Part 21

1.4K 23 3
                                    


Matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya, menandakan malam sudah berganti menjadi pagi. Kirman yang masih terlelap tidur tiba-tiba dibangunkan oleh sinar matahari yang menyinari matanya melewati jendela kamar yang tirainya dibuka. Dia pun terpaksa membuka matanya tapi saat dia ingin mengusap kedua matanya dengan tangannya, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kedua tangannya itu. Dia pun melihat kedua tangannya sudah terikat pada kedua sisi tempat tidur. Kirman pun bingung dengan kondisi tangannya yang terikat di sisi atas tempat tidur, saat dia ingin memanggil istrinya, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dan masuklah sosok wanita yang dikenalnya yaitu bu Nida yang dia yakini sosok tersebut tak lain dan tak bukan adalah istrinya, Tuti yang masih memiliki wajah dan tubuh yang sama persis dengan bu Nida yang asli. Tapi Kirman sedikit bingung dengan baju yang dikenakan oleh Nida. dia pun sedikit mengerutkan dahinya untuk mengingat-ingat dimana dia melihat pakaian tersebut sambil Nida berjalan mendekatinya. Tidak butuh waktu lama, Kirman pun mengingat dimana dia melihat baju tersebut. baju itu adalah baju yang Kirman pakaikan ke Nida yang asli yang saat itu sudah dibuat pingsan oleh Kirman. Kirman pun bingung dan terkejut serta sedikit bingung dengan sosok Nida yang kini berdiri tepat disampingnya. Apakah dia Nida yang asli atau Tuti. tapi melihat kondisi muka dan rambutnya yang terlihat lusuh, dia berpikiran bahwa ini merupakan sosok Nida yang asli. Selanjutnya yang muncul di otaknya adalah, bagaimana bisa dia keluar dari rumah Sandy, sedangkan rumahnya dikunci.

“Tut, itu kamu kan Tuti..?”

“TUTI..?? OH JADI WANITA YANG PINGSAN DI RUANG TAMU YANG MIRIP SEKALI DENGAN SAYA TUH TUTI, ISTRI KAMU KIRMAN..?” jawab Nida.

“bu.. bu Nida..?” tanya Kirman dengan gugup.

“IYA. INI SAYA NIDA, YANG ASLI, YANG KALIAN BUAT PINGSAN, KALIAN SEKAP ENTAH DI RUMAH SIAPA ITU. KURANG AJAR YA KALIAN BERDUA. TEGA SEKALI KALIAN INI.“

“ma.. maaf kan kami bu, ka..kami terpaksa.” Jawab Kirman.

“TERPAKSA KATAMU. KALIAN TAHU, TINDAKAN KALIAN INI SUDAH DILUAR BATAS, SUDAH TINDAKAN KRIMINAL. LALU BAGAIMANA BISA ISTRIMU ITU MEMILIKI WAJAH DAN TUBUH YANG SAMA PERSIS DENGAN SAYA..? JANGAN-JANGAN DIA SUDAH… EEUURRHHH.. SEBENARNYA APA YANG KALIAN INGINKAN..??” tanya Nida dengan nada marah dan kesal.

“ka..kami Cuma pingin uang bu, supaya bisa membayar hutang-hutang kami.” Jawab Kirman.

“TAPI KAN BISA PINJAM BAIK-BAIK, TIDAK PERLU SEPERTI INI CARANYA. Ga.. ga bisa, ini ga bisa dibiarin, kalian udah sangat keterlaluan. Kalian akan saya laporkan ke pihak yang berwajib, supaya tidak ada korban lain yang kalian tipu dan sekap.” Ancam Nida sambil mengambil handphonenya yang ada di atas meja kecil di samping tempat tidurnya.

“bu. Jangan bu,, jangan laporkan kami, saya mohon bu.. kami minta maaf bu. Tolong jangan laporkan kami ke pihak yang berwajib bu. Kami akan menuruti permintaan ibu asalkan kami jangan dilaporin ke pihak yang berwajib bu.” Pinta Kirman dengan wajah memelas, ketakutan dan matanya mulai sedikit ‘berkaca-kaca’.

Melihat ekspresi wajah Kirman yang seperti itu, Nida pun sedikit iba dan tidak tega. Tidak lama kemudian, ekspresi wajah Nida berubah, yang tadinya wajahnya menunjukkan ekspresi orang yang marah, kini lambat laun raut wajahnya berubah santai dan senyum mulai ‘mekar’ di wajahnya yang tak berapa lama diiringi suara tawanya terbahak-bahak.

“hahahaha… ahahahahaha… haduuuuhh… hahahahaha..Kirman..Kirman..hahahaha.. ahahaha..haduuh perutku..hahaha lucu bangeet..hahahaha.” gumam Nida sambil tertawa terbahak-bahak.

Kirman pun sedikit bingung melihat Nida yang tadinya marah, tiba-tiba menjadi tertawa terbahak-bahak dengan sendirinya. Lalu dia pun berpikir, kenapa bu Nida bisa tiba-tiba tertawa seperti itu. Kalau bu Nida yang asli pasti tidak akan tertawa seperti ini dalam situasi seperti ini. Hingga akhirnya dia sadar, bahwa yang ada di hadapannya ini adalah istrinya, Tuti.

Changing PotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang