Demi membantu keluarga. Hinata rela dijual untuk melunasi hutang keluarganya yang menumpuk seperti dosa.
Demi membantu keluarga. Hinata bahkan berbohong tentang umurnya. Mengaku jika dirinya sudah cukup umur untuk melakukan hal yang iya iya padahal justru sebaliknya.
Demi membantu keluarga. Hinata rela tubuhnya di jamah pria yang usianya jauh lebih tua darinya karena bayaran yang sebegitu banyaknya.
Demi membantu keluarga. Hinata rela mengabdikan diri untuk menjadi pelacur pribadi bagi pria yang sudah menjadi pelanggan pertamanya dalam dunia prostitusi. Mendapat sokongan dana yang luar biasa. Di hadiahkan fasilitas mewah yang mampu membuat mulut menganga. Hinata mampu untuk melunasi segala hutang keluarganya hanya dalam jangka waktu setahun namun...
Karena demi membantu keluarga. Hinata harus menelan pil pahit yang di sodorkan kenyataan terhadap dirinya. Keluarga yang ia pikir akan berterima kasih dan menyanyangi dirinya justru berani menipu dirinya hingga tak bersisa.
Karena kepolosan Hinata yang jatuhnya bodoh. Ia dengan mudahnya berhasil di tipu keluarganya hingga seluruh harta yang sudah dirinya kumpulan lenyap dari genggaman.
Hinata sudah ditipu mentah-mentah. Surat kepemilikan satu buah unit apartemen sudah raib dan dijual tanpa sepengetahuan nya. Bahkan uang di dalam rekening miliknya di curi hingga habis seluruhnya.
Keluarganya menghilang seperti noda pada permukaan kaca yang sudah di gosok hingga bersih tak bernoda.
Namun kesialannya tidak berhenti disitu saja.
Faktanya, saat ini Hinata tengah berbadan dua. Ada nyawa lain yang sedang berusaha bertahan hidup dalam rahimnya.
Oh, tolong ingatkan Hinata jika kehamilannya bukanlah suatu kesialan. Janin yang sedang bertumbuh dalam rahimnya bukanlah kesialan.
Sesuatu yang cocok disebut sebagai kesialan adalah kenyataan tentang partnernya yang tidak menginginkan seorang anak hadir diantara mereka.
Perjanjian yang sudah Hinata tanda tangani sudah jelas menunjukkan tentang ketentuan yang harus di setujui. Termasuk selalu bermain aman agar kemungkinan dirinya bisa berbadan dua tidak terjadi.
Namun sekarang semua sudah terlanjur. Hinata sedang hamil. Dan di dalam surat perjanjian sudah tertulis jika dirinya ditemukan sedang hamil maka aborsi akan di lakukan.
Membayangkannya saja membuat Hinata merasa ngeri. Hinata tidak ingin meluruhkan janin dalam kandungannya. Cukup dirinya yang tahu bagaimana rasanya tak di inginkan.
Namun seperti kata orang tua zaman dulu. Disamping hal buruk, selalu ada hal baik yang bisa di petik.
Kontrak antara dirinya dan partner ranjangnya hanya berdurasi satu tahun. Setelah itu, terserah pada kedua belah pihak untuk membuat kesepakatan baru. Ingin memperpanjang atau ingin menyudahinya.
Dengan kenyataan tentang dirinya yang sedang mengandung. Jelas saja Hinata akan memilih opsi kedua yaitu menyudahi kontrak. Ia tidak ingin dipaksa melakukan aborsi.
Beruntung bagi Hinata karena minggu ini adalah minggu terakhir masa kontraknya. Hanya perlu bersabar hingga saat itu. Setelahnya, Hinata akan pergi dengan sisa uang yang ia miliki untuk bertahan dan menjalani hidup di kota baru.
Mengingat tentang partner ranjangnya... Tumben pria itu tidak datang? Sudah terhitung dua minggu sosok itu tak muncul dan menerjangnya seperti hewan buas. Semoga saja hingga masa kontrak mereka habis. Pria itu tidak muncul dan mempermudah dirinya untuk pergi dalam suasana damai.
.....
Wanita bersurai indigo terlihat sedang menyiram tanaman tomat yang buahnya sudah hampir memerah sempurna. Ia menatap sekitarnya dengan bangga, tak menyangka jika beberapa jenis sayur yang di tanamnya tumbuh dengan sehat dan subur serta berbuah lebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIYOOMI
FanfictionBenar hubungan diantara kita dimulai dari sebuah perjanjian. Namun sebuah hubungan terjalin antara dua orang. Jika tiga orang, itu berarti aku, kamu dan anak kita! Disclaimer : NARUTO - Masashi Kishimoto WARNING : OOC, TYPO BERTEBARAN, GAJE NGGAK KA...