitas. Karena minggu terakhir kemarin dokter Jeje memberitahu bahwa kondisi kehamilannya cukup lemah.

Seminggu yang lalu Alisha memang banyak aktifitas di luar, yang tidak bisa ia tinggalkan. Banyak kegiatan seminar yang ia hadiri dan juga laporan kegiatan yang harus ia selesaikan.

DERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang