PROLOGUE : SENO SI NOLEP

19 8 8
                                    

Kenalin, nama gue Seno dan bagi sebagian orang gue dikenal sebagai Cyrus, ya itu nggak salah juga sih karena gue juga adalah seorang cosplayer. Tapi, di luar itu ya gue cuma seorang mahasiswa rantau yang bisa dibilang seorang nolep.

Iya, istilah itu dialamatkan untuk orang yang nggak suka bersosialisasi, ya gue ga suka basa - basi sama temen kuliah gue yang lain. Intinya, ya gue lulus kuliah untuk memenuhi ekspektasi orang tua gue ya udah cukup, selama dunia cosplaying gue nggak tersentuh. Persetan dengan sosialisasi.

Saat ini gue kuliah di salah satu universitas paling prestigius di daerah Jakarta, uang bulanannya lebih besar dari UMR dan fasilitasnya juga tidak main-main. Ya, kalau ditanya sih apakah gue mau melanjutkan kuliah, ya jawabannya sih mau. Tapi bukan di jurusan yang gue jalani saat ini

Jurusan bisnis management bukanlah jurusan impian gue, ya ini pilihan orangtua gue, karena ya habis lulus gue emang bakal disuruh ambil alih perusahaan orangtua yang udah ada selama lima generasi, katanya...

Tadinya, kalau kakak gue nggak ngejar impiannya untuk kuliah fashion design di Paris sih, ya dia yang bakal ambil alih, dan gue bisa bebas hidup dan tinggal di negara impian gue. Jepang! Tapi apa daya.. sebagai anak paling terakhir hanya bisa meratapi nasib.

Dari kecil, gue udah suka banget sama dunia game dan anime dan Jepang adalah negara yang mempertemukan gue dan cinta pertama yang menjadi obsesi seumur hidup, yaitu menjadi seorang wibu.

Wibu memang dimata teman-teman kuliah gue emang dikenal sebagai orang aneh, nggak jelas, dan kadang dicap gagal sih. Ya sah - sah aja sih, karena mereka lebih mengagungkan atlet sepakbola/basket atau cowok K-Pop yang kalo dilihat sih nggak lebih ganteng daripada seiyuu seperti Tsuda Kenjiro atau musisi keren kayak Miyavi

Buat mereka wibu itu kayak kasta terendah dalam lingkaran sosial di jurusan gue. Kalo lo udah wibu bisa dipastikan lu nggak akan bisa bergaul, dan kesempatan untuk punya teman ya hanya bisa di luar jurusan gue, ya mentok sih di jurusan Bahasa Jepang yang ⅔ nya isinya wibu.

Percaya atau nggak, bahkan sesama wibu pun juga punya kastanya sendiri. Makanya gue lebih senang untuk bertahan dengan persona gue sebagai Cyrus, seorang cosplayer yang ramah, baik dan supel banget. Berbeda sama Seno yang emang pada dasarnya lebih suka mendekam di kostan ketika lagi nggak kuliah.

Apa yang gue lakukan ketika nggak ada jadwal event atau kuliah? Selain nonton anime kesayangan, tentunya memasak di dalam kamar kost yang lebih mirip studio apartement sih. Ya, untungnya orang tua gue yang ngebayarin biaya kuliah sama tempat tinggal.

Selain dekat dengan kampus, bisa dibilang kost yang saat ini ditempati emang paling mewah. Orang tua gue akan melakukan apapun biar gue nggak ikut jejak kakak gue yang membangkang untuk nggak ngelanjutin bisnis keluarga. Termasuk bayarin kostan gue yang perbulannya seharga sewa apartemen di Surabaya.

Memasak itu bagaikan pelarian gue kalo lagi stress, dan selain event cosplay salah satu tempat yang bisa bikin gue bahagia adalah pasar, supermarket, dan minimarket. Ya, karena dari jaman gue SD sampai SMA orang yang selalu antusias nemenin nyokap ke tempat-tempat itu ya gue.

Sejak kecil, nyokap selalu bikin masakan buat kantin di pabrik. Meski statusnya dia adalah istri dari yang punya perusahaan. Titel itu nggak berguna buat dia, yang penting selama karyawan pabrik sehat dan makannya bergizi itu udah cukup

Nggak jarang juga, nyokap suka bikinin tumpeng atau bantuin bikin katering kalau ada karyawan yang request. Mau dia tukang bersih-bersih sampai manager, semua dijalanin, menurutnya memasak dengan hati yang bahagia bisa bikin semua orang jadi bahagia.

Makanya, saat tahu kakak gue diem-diem ambil beasiswa ke Paris dan dapet, bokap gue marah besar, gue yang tadinya ingin ke Jepang dan nerusin kuliah di sana malah kena tumbalnya. Padahal gue pengen belajar kuliner di sana dan ya, berakhirlah gue seperti saat ini.

Maka dari itu, memasak ini cuma bagian untuk melepas penat. Ya, seengaknya gue ga perlu berhadapan dengan manusia-manusia menyebalkan di kampus sih.

Kalau lo tanya, apakah orang tua tahu soal cosplay gue? Jawabannya iya, mereka tahu. Bukan karena gue yang kasih tau tapi ketahuan sih. Pas SMA, salah satu guru di sekolah ngasih tau ke orangtua gue kalau gue sering ikut cosplaying dan beberapa kali juara di tingkat nasional. bahkan gue hampir aja ikut turnamen di Berlin kalau aja guru itu nggak ngomong.

Padahal, gue udah terjun ke dunia itu jauh sebelum gue SMA, awalnya karena iseng aja sih ingin nyobain pakai pakaian karakter favorit gue saat kecil yaitu Yusuke Urameshi di acara pensi SMP.

Tapi, dari situ gue jadi jatuh cinta dengan dunia cosplaying dan diam-diam ikut komunitasnya, udah nggak terhitung berapa kali gue harus bohong pura-pura mau ikut sekolah minggu di gereja tapi gue kabur kumpul ketemu teman sesama cosplayer. Bahkan sih gue sampe harus kongkalikong sama pendeta demi ga bilang-bilang ke orangtua gue.

Ya, meski akhirnya gue terpaksa harus bantu di gereja sepulang sekolah dan ikut sekolah minggu di waktu sorenya. Demi menjaga dunia yang gue sayangin ini, apapun bakal dilakukan deh.

Balik lagi ke cerita gue ketahuan ikut turnamen cosplay, ya pada akhirnya bokap marah abis-abisan dan hampir nyakitin nyokap. Ya, soalnya anak pertamanya kabur gitu aja ke Paris sedangkan gue, bukannya berprestasi di bidang akademik malah prestasinya di hal yang dimata bokap sangat nggak berguna.

Ya beberapa kali sih gue sempet ikut olimpiade akademik, tapi ya itu cuma buat nyenengin hati bokap aja. Bahkan selama dua tahun gue harus hiatus dari dunia Cosplay dan nyaris semua barang gue dimusnahin. padahal itu dibeli dari hasil jeripayah gue ikut event dan lomba.

Akhirnya pas gue mau masuk kuliah, bokap, nyokap, gue dan orang kepercayaan bokap gue berkumpul dan bikin perjanjian. Gue boleh meneruskan dunia cosplay gue, tapi harus dengan uang sendiri dan nggak boleh minta ke orang tua, yang paling menyebalkannya adalah gue hanya bisa melakukan ini semua sampai lulus kuliah.

Setelah itu, ya dunia yang udah jadi teman gue selama bertahun-tahun itu harus gue tinggalkan demi meneruskan pekerjaan bokap di perusahaan. Nyebelin kan?

Ya, begitulah singkat cerita tentang diri gue. Masa kuliah masih panjang, dan waktu berjalan cepat, tapi satu hal yang pasti gue akan buktiin ke bokap kalau gue bisa mempertahankan dunia cosplay yang udah gue sayang, tapi tetap bisa jadi kebanggan keluarga. 

[RWM] Diari Memasak Seno : Serena ArtialisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang