[ vol 1 ] to do list

60 6 0
                                    

Kalau Ada Kesempatan, Aku Pulang; vol 1

- [ To Do List ] -

- [ To Do List ] -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H-7

Sebelah alis Akasa Sebiru tertarik ke atas, menatap selembar kertas lecek yang terpapar di meja seusai pemuda itu memborbardir beberapa puluh goresan di atasnya. Udara panas yang menyerang tengkuknya sebab kipas di pojok kamar tak lagi berfungsi, tak berarti membuat semangat Kasa berhenti berkobar.

Ujung bibirnya tak dapat ditahan untuk menyungging, merasa puas ketika membaca satu-persatu daftar keinginan di atas kertas yang sebagian permukaannya ternodai coretan karena ulahnya sendiri.

1. Membeli sekeranjang permen yupi untuk dimakan bersama Ciko
2. Mentraktir Nara mango sundae di kedai mixue
3. Jalan-jalan keliling kota sendirian
4. Pergi ke makam Papa dan Mama
5. Mengunjungi Nenek di panti jompo
6. Menyatakan perasaan pada Nara.

Kasa sedikit meringis begitu membaca daftar terakhir yang sebetulnya sangat-sangat ragu untuk ia cantumkan. Berpikir untuk menyatakan perasaan pada sahabatnya benar-benar konyol. Sebenarnya hal itulah yang membuat kertas keinginannya kotor dan lecek, karena Kasa berulang kali mencoret sederet kalimat itu sebab merasa tak nyaman. Dan pada akhirnya, Kasa tetap menuliskannya.

"Peduli setan si Nara suka gue balik atau enggak. Yang penting gue udah bilang," putusnya mutlak.

Kasa benar-benar mengambil resiko besar jika merealisasikan daftar ke enam. Hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi, diterima atau ditolak. Kasa sudah menyiapkan diri dengan prediksinya sendiri, tiga puluh persen diterima, dan sisanya ditolak, dihindari, atau bahkan Nara akan menghilang.

Tidak masalah, toh sebentar lagi ia akan pergi ke Milan. Itu artinya, ia tak akan melihat gadis itu dalam kurun waktu yang cukup lama--atau benar-benar lama. Jadi, move on mungkin bukan menjadi hal yang sulit.

Semoga saja.

"AKASA SEBIRU ANJING!"

Suara dobrakan pintu kamar disusul teriakan selanjutnya membuat Kasa berjengit. Pemuda itu refleks meremat kertas keinginannya lalu melempar benda itu ke dalam laci cepat-cepat, sebelum tersentak berdiri lalu berbalik.

Sejenak pikirannya terdistraksi oleh kertas yang barusan ia remat. Pasti makin kucel bentuknya.

Pikiran Kasa kembali ke permukaan ketika melihat beberapa langkah di depannya, Kinara Ayu, sahabatnya dari kecil, berdiri di ambang pintu dengan wajah bersungut-sungut. Belum sempat Kasa membuka mulut untuk bertanya kenapa, gadis itu tiba-tiba merangsek maju sambil mengangkat selembar kertas tepat di wajah Kasa.

"Ra--"

"Sinting lo, kenapa nggak bilang kalau dapat undangan dari Milan!?"

Kasa menelan ludah, refleks mengambil jarak satu langkah ke belakang. Sepasang matanya tatap kertas-yang-entah-bagaimana-bisa-sampai-di-tangan-Nara lalu berhenti tepat di pupil sang gadis yang terlihat hendak meledak karena melotot terlalu lebar.

𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝘼𝙙𝙖 𝙆𝙚𝙨𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩𝙖𝙣, 𝘼𝙠𝙪 𝙋𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔪𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang