Yunho yang berada di bawah Jaejong bukannya menyingkir tapi malah menangkap Jaejong yang terjatuh karena tidak seimbang.
BRUK!
Badan mereka bertubrukan. Yunho berhasil menangkap Jaejong dalam pelukannya. Beruntung badan Yunho lebih besar dan dia sudah memasang kuda-kuda ketika Jaejong tersangkut, jadi dia bisa tetap berdiri meskipun diterjang Jaejong.
"Nnggh... "
Jaejong memegangi mulutnya. Sementara Yunho memegangi keningnya. Sepertinya gigi Jaejong sedikit menancap di kening Yunho ketika menabraknya tadi, kening Yunho berdarah. Tapi Yunho tidak merasakan perih, jadi dia cepat-cepat memeriksa Jaejong. Dia menarik tangan Jaejong yang menutupi mulutnya.
"Jae.. bibirmu berdarah.."
"Ah.. benarkah.. pantas saja sakit.. ah.."
Yunho membantu Jaejong mengusap darah di bibirnya. Tidak ada tisu atau saputangan, jadi Yunho mengusap darah itu dengan jemarinya. Untuk pertama kalinya Yunho menyentuh bibir Jaejong. Ntah kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Yunho mengusapnya sekali, dua kali, tiga kali.. seakan ingin menyentuh bibir itu terus. Bibir itu sangat lembut. Jemari Yunho kemudian mengusap pipi Jaejong. Jemari itu seakan bergerak sendiri tanpa perintah dari otak Yunho. Bergerak dari bibir, pipi, lalu berhenti di belakang telinga Jaejong. Menariknya semakin dekat.
Jajeong pun seakan tersihir dengan situasi itu, dia tidak bisa bergerak, hanya jantungnya saja yang masih memompa darah dengan cepat. Jaejong tidak paham situasi macam apa ini. Dia hanya melihat sorot mata Yunho yang sangat lembut, membiarkan jemari Yunho menjelajahi bibir dan wajahnya. Sampai kemudian....
bibir itu dikecup..
Jaejong memejamkan mata ketika merasakan kehangatan bibir Yunho merasuki dirinya. Dia sedikit membuka mulutnya untuk menyesap lebih banyak kelembutan bibir Yunho. Sangat hangat dan lembut. Jaejong belum pernah mengenal perasaan seperti ini, tapi dia menyukainya. Dia ingin lebih. Jajeong sudah akan membuka lagi mulutnya ketika pikirannya tiba-tiba tersadar. Jaejong membuka matanya tiba-tiba lalu mendorong Yunho menjauh. Jaejong terengah-engah berusaha mengatur lagi detak jantungnya yang tidak karuan.
"A...apa yang kau lakukan???"
Jaejong menuntut penjelasan dari Yunho, membuat Yunho seakan di posisi bersalah, yah memang benar Yunho yang memulai percikan itu, tapi Jaejong juga ikut membesarkan api, dia sendiri sempat menikmati kecupan itu untuk sesaat, benar-benar munafik.
"Jaejong, aku..."
"Tunggu!
Jangan katakan apa-apa!
.....a..aku bukan gay...
Maafkan aku Yunho, aku akan pergi duluan."Jaejong tidak siap mendengar apapun saat ini, pikiran panik membuatnya menjadi bodoh. Dia kabur begitu saja meninggalkan Yunho sendiri di tempat itu.
Yunho mengepalkan kedua tangannya untuk menahan semua perasaan yang tidak tersampaikan. Bagaimana dia bisa lepas kendali seperti itu. Yunho juga bukan gay, dia tidak menyukai sesama jenis, tidak sebelum mengenal Jaejong..
Dia menyukai Jaejong sejak pertama kali melihatnya beberapa tahun yang lalu di sebuah kafe. Sepertinya Jaejong sedang bekerja sambilan sebagai pelayan di sana. Yunho menemukan sebuah kertas yang terlipat jatuh dari saku Jaejong setelah Jaejong mengantarkan pesanannya. Yunho memungut kertas itu lalu melihat isinya, formulir pendaftaran beasiswa di sebuah kampus. Yunho melipat kertas itu lagi lalu mengembalikannya kepada Jaejong. Yunho mempertanyakan orientasi seksualnya sejak saat itu. Wajah Jaejong selalu terngiang di pikirannya dan jantungnya berdegup kencang ketika mengingat wajah itu, padahal dia baru melihatnya 1x. Yunho mendatangi kafe itu sekali lagi untuk memastikan perasaannya. Tidak berubah. Yunho semakin frustasi, dia sangat yakin tidak pernah menyukai sesama jenis sebelumnya, dia bahkan pernah beberapa kali berpacaran dengan wanita sebelum ini. Tapi belum pernah merasakan perasaan seperti ini, perasaan yang membuatnya selalu ingin melihat Jaejong lagi. Jadi ketika ayahnya menyuruhnya untuk memilih universitas, dia memilih universitas tempat Jaejong mendaftar. Dia ingin memastikan lagi perasaannya, memastikan kalau dia bukan pecinta sesama jenis..
KAMU SEDANG MEMBACA
Quick Revenge
FanfictionYunho menatap tubuh mungil itu mematung di depannya. Mata itu berkaca-kaca, dan bibir itu mulai bergetar. Yunho berjalan mendekat, lalu berhenti di sebelah tubuh mungil itu. "Bagaimana rasanya ditolak?" Yunho tidak akan menekan perasaannya lagi. Sud...