Kiyoomi menatap datar salah satu murid dari SMA Hanazakari yang juga sedang menatapnya tajam. Saat ini, ketiganya masih berada di kantor polisi.
Lalu bagaimana dengan Sai? Pemuda itu sedang berada di dalam ruangan lain bersama petugas polisi yang mungkin sedang memintai keterangannya.
"Si brengsek itu yang memulai semuanya. Tapi lihat? Selain berisi sampah, lidahnya juga menyimpan kotoran!" Yagura menggerutu. Sengaja ia mengeraskan suara agar sekumpulan murid dari SMA Hanazakari yang sudah di capnya sebagai sekolah sampah mendengar.
Sosok yang disebut Yagura tak lain dan tak bukan, adalah sosok yang semenjak tadi menatap tajam Kiyoomi. Sosok itu hanya memberikan senyum mengejek yang seolah menertawakan emosi Yagura.
"Aku ingin menghajarnya lagi." geramnya tertahan.
Rock Lee menghela napas berat. Ia tidak tahu akan bagaimana nasibnya setelah ini. Jika hanya di marahi sang Ayah, dia masih bisa menghadapi. Tapi lebih dari itu, Rock Lee khawatir akibat perkelahian tadi, mereka malah justru malah memberi masalah pada tim dan pihak sekolah.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Kiyoomi membuka suara. Sejujurnya ia masih belum tahu pemicu perkelahian. Hanya saja, melihat Rock Lee dan Yagura di keroyok membuat emosinya tak bisa di bendung.
"Sebenarnya kami hanya diam saat mereka datang dan mulai memprovokasi dengan menumpahkan jus. Hanya saja, mereka semakin menjadi. Saat itu Yagura masih bisa menahan emosi. Tapi saat mereka mulai mengolok-ngolok Ayah dan teman-teman kita..." Rock Lee menjeda ucapannya, ia kembali mengingat kejadian provokasi tadi. "Bukan Yagura, tapi justru aku yang terprovokasi duluan." imbuhnya seraya menghela napas pasrah.
Kiyoomi mendengarkan dengan seksama. "Siapa yang menumpahkan jus pada kalian?" tanyanya datar.
"Kepala merah sialan itu!" sungut Yagura dengan tubuh mungilnya terlihat seperti bocah yang sedang mengadu.
Tatapan datar Kiyoomi berubah dingin. Ia membingkai wajah pemuda berambut merah yang semakin memamerkan seringainya seolah dirinya sedang berada di atas awan.
Tak berselang lama. Sai muncul dengan lebam yang menghiasi pelipis matanya. Senyum masih terus terpatri di wajah tampannya yang terlihat lebih pucat dari biasanya.
"Wajahmu terlihat lebih pucat." ujar Kiyoomi. Ia khawatir melihat sepupunya yang semakin memutih.
"Aku butuh darah." sahut Sai seraya mengambil tempat duduk di samping Kiyoomi.
"Mau darahku?" tawar Yagura setengah bercanda untuk mencairkan suasana.
"Tidak, nanti kau semakin kecil aku juga yang repot."
"Sialan!" umpat Yagura seraya terkekeh. Namun kekehan itu tak bertahan lama. Dalam hati, Yagura merasa menyesal karena dirinya sudah menarik ketiga sahabatnya ke dalam masalah. "Maaf." bisiknya penuh sesal.
"Kau minta maaf seperti ini malah membuatku semakin merasa bersalah, Yagura." Rock Lee menunduk seraya meremas jemarinya kuat. "Aku yang memukul mereka lebih dulu. Maafkan aku."
Sai tidak suka situasi seperti ini. Suasana suram dan canggung ini seolah menghimpitnya. Ia lebih suka suasana huru-hara seperti biasanya. "Inilah kenapa aku tidak suka sekolah itu. Selain muridnya yang menyebalkan. Keluarga mereka juga menyebalkan."
Perkataan Sai semakin membuat Yagura dan Rock Lee semakin tenggelam dalam perasaan bersalah. Jika saja...
Jika saja bukan karena mereka, tim dan pihak sekolah tidak akan mendapat imbas yang tak seharusnya. Mereka tidak tahu lagi harus berbuat apa.
"Apa lagi si rambut merah jambu menyebalkan itu. Dia pasti sedang merasa berada di atas awan."
"Kau terdengar seperti punya dendam pribadi dengannya." tembak Kiyoomi tepat sasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIYOOMI
FanficBenar hubungan diantara kita dimulai dari sebuah perjanjian. Namun sebuah hubungan terjalin antara dua orang. Jika tiga orang, itu berarti aku, kamu dan anak kita! Disclaimer : NARUTO - Masashi Kishimoto WARNING : OOC, TYPO BERTEBARAN, GAJE NGGAK KA...