Abel membangunkan Gus Naufal yang masih terlelap dibawah selimut,
"Sayang bangun udah mau waktu subuh nih."
Naufal yang mendengarnya segera bangun dari tidurnya, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Abel tersenyum melihatnya sambil mematikan Ac-nya, lalu ia merapihkan tempat tidurnya dan segera menyusul Naufal ke kamar mandi.
Setelahnya mereka segera bersiap untuk melakukan sholat subuh berjamaah, Naufal saat tinggal di rumahnya jarang sekali sholat subuh ke masjid ataupun mushola karena letaknya yang lumayan jauh juga.
Mereka melakukan sholat dengan khusyu, setelah itu mereka melakukan tadarus Al-Qur'an sebenernya hanya Abel karena Naufal memerhatikan bacaan Abel sambil sesekali membenarkan hukum bacaan.
"Aku mau mandi dulu ya," Ujar Naufal setelah menyelesaikan bacaannya.
Abel yang sedang merapihkan alat sholatnya menengok lalu mengangguk.
"Iya, nanti aku bikin sarapan" Balas Abel. Naufal mengangguk lalu segera berlalu kedalam kamar mandi, Abel segera berjalan menuju lemari baju untuk menyiapkan baju suaminya lalu setelah itu segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Bikin apa ya?" Abel berucap saat melihat isi kulkasnya, setelah itu tangannya dengan lincah mengambil sosis, tiga butir telur, bawang putih, bawang merah, bawang bombai, cabai merah, dan mengambil ayam yang sudah di goreng.
"Mari kita buat nasi goreng ala Abel!" Serunya semangat, Abel mengulek halus bamer, baput serta cabai, memotong-motong sosis dan mensuwir-suwirkan ayam. Lalu Abel menyiapkan nasi hanya untuk porsinya dan Naufal saja. Karena hanya ada mereka berdua saja—tidak maksudnya bertiga dengan dede utun yang berada di perut Abel.
Abel menyalakan kompor, menuangkan sedikit minyak memasukkan bumbu halus dan mengongsengnya hingga harum. Selanjutnya Abel menyisihkan bumbu dan memasukkan sebutir telur dan mengorak-arik hingga matang.
Abel menambah sedikit margarin lagi dan memasukkan sosisnya lalu mencampurkan semuanya dan memasukkan nasinya serta bumbu asin dan mengongsengnya hingga tercampur semua.
"Nah jadi!" Ucap Abel lalu menuangkan ke dalam dua piring, setelah itu Abel menceplokan dua butir telur yang tersisa dan menggoreng kerupuk udang.
Setelah jadi Abel menatanya di meja makan dan menyiapkan susu hangat serta air putih.
"Sayang sarapan udah siap!" Seru Abel agar suaminya mendengar.
"Iya aku udah dateng ni," Ucap Naufal yang berada tak jauh dari Abel. Abel menoleh ke arah suara lalu tersenyum melihat suaminya yang sudah di baluti seragam kerja dengan rapih.
"Yaudah yuk makan," Balas Abel sambil ikut menduduki kursi makan.
Lalu mereka makan dengan tenang tanpa mengeluarkan suara, Naufal yang melihat Abel selesai makan langsung bertanya.
"Kamu nanti jadi ke supermarket yang?" Ucap Naufal. Abel yang sedang minum susu mengangguk.
"Iya nanti sekalian belanja juga buat keperluan disana," Sebenarnya mereka berniat mengunjungi rumah Ummah—Mamanya Naufal dan juga dirinya. Rumah Ummah memang bertetanggaan dengan rumah Abi maksudnya kota tetangga, jika Rumah Abi kota R maka Rumah Ummah kota S.
Walaupun kota pasti ada tempat yang lebih cocok buat lingkungan pondok bukan, yang pasti lumayan jauh dari pusat kota itu berada.
"Oh iya, kamu kan setelah itu ada urusan lagi keluar kota jadi aku di rumah Ummah aja gapapa kan?" Tanya Abel setelahnya. Naufal terdiam lalu segera menjawab.
"Harusnya aku yang bilang gitu, kamu disana dulu aja biar ga sendiri terus di rumah" Jawab Naufal. Abel terkekeh,
"Iya juga ya, tapi aku ga masalah ko sendiri." Ucap Abel
"Lagian aku kangen suasana mondok juga," Lanjut Abel tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya. Naufal melihatnya ikut tersenyum, sambil mengelus kepala Abel dengan sayang.
"Udah-udah, nanti kamu telat udah jam berapa nih!" Seru Abel membuyarkan kesan romantis yang tercipta,
"Yaudah aku berangkat dulu," Ucap Naufal sambil melihat jam tangannya, Abel berjalan mengantarkan Naufal sampai ke depan pintu dan segera menyalimi suaminya, Naufal ikut mencium Abel serta perut Abel yang kini terlihat agak membesar.
"Hati-hati ya," Ujar Abel
"Iya, Assalamualaikum," Ucap Naufal
"Wa'alaikumsalam, dadahh~" Jawab Abel sambil melambaikan tangan, sampai Mobil yang dikendarai oleh Naufal berlalu.
***
Abel berkacak pinggang melihat cucian piring yang menumpuk, padahal tak terlalu banyak juga.
"Mau ngumpulin niat dulu deh bentar," Ujar Abel duduk kembali ke meja makan sambil memakan puding yang belum habis.
Tak lama Abel segera membereskan meja makan, lalu mencuci piring Abel juga merapihkan tatanan tempat yang menurutnya berantakan tak lupa menyapu.
Sebenarnya rumah Abel sangat rapih, kenapa ya karena tidak ada yang mengacak-acak lagipula Abel hanya tinggal dengan suaminya saja dan menurut Abel juga pekerjaan yang Abel kerjakan tidak terlalu berat.
"Udah selesai!" Seru Abel setelah menyelesaikan pekerjaan nyapu dan ngepel. Lalu dia berjalan ke kamarnya untuk membersihkan diri, Abel keluar kamar mandi memakai pakaian santai dan nyaman untuk dia belajar.
Abel belajar lagi untuk menambah wawasan dan agar tidak terlalu gabut karena berdiam diri saja, Abel juga sangat menyayangkan kuliah offlinenya tertunda tapi untungnya dia mengikuti kuliah online yang di lakukan seminggu hanya beberapa kali aja dan nanti pastinya Abel ingin berkuliah secara langsung.
"Kira-kira yang habis apalagi ya," Ucapnya, tak terasa sekitar 3 Jam-an Abel belajar dia segera bersiap untuk berbelanja dan memeriksa list belanja di ipadnya lalu segera menuju mobil untuk ke supermarket.
Setelah sampai Abel segera menuju ke arah supermarket itu berada dan mengambil troli belanjaan. Abel menuju ke selection bahan-bahan pokok terlebih dulu lalu melihat listnya, dan menatap ke arah depan.
"Sebenernya bahan-bahan pokok kayak gini di Rumah Ummah pasti banyak," ucap Abel bingung sendiri. Karena Ndalem Umi ataupun Ummah pasti banyak tersedia seperti tepung, telur, gula, teh, kopi dan lainnya.
Karena terkadang Ndalem sering ke datangan tamu juga, jadi Abel memutuskan untuk mengambil bahan yang sekiranya bakal di butuhin aja. Lalu Abel berjalan lagi menuju selection Permie-an dan Abel mengambil random saja sesuka hati.
Lanjut rak bahan-bahan buat mandi dan nyuci, berlanjut ke arah snack yang di yakini akan kalap.
Abel mengambil beberapa snack untuk di taruh di troli namun beberapa snack terjatuh karena terlalu menumpuk di tangan Abel.
"Jadi ke inget Gus Zayn deh," ucap Abel sambil memunguti snack yang terjatuh, saat tak sengaja mengingat saat snack terjatuh kala itu.
Abel segera mengenyahkan pikirannya, "Astaghfirullah, gak sengaja." Ujarnya tersadar.
Lalu Abel segera melanjutkan belanja ke selection buah, ke selection basah alias ikan, ayam, daging, udang dan tak lupa mengambil stok untuk membuat puding.
Sekiranya dirasa sudah Abel segera berjalan menuju kasir untuk membayar.
Bersambung...
🦋🦋🦋
Assalamualaikum temen-temen Abel, author minta maaf ya tiba-tiba ngilang gitu aja ga maksud ko🥰 author sempet ngasih info di massage profil karena gabisa update jadi maaf ya doain author juga biar cepet sembuh dan sehat-sehat aamiin segitu aja terimakasii buat kalian yang selalu setia nungguin cerita Abel🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus & Ning | S2
Spiritual⚠️ Harap baca I Love Gus Cuek dulu ya, biar tau jalan ceritanya ✨ Gus Cuek yang berhasil di luluhkan oleh Seorang Abel dengan segala tingkahnya yang membuat Gus itu jatuh hati. Membangun keluarga yang harmonis dengan bimbingan Seorang Gus untuk mera...