Chapter 2

25 6 0
                                    


Jangan lupa vote dan komennya
Sebelum baca Follow dula Semua
Typo tolong dimaklumi
Enjoy Semua

~Happy Reading~

Dia, Thalita Martadinata gadis cantik berkulit putih, memiliki rambut hitam panjang berkilau. Seorang model terkenal, yang banyak diincar brand brand ternama. Putri bungsu dari pasangan Revan Martadinata dan Irene Martadinata salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Memiliki Kakak laki-laki bernama Nanggala Martadinata yang sangat menyayanginya, jangan lupakan Thalita terlahir sebagai cucu perempuan satu-satunya keluarga Martadinata. Memiliki sepupu laki laki bernama Erlangga Martadinata, yang merupakan anak dari pasangan Dirgantara Martadinata kakak dari papinya, dan Nana Martadinata.

Memiliki tiga sahabat baik, yaitu Delila Thomas, Kaluna Dominic, dan Kinan Dominic.

Delila, anak dari pemilik rumah makan terkenal yang memiliki beberapa cabang di kota kota besar lainnya. Bukannya melanjutkan usaha orang tua, ia lebih memilih menjadi Asisten pribadinya Thalita saja.

Kaluna dan Kinan, adik kakak yang berbeda 2 tahun. Anak dari pemilik rumah sakit ternama yang memiliki beberapa cabang lainnya.

--------

Terlihat Thalita menuruni anak tangga satu persatu menuju meja makan. Sesampainya di sana, ia bisa melihat Maminya yang tengah menata makanan dimeja makan.

Thalita menghampiri dengan langkah pelan " Mi " panggilnya. Wanita paruh baya, yang masih terlihat sangat cantik meski usianya yang akan memasuki kepala lima itu menoleh. Melihat putri bungsunya wanita paruh baya itu tersenyum lembut " Hii sayang " sapa Irene Mami Thalita, sembari memberi kecupan di kening anaknya.

Thalita menarik kursi untuk didudukinya " Masak apa aja Mi?" Tanyanya

"Ada Udang balado, tumis kangkung, ayam goreng, sama bakwan jagung" jawabnya " Sayang, tolong panggil Abang sama Papi sana" lanjutnya menyuruh Thalita

Thalita beranjak dari duduknya menuju lantai dua untuk memanggil Papi dan abangnya untuk makan malam. Setelahnya ia kembali ke meja makan. Berbincang dengan Maminya selagi menunggu para pria turun.

" Halo kesayangan Papi"

Terdengar suara dari arah tangga. Di sana, berdiri 2 pria berbeda usia yang seperti pinang dibelah dua saking miripnya. Melihat kelakuan Papinya yang menurutnya aneh jika dirumah, Nanggala mendengus. Berbeda sekali jika diluar, datar dan sangat tegas bahkan kepadanya. Beda lagi kalo itu Thalita.

Memilih ikut menyusul Papinya yang tengah mencium kening Mami dan adiknya. " Papi itu udah setengah abad bukan remaja lagi. Jadi jangan aneh aneh deh" sindirnya sembari mencium pipi Mami dan adiknya secara bergantian.

"Heh durhaka ngatain orang tua"

Mengabaikan Papinya, ia memilih duduk di kursi samping kiri Papinya.
Melihat kelakuan putranya, Revan jadi kesal " Bilang aja kamu iri, umur udah seperempat abad tapi masih belum nikah nikah" lanjutnya memanasi.

Gala mendelik sinis "terserah" jawabnya malas. " Nanti dilangkahi Thalita tau rasa" ujarnya semakin memanasi. Thalita yang mendengar itu mendelik, tapi tak urung otak cantiknya cepat bekerja.

MAIN CHARACTER  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang