04.

519 69 2
                                    

Jaejong menatap pria yang saat ini duduk di depannya. Pria itu menggunakan celemek kulit berwarna coklat seperti pegawai kafe wanita tadi. Pria itu... wajahnya tidak berubah, masih seperti dulu..

"Yunho.."

"Mn. Bagaimana kabarmu? Kau tidak berubah.."

"A..aku.. kabarku baik.. kau juga tidak berubah.."

"Aku bertambah tua dan mulai beruban. Tapi bulu kakiku masih hitam dan lebat."

Jaejong tersenyum melihat deretan gigi putih Yunho. Jika ini masa lalu dia pasti sudah mencabut bulu itu.

"Tentu saja lebat, tidak ada yang mencabutinya."

"Apa kau baru kembali hari ini?"

"Mn. Aku melihat kafe ini saat akan ke hotel."

Yunho tersenyum.
"Aku tahu kau akan kemari cepat atau lambat."

Jaejong mengernyit tidak mengerti.

"Apa kau menyukainya? Kafe ini."

"Mn. Suka sekali. Apa ini milikmu?

"Bukan."

"Milih ayahmu?"

"Bukan."

".....istrimu?"

Yunho tidak menjawab, dia hanya tersenyum.
"Hanya menjaganya sampai pemiliknya datang."

"Oh..."

"Apa kau akan kembali lagi ke luar negeri?"

"Mn. Aku hanya sebentar, berjalan-jalan menghabiskan waktu liburku. Mungkin juga akan datang reuni universitas. Apa kau akan datang?"

"Ntahlah, belum kuputuskan. Tapi karena kau datang, mungkin aku juga akan datang."

"Baguslah kalau begitu.."

"Apakah hanya itu tujuanmu kembali ke sini?"

"Mn.."

"Baiklah.. Maaf menyita waktumu, kau pasti lelah karena baru saja tiba. Selamat menikmati makananmu. Sampai jumpa, Jae.."

Yunho pergi, menghilang di balik pintu kayu kafe itu. Jaejong menelan ludahnya, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Yunho di sini. Meskipun tujuan utamanya pulang memang untuk itu.. dia merindukan Yunho.. begitu mendapat undangan reuni universitas di emailnya, Jaejong sangat bersemangat, dia langsung mengajukan cuti beberapa hari untuk pulang, berharap bisa bertemu Yunho di acara itu. Hanya ingin melihatnya, tidak lebih, karena dia saat ini pasti sudah menikah...kan..?

Perutnya mulai berbunyi, Jaejong harus segera mengisi perutnya dengan sesuatu. Dia membuka lapisan hamburger untuk mengambil bawang di dalamnya. Dia mengorek-ngorek mencari tapi tidak menemukan bawang dimanapun. Jaejong berhenti sejenak lalu mendengus. Yunho bahkan masih ingat apa yang tidak dia sukai. Jaejong mengunyah hamburgernya sambil tersenyum. Seseorang yang mengamati dari balik jendela kacapun ikut tersenyum melihatnya.

Jaejong sudah selesai dengan makanannya, dia hendak membayar namun pelayan wanita itu menolak uangnya. Pelayan itu berkata semua pesanannya sudah dibayar. Jaejong bahkan mendapat semangkuk buah anggur siap makan untuk dibawa pulang. Jaejong tahu itu semua pasti perbuatan Yunho. Jaejong mengucapkan terima kasih lalu keluar dari kafe itu. Yunho benar-benar tahu apa yang tidak mungkin Jaejong tolak.

2 hari berlalu sejak hari itu, malam ini adalah acara reuni universitas. Jaejong sudah tiba di depan aula kampus. Dia menoleh ke arah asrama tempat dia dan yunho dulu---- Jaejong meraba bibirnya. Dia masih ingat jelas hangat dan lembutnya bibir Yunho saat itu. Tapi kemudian seseorang membuyarkan lamunannya. Itu teman 1 asrama seberang kamarnya dulu. Jaejong lalu masuk bersama dengan temannya itu. Jaejong sebenarnya tidak punya banyak teman di kampus, dia mengikuti reuni hanya untuk melihat Yunho.. Jaejong berjalan memutari aula, melihat ke kanan dan ke kiri, ke pintu masuk, ke halaman, mencari di semua tempat sosok yang dia ingin lihat. Tapi tidak ada.. sepertinya Yunho memutuskan untuk tidak datang..

Quick RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang