58. TENTANG MIMPI

24.2K 1.2K 49
                                    

58

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

58. TENTANG MIMPI

Tepat saat usia Azkael genap dua tahun. Tepat saat itu juga Alisha lulus S1. Mereka tentu mengadakan sedikit pesta untuk memeriahkannya. Sama seperti di ulang tahun pertama.

Bocah itu kini sudah semakin lancar bicara ataupun berjalan.

"Om!"

Seruan itu membuat Rizal menoleh. Menatap anak usia dua tahun yang belepotan dengan krim kue.

"Oy? Sini Azka! Om kasih duit nih," Rizal mengiming-imingi dengan uang.

"Mang Om anyak uit?" Azka memiringkan kepala.

"Muka lo keliatan nggak berduit Zal," timbrung Bayu. "Nggak usah sok-sok'an mau ngasih duit segala."

"Diem lo!" semprot Rizal. "Sini Azkael!"

"Om mau asih Ael uit?"

"Ael siapa?"

Azka menunjuk dirinya sendiri.

"Barusan lo panggil namanya bodoh, itu Kael, dia Azkael." Bayu ikutan greget.

"Oh, sini atuh sini Om bagi pulus nih."

Deran datang dan langsung menjauhkan Azka dari jangkauan Rizal.

"Jangan deket-deket Sakuriang gue!Jangan bawa pengaruh buruk!"

"Dih sok banget lo!" Rizal mendelik.

***

"Ibu kamu itu kerjaannya sama rumus mulu!" Deran mendumel. "Jadi kamu di mandiin lagi sama Ayah!"

Deran memang tengah memandikan Azka yang baru saja selesai bermain pasir.

Sore kemarin Deran membeli sedikit pasir untuk membetulkan jalan area rumahnya, agar tidak bolong-bolong. Dan pada akhirnya kumpulan pasir itu malah Azka gunakan untuk bermain dengan mobil-mobilannya.

"UDAH BELUM MANDINYAA?" Alisha berteriak dari arah kamar.

"UDAH!" Deran balas berteriak padahal dirinya dan Azka sudah keluar dari kamar mandi.

"Belisik!" Celotehan anak kecil itu membuat Deran dengan segera untuk mengajak bertos.

"Ini yang namanya Sangkuriang anak Ayah!"

Azka tersenyum riang.

"Ibu kamu itu emang berisik!"

"Jangan ajarin yang enggak-enggak!" ujar Alisha, mengangkat Azka dan mulai untuk memakaikan pakaian pada anak laki-lakinya itu.

Karena dulu, saat di cek jenis kelamin, Azka yang katakan akan lahir sebagai perempuan, membuat banyak orang menghadiahi anak itu mainan perempuan. Bukan hanya itu, Azka bahkan memiliki baju dengan warna-warna soft lebih banyak.

Karena ayah protes, akhirnya dengan segera Deran langsung kembali membelikan seluruh peralatan untuk anak laki-laki dan menyimpan yang sudah sebelumnya ia punya, katanya buat nanti, siapa tahu nambah anak.

DERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang