6. A for A

4 4 1
                                    

Merasa tidak penting harus berlama-lama disini dengan Algara.alyne memilih untuk melanjutkan jalannya lagi daripada harus bersama dengan Algara yang bisa membuat emosinya memuncak.

Alyne berjalan berharap menjauh dari Algara tapi sepasang kaki panjang terlihat berjalan sejajar dengan langkah kakinya.ia mendongak ke samping dan ternyata Algara yang berjalan berdampingan dengannya.

"Lo ngapain ngikutin gue", tanpa ba-bi-bu lagi Alyne bertanya pada Algara.

"Siapa juga yang ngikutin lo.ge-er banget jadi orang", Algara menjawab tanpa mengalihkan pandangannya ke samping.

"Kalau lo gak ngikutin gue terus kenapa lo jalan daritadi arahnya sama kayak gue", Alyne masih menahan emosinya sampai detik ini.

"Serah gue lah! Lagian juga ngapain gue harus ngikutin lo,kurang kerjaan aja gue",sewot Algara.

"Lo ngomong gitu berharap gue ngikutin lo gitu? Cihh jangan halu jadi orang", tambahnya lagi.

Alyne sekarang benar-benar ingin memasukkan Algara ke comberan samping jalan komplek supaya Algara tau rasa.sekalian biar mukanya itu jadi hitam kena air got.

"Heh siapa juga yang mau diikutin sama bambu Cina kayak lo,gue sih ogah!",sarkas Alyne.alyne mengatakan Algara sebagai bambu Cina karena cowok itu memang tinggi.

"Gak usah munafik!gue tau gue ganteng", Algara bahkan melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Cihh!gantengan juga Soobin TXT",cibir Alyne pada Algara yang membuat cowok itu langsung menatap ke arahnya.tapi setelahnya Algara melihat ke depan lagi.

"Dia aja kembaran gue",dengan tak tau malunya Algara berkata seperti itu.

Ayolah bahkan Alyne sempat kaget saat Algara tiba-tiba menjadi narsis seperti ini.di sekolahannya saja ia menjadi seseorang yang dingin layaknya balok es.

"Apa?! Soobin yang pernah masuk nominasi ajang The most handsome dibandingin sama lo ya beda jauh kali Al!",sengaja Alyne meninggikan suaranya agar cowok itu tau diri.

Algara melirik tajam sekilas ke arah Alyne yang saat ini sedang adu mulut dengannya.

"Lo gak liat postur badan gue sama kayak dia?atau mata lo lagi buram makanya lo gak bisa liat tubuh gue yang proporsional ini", Algara menyindir balik Alyne.

Sebenarnya Alyne akui bahwa Algara juga memiliki kesamaan dengan bias nya tapi ia tidak mau mengakuinya.gengsinya lebih tinggi.kalau seandainya ia mengaku pasti Algara nanti malah besar kepala.

"Lo kayaknya harus ke psikiater dulu sebelum kegilaan lo tambah gede"

"Ternyata bener ya,lo itu munafik", seketika kening Alyne mengerut mendengar ucapan Algara.

"Udah lah!gue capek ngomong sama lo terus.yang ada bukannya santai tapi malah bikin tambah tua gara-gara emosi terus", Alyne mempercepat jalannya dan mendahului Algara yang sekarang berada di belakangnya.

"Lo gak mau mengakui kalau gue itu ganteng—iya kan",terka Algara yang membuat Alyne menghentikan langkahnya dan berbalik tapi dengan wajah yang kelewat emosi.

"APA LO BILANG?! GAK USAH KEPEDEAN JADI ORANG.DASAR BALOK ES TUKANG SOTOY",tukas Alyne.

Teriakan yang ditimbulkan dari Alyne tadi memang cukup keras tapi untungnya di sekitar komplek cukup sepi.coba kalau suasananya ramai pasti mereka akan di tegur habis-habisan karena menggangu kenyamanan warga sekitar.

Algara bahkan sampai menengok ke kanan dan ke kiri siapa tau ada orang yang keluar rumah karena mendengar suara berisik dari Alyne.jelas tidak ada orang yang keluar karena sepi begini padahal sedang malam minggu.

"Itu mulut bisa gak,gak usah pake teriak segala?!masih untung kalau gak ada orang yang marah denger teriakan lo,coba kalau beneran ada yang marah",ucap Algara mendelik tajam ke Alyne saat dirinya sudah menyamakan laju jalannya seperti Alyne.

Alyne yang di tatap seperti itu ingin mencekik leher Algara supaya cowok jangkung itu bisa diam.syukur-syukur kalau dia mati.eh tapi jangan deh nanti Alyne yang malah di penjara karena melakukan tindakan kriminalitas.

"Ngaca Bambank! Lo yang bikin gue teriak kayak gini",sungut Alyne.

"Gue aja ngomong santai tapi emang lo nya aja yang mulutnya kayak toa masjid", Algara berekspresi datar saat mengatakannya.

"Perasaan lo kalau di sekolah irit ngomong.tapi kok pas sama gue gini lo malah banyak omong ya", perkataan Alyne sukses membuat Algara menghentikan langkahnya dan membuat Alyne juga berhenti berjalan.

Algara menatap Alyne.yang ditatap malah menunjukkan ekspresi jutek.algara mengendikkan bahunya tidak tahu sebagai jawaban dari pertanyaan Alyne tadi.

"Cihh", Alyne mendecih karena jawaban Algara yang menurutnya tidak akurat sama sekali.

"Lo mau kemana sih? Daritadi kok ngikutin gue mulu",gerutu Alyne kesal.

"Minimarket depan",tukas Algara singkat.

"Ooh bilang dong daritadi"

"Lo gak nanya"

Di dalam hatinya Alyne sudah beristighfar mendengar ucapan Algara yang menurutnya menyebalkan sampe ke tingkat DNA.

                             ∀∀

Sampailah mereka di minimarket depan komplek.keduanya memilih camilan yang mereka sukai dan membayarnya di meja kasir.

Saat Algara ingin melenggang pergi dari halaman minimarket, Alyne mencegahnya.

"Berhenti dulu!"cegah Alyne dan membuat Algara berhenti jalan dan melihat ke arahnya dengan alis yang bertaut.

"Sini", Algara menurut dan duduk di kursi yang berada di depan minimarket itu.

Alyne merogoh plastik belanjaannya dan mengambil plester serta minuman kaleng dingin.

"Lo mau ngapain",tanya Algara.

"Ngobatin luka lo", Alyne dengan telaten mengobati luka merah Algara akibat ulahnya tadi.dirinya menempelkan minuman kaleng dingin tepat di dahi Algara yang luka untuk menghilangkan rasa perih.karena disini tidak ada air es maka Alyne menggunakan minuman kaleng sebagai penggantinya.

Sebenarnya Algara merasa itu tidak perlu karena ia sudah tidak merasakan perih di dahinya.tapi sekarang ia malas untuk berbicara panjang.

Algara diam-diam melirik Alyne sekilas saat gadis itu sedang mengobati lukanya dengan raut wajah tenang.dalam hati Algara berucap "ini orang kalau diperhatiin kok bisa kalem juga ya".

Setelah itu, Alyne menempelkan plester yang dibeli tadi di kening Algara.

"Udah",ucap Alyne sesudah mengobati luka Algara.

"Hm"

"Nih buat lo,ambil aja", Alyne menyodorkan minuman kaleng tadi yang Alyne gunakan untuk mengobati dahi cowok itu.

Algara mengernyitkan keningnya karena tak biasanya gadis di sampingnya ini memberikan sesuatu kepadanya.

"Cck ambil aja", Alyne berdecak sebal karena sedari tadi Algara tidak menerima pemberiannya ini.

"Tumben"

"Gue gak mau ada bekas keringat di kaleng minuman itu",jawab Alyne enteng.algara yang mendengarnya malah terheran-heran tapi tetap mimik wajahnya tak menunjukkan ekspresi.

Dengan terpaksa Algara mengambil minuman kopi kaleng yang bermerk Noe coffee.

"Bilang apa tiang",tanya Alyne yang daritadi tidak mendengar kata terimakasih yang terucap dari mulut Algara.sepertinya Alyne tidak hanya memanggil Algara dengan sebutan manusia kutub,balok es, dan bambu Cina saja tetapi juga tiang.

"Makasih",gumam Algara tapi masih bisa terdengar sampai ke Alyne dan membuat gadis itu tersenyum puas.






Tbc....
Yang mau double update comment ya :)
See you

A for ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang