Chapter 1

37 9 4
                                    


Hay Hay semua, jangan lupa vote dan komennya ya ❤️

~Happy Reading~

🌹🌹🌹🌹

Alunan musik dari pemain orkestra, terdengar di seluruh penjuru Grand Ballroom hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alunan musik dari pemain orkestra, terdengar di seluruh penjuru Grand Ballroom hotel. Tempat diadakannya acara pesta malam ini. Dentingan halus gelas berisi champagne diantara manusia manusia yang terlibat pembicaraan.

Seorang gadis yang mengenakan paduan dari off shoulder top dengan rok mermaid berwana putih, terlihat simpel namun elegan, duduk tenang pada bangku yang dikhususkan untuknya. Mengayunkan gelas berisi wine  digenggamnya, memindai sekeliling ruangan. Pilar pilar tinggi menjulang di sudut ruangan. meja meja bundar yang ditata sedemikian rupa, dengan dihiasi lilin serta bunga dalam pot yang tinggi. Beragam lampu gantung yang mengeluarkan cahaya keemasan, memberi kesan mewah berkelas.

Menghirup aroma wine sesaat, sebelum meminumnya dengan anggun. Sepasang netra nya yang bening, mengamati wanita wanita yang mengenakan gaun gaun mewah  rancangan Desainer ternama. berlalu lalang disekitarnya.

Menghela nafas panjang, merasa bosan dengan lingkungan sekitar. Seharusnya, dia bisa menggunakan waktu senggangnya ditengah aktivitas yang padat dengan istirahat. Tapi apa ini? Dia malah terjebak ditengah tengah pesta yang sangat membosankan.

Kata kata sambutan pemilik acara terdengar. Ia tak terlalu mengenal si pemilik acar. ia hanya sekedar tau, tidak mengenal dekat pasangan tersebut. Andai saja Maminya tidak memaksa ia dan abangnya untuk datang sebagai perwakilan. pasti saat ini ia sedang rebahan di ranjangnya yang empuk itu.

Memindai sekeliling sekali lagi, mencari keberadaan kakaknya. Netra beningnya tak sengaja bertatapan dengan netra hitam gelap milik seorang di kejauhan. Di sana, Regan si pemilik netra gelap itu sedang berbincang dengan kakaknya. Mengalihkan pandangannya ke segala arah, asal netra nya tak bertatapan dengan netra milik pria itu.

"Shit, kenapa harus ketemu disini sih" gumamnya kesal beranjak menuju toilet

Berjalan anggun melewati lantai dansa, berbagai pasang mata mengalihkan pandangan mereka kearah Thalita. Menjadi pusat perhatian adalah hal biasa menurutnya.

Sesampainya di sana, nasib sial menghampirinya. Bagaimana tidak, di sana, didepan wastafel terlihat Anara yang sedang merapikan riasan wajahnya.

" Wow ada Princess" ucapnya dengan nada ejekan yang kentara

Mendengus pelan " I'M Queen, not Princess" jawabnya acuh, berjalan ke arah cermin

Terdengar kekehan menyebalkan dari mulut busuk Anara, menyebabkan telinganya sakit saja " dari dulu sampe sekarang sikap arogan Lo ngga pernah ilang ya" ucapnya ketus

" Terus, Urusan sama Lo apa ya?" Jawab Thalita asal, malas sekali ia harus meladeni Medusa satu ini

Terlihat wajah kesal Anara" pantes sih Galang putusin Lo, sikap Lo aja kayak gini" balasnya mencoba memprovokasi Thalita " pantes mama Galang lebih suka gue jadi mantunya ketimbang cewek arogan kayak Lo" lanjutnya disertai senyum ejekan

Seringai terbit disudut bibir Thalita" sayangnya gue ngga rugi tuh putus dari dia. Cowok penurut, yang terlalu bergantung sama orang tua itu ngga pantes buat diajak berumah tangga"
"Kalo Lo mau ambil aja, gue ngga butuh" balasnya tenang

Terlihat wajah Anara yang merah padam menahan emosi, membuat seringai Thalita makin lebar " oh ya, setelah bosen jadi pengangguran, sekarang kerjaan Lo ngurusin orang ya? Ngga malu apa jadi beban Mulu" lanjutnya, kemudian pergi meninggalkan toilet dengan wajah tenangnya

Didalam toilet Anara benar-benar kesal. Niatnya ingin merusak wajah tenang Thalita, malah ia sendiri yang emosi. Sial, ia benar-benar ingin mencakar wajah tanpa dosa Thalita itu.

🌹🌹🌹🌹

Setelah perdebatan singkat tadi, Thalita kembali kemeja yang ditempatinya tadi. Di sana sudah ada Nanggala sang abangnya yang tampan sedang berbincang dengan Kaluna, salah satu sahabatnya itu.

" Lo darimana aja sih Ta? Lama tau ngga" ucapan bernada kesal Kaluna menyambut kedatangannya

"Lo tu yang lama, gue udah di sini dari tadi. Duduk sendiri kayak anak ilang tau ngga. Abang juga, Thalita ditinggal sendirian" jawab ketusnya

Kaluna nyengir " Ya maaf, tadi si bocil rewel"

Menggaruk tengkuknya yang tak gatal"Maaf dek, tadi banyak temen Abang yang nyapa. Jadinya lama deh"ucapnya merasa bersalah.
Thalita hanya berdehem malas, berharap cepat pulang

" Tadi Lo darimana aja sih Ta?" Tanya Kaluna yang masih penasaran akan keberadaan temannya yang lama sekali kembali tadi

"Toilet" singkatnya, memasukan desert kedalam mulut mengunyah dengan penuh penghayatan

Kaluna yang melihat itu mendengus kesal. Beda halnya dengan Gala, ia hanya terkekeh melihat kelakuan adiknya itu.

Tanpa mereka sadari dimeja sebrang, berjarak beberapa meja dari tempat mereka. Terlihat Regan yang mengamati Thalita dengan intens. Seyum Tersungging di sudut bibirnya saat melihat Thalita makan dengan lahap. Di netra nya yang gelap terdapat binar yang sulit diartikan. Di otaknya, sudah tersusun berbagai macam cara untuk mendapatkan Thalita lagi.

Dimeja Thalita dan abangnya, Thalita terus mengeluh ingin pulang. Dimana Kaluna? Hot girl satu itu sedang berada dilantai dansa dengan gebetan barunya tentu saja.

" Abang ayo pulang" renggek Thalita

" Iya iya, kita pamit sama pemilik acara dulu ya"

Thalita hanya mengangguk, mengikuti langkah abangnya dengan ogah-ogahan. Setelah berpamitan pada pemilik acara, Meraka akhirnya terbebas dari Ballroom hotel yang menyesakan. Mereka berjalan  Menuju parkiran untuk segera pulang ke rumah. Thalita sudah tak sabar ingin rebahan di ranjangnya. Oh ayolah dia sangat merindukan ranjangnya itu.

TBC


23 Maret


Jangan lupa vote dan komennya ❤️



MAIN CHARACTER  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang