3. A for A

2 4 0
                                    

Alyne sudah berdiri di depan rumah Tante Elva tapi dirinya ragu untuk mengetok pintu.bukan karena takut, melainkan karena Alyne merasa canggung.

Dengan helaan nafas panjang,ia memberanikan diri untuk mengetok pintu rumah tersebut.

Tok tok

"Permisi"

"Assalamualaikum",masih tidak ada jawaban dari tuan rumah, Alyne memutuskan untuk mengetok pintunya lagi tapi agak keras dari sebelumnya.

Tok tok

Alyne sekarang bingung karena setelah dirinya mengetok pintunya lumayan kencang masih tidak ada orang yang membukakan pintu,apalagi keadaan rumah terlihat sepi dan membuat Alyne mengambil kesimpulan bahwa tidak ada orang dirumah.

Bahkan Alyne sempat berpikir bahwa ia salah rumah karena disini benar-benar sepi,tapi yang menjadi aneh itu gerbangnya kenapa terbuka.

Tapi tak lama kemudian, Alyne mendengar samar-samar suara pintu yang dibuka.

Cklek

Terlihatlah sosok tinggi semampai dengan T-shirt warna hijau tua dan celana jeans hitam.

Alyne mendongak untuk tahu siapa seseorang yang membuka pintunya,dan ia membola saat melihat siapa orang yang berada di hadapannya.

"Ngapain lo kesini",suara bariton milik cowok itu membuat Alyne tertegun sesaat.

"Lo ngapain ada disini",tanya Alyne bingung.

Lihatlah sekarang,di depannya sudah ada Algara dengan muka dinginnya.Alyne bahkan heran mengapa cowok itu bisa ada disini.bukankah rumah Algara bukan di komplek perumahan sini.setahu Alyne memang begitu,tapi benarkan.

"Harusnya gue yang tanya,kenapa lo yang malah balik nanya",pemuda itu kesal dengan ulah Alyne.

"Gue salah rumah atau gimana,padahal kan jelas-jelas tetangga baru ada di depan rumah gue"gumam Alyne yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

"Kalau lo bengong terus disitu, pintunya bakal gue tutup"ancam Algara yang berhasil membuyarkan lamunan Alyne.

"Jangan dong! Gue kan kesini karena ada sesuatu yang penting",cegah Alyne cepat.

"Yaudah cepetan lo mau apa", sepertinya kesabaran Algara sudah menipis.

"Gue kesini mau ketemu Tante Elva",ragu Alyne menjawab.

"Ada urusan apa lo pake nanyain keberadaan nyokap gue", suara ketus itu ingin sekali Alyne lakban.

"Tante Elva itu nyokap lo", pertanyaan Alyne membuat Al mengusap wajahnya kasar.

"Kuping lo budeg atau gimana,lo gak denger tadi gue bilang apa.tante Elva itu nyokap gue,paham",nada bicara Algara meninggi dan membuat Alyne menundukkan kepalanya.

Sejujurnya Algara jengah dengan Alyne yang menurutnya ada dimana-mana.di sekolah,di kelas,di kantin,di perpustakaan,di lapangan sekolah dan lainnya pasti ia bertemu dengan Alyne.entah kesialan apa yang menimpa Algara sampai-sampai ia dipertemukan dengan gadis menyebalkan ini.

Alyne mendongak tapi raut wajahnya berubah jadi geram.

"Santai dong! gue kesini karena ada urusan sama Tante Elva bukan sama lu"

Mendengar perdebatan yang terjadi di depan rumah,membuat seseorang memutuskan untuk melihat siapa orang yang datang kemari.

"Ada apa ini ribut-ribut"

Atensi Alyne dan Algara teralihkan saat ibu dari Al menghampiri keduanya.

"Eh ada tamu ternyata", Alyne menyalimi seorang wanita di samping Algara yang ia yakini adalah Tante Elva.

"Tante ini Tante Elva kan"tanya Alyne ramah.

"Iya itu saya. ngomong-ngomong ada apa ya cari Tante",tanya Elva kepada Alyne dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Disisi lain, Algara memilih pergi dari sini karena enggan melihat Alyne.

"Saya mau ngasih kue ini ke Tante,tadi Mama Friska suruh saya kasih ini ke Tante"Alyne memberikan kue itu ke Elva dan Elva menerimanya dengan senang hati.

"Ya ampun pake repot-repot segala, harusnya gak usah"

"Gak pa-pa Tante,kata Mama itu sebagai bentuk kepedulian sesama tetangga"jelas Alyne.

"Oh gitu.kamu anaknya Friska ya"Alyne mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Cantik sekali kamu nak"puji Elva.

"Makasih Tante.tante juga cantik kok",balas Alyne.

"Kamu ini bisa aja"

Terdengar suara Alyne dan Elva yang terkekeh kecil karena ucapan keduanya.

"Oh iya sampe lupa mau nawarin buat masuk.ayo masuk ke dalam nanti biar Tante buatin minum",tawar Elva.

"Gak usah tante,habis ini juga Alyne mau pulang",tolak Alyne halus.

"Harusnya daritadi tante nawarin kamu.Al juga tadi gak nawarin buat mampir masuk ke rumah dulu kan?anak itu selalu aja cuek",ujar Elva sambil berdecak pelan mengingat Algara yang cuek terhadap orang lain.

"Gak pa-pa Tante,aku maklumin kok"

"Nama kamu siapa, Tante sampe lupa nanyain",tanya Elva

"Saya Alyne"

"Yaudah kalau begitu saya pamit ya Tante. assalamualaikum",pamit Alyne.

"Iya waalaikumsalam"

∀∀

Keesokan paginya,Alyne sudah berada di depan pagar rumahnya menunggu Bryan datang.Dirinya memang sudah biasa menebeng Bryan ke sekolah karena mereka mempunyai jalur yang searah.

Awalnya Alyne sedang fokus melihat media sosial tapi teralihkan karena suara gerbang yang dibuka.ia melihat Algara yang mendorong gerbang rumahnya agar terbuka.bahkan Algara sudah berseragam rapi dan sudah menggendong tasnya ke punggung.

Tanpa sengaja netra keduanya bertemu saling menatap dalam diam.

Tiinn

Suara klakson motor membuyarkan tatapan mereka.Bryan yang mengklakson motornya tadi langsung menengok ke kanan dan ke kiri.hingga netra legamnya menemukan Algara gang bersiap menaiki motornya.

Bryan penasaran mengapa Algara bisa ada disini.ia berniat bertanya pada Algara tapi sayangnya, Algara sudah lebih dulu melenggang pergi menggunakan motornya sebelum ia bertanya.

Bryan kemudian beralih ke Alyne yang sedang menunduk,entah apa yang dilakukan gadis itu.

"Lyne", panggil Bryan.saat itulah Alyne mendongak melihat Bryan.

"Kenapa",tanya Alyne.

"Algara kenapa bisa ada disini"

"Dia sekarang tinggalnya di rumah itu",Alyne menunjuk rumah bertingkat 2 yang berada di depannya.

Bryan awalnya terkejut dengan perkataan Alyne,tapi kemudian ia mengembalikan mimik wajahnya ke semula.

"Jadi dia pindah?tapi kenapa gak ngomong sama gue"

Alyne hanya mengendikkan bahunya tidak tahu dengan pertanyaan Bryan.

"Mana gue tau.tanya aja sendiri sama orangnya",ujar Alyne ketus.

"Idih.... Yaudah ayo berangkat"

Alyne segera menaiki motor Bryan dan tak lupa memakai helm nya.setelah itu Bryan menyalakan motornya dan pergi ke sekolahan.

Saat sudah sampai di sekolah, Alyne lebih dulu masuk dan berjalan santai di koridor sekolahan.tapi ada yang aneh saat ia berjalan, murid-murid tampak berbisik-bisik dengan tatapan yang mengarah ke belakangnya.

"Di belakang gue ada apaan sih", cicit Alyne pelan.karena ia merasa tak nyaman jika sepanjang berjalan diiringi dengan bisik-bisik para murid.

Daripada seperti ini terus lebih baik ia menengok ke belakang untuk mengetahui ada apa sebenarnya,pikir Alyne.

Akhirnya ia menoleh ke belakang dan dirinya menemukan....

A for ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang