SELASA, 12 : 30 PM
“Begitulah presentasi dari kelompok kami” ujar Tia menutup sesi presentasi tugas mata kuliah Bisnis Manajemen. Seluruh kelas bertepuk tangan dengan meriah, ya gue sih cuma jadi operator aja beruntung… ya meski ngeselin, seengaknya ni cewek emang mau belajar materinya sih
Dosen baru pun juga ikut bertepuk tangan, setelah semua mereda. Pak Dosen kemudian langsung mengajukan pertanyaan ke kelompok kami. Ya, tentu saja Tia dengan semangatnya menjawab semua pertanyaannya dengan muka semangat sambil cari muka
Ya wajar sih, dosen baru ini emang masih muda banget, dan katanya sih dia lulusan universitas bergengsi di luar negeri. Plus, kata Tia sih, dosen baru ini kayak artis, putih, ganteng, dan badannya sih cukup fit.
Setelah sesi tanya jawab, kami semua kembali ke kursi masing-masing. Lima menit kemudian mata kuliah pun selesai dan semua orang mulai meninggalkan kelas.
“Sen, makasih ya, lu life saver banget” ujar Tia
“Iye” balas gue pendek tanpa melihat wajahnya kemudian Tia langsung pergi bersama gengnya.Saat gue sedang membereskan laptop tiba - tiba handphone gue bunyi. Ternyata Marcel ngechat gue
“Sen, lu minggu ini kagak sibuk kan ya?” tanya marcel dan gue mencoba cek kalendar di hape gue untuk mastiin emang minggu ini nggak ada jadwal sama sekali. Belum selesai gue cek kalender tiba-tiba ada chat masuk
“Sen, kamu masih di Jakarta kan? Aku sek besok kesana ya?” tanya nomor tak dikenal, dan saat ku buka profil WAnya ternyata
“Hah? Abang gue mau ke sini!” batin gue. Iya, kakak gue yang yang egois itu, ngapain banget dah ni orang kemari.. bukannya ke Surabaya dulu kek. malah mau nemuin gue.
Dilema menghampiri, gue bingung apakah gue harus nerima kakak gue atau ikut ajakan Marcel. Belum sempat gue balas pesannya tiba - tiba ada yang manggil nama gue
“Sen, lu ga keluar?” tanya seseorang, dan saat gue melihat orang yang manggil ternyata itu Safira dari kelas sebelah yang kebetulan mau masuk karena sekarang jadwal kelasnya dia.
“Eh iya, sorry. Bentar ya” Balas gue, dan langsung gue buru-buru membereskan laptop gue dan pergi keluar dari kelas menuju lorong untuk membalas pesan tadi. Gue duduk di bangku yang ada di lorong dan menaruh tas di samping kursi lalu membalas pesan yang masuk tadi
Gue terdiam cukup lama sembari memandang chat dari Marcel. Gue tahu dia nanya gini pasti mau bahas soal proyek BA itu. Tapi di sisi lain ada kakak gue yang mau dateng ke kostan, ugh rasanya kepala gue mau meledak
Akhirnya gue memutuskan untuk tidak membalas pesan-pesan tersebut dan mulai memikirkan makan apa untuk siang ini. Di saat gue sedang berfikir, gue nggak sengaja mendengar dua orang lagi ngobrol soal bakmi dan gue kepikiran untuk ngajak Marcel makan siang Bakmi yang letaknya ga jauh dari kantor agensi
“Cel, lu siang ini sibuk ga? makan yuk” tanya gue via chat
“Lah gue baru mau makan siang, mau makan dimana?” balas Marcel
“Bakmi deket kantor enak tuh” tulis gue dengan menambahkan emoji lapar
“Wih, boleh-boleh sekalian kite ngobrol” balas MarcelLangsung gue memesan ojek online dan pergi ke kantor agensi yang jaraknya lumayan jauh sih dari kampus gue.
Setelah 40 menit perjalanan akhirnya gue sampai di kedai bakmi yang telah disepakati, posisinya beneran cuma beda dua gedung dari kantor agensi gue. Langsung gue masuk dan memesan bakmi ke pegawai yang ada di sana
“Mbak, bakmi ayamnya 1, pake ekstra ayam sama es teh manis ya” ujar gue, pegawai tersebut langsung mencatat pesanan gue dan kemudian mempersilahkan gue untuk pergi kedalam
Gue cari tempat duduk dan ga jauh dari tempat gue berdiri ada cowok dengan rambut ala ala blonde gitu dan langsung seketika gue tahu itu Marcel
“Cel!” sahut gue dan Marcel pun langsung menoleh kearah gue dan melambaikan tangannya ke gue.
dan gue pun langsung duduk di tempat yang diduduki Marcel.
“Dah lama lu?” tanya gue
“Nggak, belum lama kok gue dateng, lu dah pesen?” balas Marcel
“Udah kok” balas gue dan tak lama pesanan kita berdua datang. Gue pun memanggil pegawai kedai tersebut sembari melambai tangan memberi sinyal bahwa gue duduk di tempat yang sama dengan MarcelBegitu pesanan kami sudah tiba di depan meja, Marcel langsung mengambil toples yang berisi acar cabai yang sudah tersedia di meja dan menaruh 3 - 5 potong cabai sedangkan gue mencoba bakmi tanpa dikasih bumbu apa-apa terlebih dahulu
Begitu seruputan pertama masuk kedalam mulut, rasa gurih dari minyak ayam, minyak bawang, kecap asin langsung meledak di mulut gue. Ditambah kenyalnya mie keriting yang jadi favorit gue bahkan semenjak gue masih di Surabaya, kemudian gue ambil sebagian potongan ayam kampung dan demi tuhan enak banget. Nggak kering, tetap lembut dan rasanya gurih khas kaldu ayam yang udah direbus berjam-jam
“Makan bakmi ayam siang-siang dengan mood jelek emang nggak pernah salah sih” gumam gue
“Lu emang lagi kenapa dah?” tanya Marcel sambil mengunyah mienya
“Nggak, kenapa-kenapa” balas gue berbohong dan sekarang gue menambahkan acar cabai dan sedikit kecap untuk membuatnya jadi pedas manis
Gue campur kedalam mie gue dan rasanya jadi berubah, karena ada tambahan manis kecap dan pedas serta asamnya acar cabai, dan tak terasa satu mangkok bakmie pun ludes, gue hanya menatap mangkok bakmie gue yang sudah kosong sembari meminum kuah kaldunya yang rasanya gurih bangetGue menoleh kearah pegawai yang sedang menyajikan mie di meja sebelah dan memanggilnya
“Mbak, pesen satu lagi ya” pinta gue dan pegawai itu langsug kembali ke dapur dan meminta juru masak memasak kembali pesanan gue
“Eh, iya soal BA kemaren, gue pengen tahu lebih lanjut deh cel” ujar gue yang ga tau apa yang bikin gue kesambet tiba-tiba ngomong gitu
Marcelpun tersedak mendengar pernyataan gue tersebut dan gue langsung buru-buru mengambil tisu dan memberikannya kepada Marcel. Kemudian ia mengeluarkan makanan yang ada di mulutnya dan meminum air
“Hah? tumben amat lu nanyain itu.. bukannya lu masih mau mikir lagi” tanya Marcel heran
KAMU SEDANG MEMBACA
[RWM] Diari Memasak Seno : Serena Artialis
Fiksi UmumNamanya adalah Seno Adi Wijaya, sehari - hari ia hanyalah seorang mahasiswa penyendiri yang selalu pulang ketika selesai kuliah Namun di luar sana, bagi sebagian orang ia dikenal sebagai CYRUS, si cosplayer yang terkenal dengan seribu wajahnya kare...