Part 16

1.3K 14 0
                                    

Sesampainya mereka di rumah, mereka mengurusi diri mereka terlebih dahulu untuk membersihkan diri mereka dan makan malam. setelah selesai dengan semua itu, mereka pun bersantai-santai dan berbincang-bincang sejenak di kamar sebelum beristirahat karena cukup lelah dengan aktivitas mereka hari itu.

“mas, kita mau ngelaksanain rencana kita besok dimana coba, sedangkan non Windanya aja udah pulang. Otomatis kan ga bisa di rumahnya non Winda, apa lagi dia tadi bilang libur sampe minggu.” Tanya Tuti.

“waaah non Winda libur sampe minggu rupanya. Duuh mas kira dia tetep masuk besok, hmm untung kamu ngingetin Tut. Tapi kan kita masih punya tempat cadangan Tut, tempatnya mas Sandy, hehe. sebentar ya Tut.” Kata Kirman sambil keluar kamar. Kirman rupanya menelepon Sandy untuk meminta ijin memakai rumahnya besok. Tanpa mengalami kesulitan Kirman pun mendapatkan ijin dari Sandy untuk menggunakan rumahnya besok tentunya karena penawaran yang pernah mereka bicarakan, Sandy dengan gampangnya memberikan ijin kepada Kirman.

Begitu sudah mendapatkan tempat yang cukup aman untuk melakukan aksinya, Kirman pun kembali ke dalam kamar untuk membicarakannya dengan istrinya.

“Tut, kita bisa pakai tempatnya mas Sandy untuk melaksanakan rencana kita, tapi tentunya dia tidak memberikannya secara cuma-cuma juga ke kita.”

“wah bagus deh mas kalau begitu. Waah, dia minta apa emangnya mas.?” Tanya Tuti.

“dia cuma minta kita ngeberesin rumahnya aja kalau berantakan, dan jangan ada yang hilang, rusak saat kita pakai rumahnya. Sama, dia juga mau minta jatah juga Tut.”

“mm itu doank mas, kalau itu doank sih kita juga bisa mas, kalau cuma jatah doank mah kita kasih aja deh mas, lagipula mas juga udah buat perjanjian juga sama dia kan. Kalau aja aku lebih hati-hati mas, mungkin ga ada orang lain yang tahu ya mas. Bodoh deh aku.” Kata Tuti.

“iya Tut, aku juga udah bilang iya sama dia. Haha, udahlah Tut, tidak usah dipikirkan, toh cuma dia yang tau, dan dia juga ga banyak nuntut, paling cuma minta jatah aja Tut, kita kasih aja. Hehe. udah jangan dipikirin. Besok kita samperin ke rumah Bu Nida pas siangan dikit pas suaminya udah berangkat, jadi kita bisa lebih leluasa ya Tut.”kata Kirman.

“iya mas, aku ga pikirin lagi deh. Mm, boleh juga mas, tapi bagaimana kita bawa bu Nidanya ke rumah mas Sandy, pasti banyak yang liat nanti mas.”

“iya juga ya Tut. Hmmm, bisa aja sih kita bawa nya pas malem2 aja kan pasti sepi tuh. Tapi kamu mungkin ada ide lain ga?” tanya Kirman.

“hmm, karena besok siang suaminya berangkat keluar kota, aku rasa pasti dia akan ke pasar deh mas, untuk masak buat suaminya sebelum pergi keluar kota.”

“hmm sepertinya sih iya Tut. Terus..?”

“maksud aku, besok kita bisa ke tempatnya mas Sandy pagi-pagi, terus kita liat dia ke pasar atau ga, kalau ke pasar, nanti aku akan pura-pura ikut ke pasar, pulangnya bareng dia, nah pas pulang nanti, aku pura-pura keseleo aja pas di depan rumah mas Sandy, nanti aku minta dia anterin aku masuk ke dalem, nah pas itu mas bisa bius dia. Kalau pun ada yang ngeliat nanti pasti ga akan curiga, karena nanti kan aku akan keluar dari rumah mas Sandy sudah dalam wujud bu Nida. gimana mas, sepertinya ide aku ini bisa dengan aman kita pakai.” Kata Tuti.

“hmm, bagus juga ide kamu Tut. Sepertinya iya kita bisa aman pake ide itu. Hehe. pinter juga kamu Tut. Tapi bagaimana kalau seumpama dia ga ke pasar Tut.?”

“hehe, iya donk mas, istri siapa dulu. Hehe. kan mau ngerasain kontol suami orang. Oops. Hehe. ehmm kalau dia ga ke pasar, kita pake caranya mas Kirman aja.” goda Tuti.

“ooo,, begitu yaa,ok Tut, nakal ya kamu. Hehe. aku juga udah ga sabar pengen nyicipin lagi memek istri orang. Hehe. kamu ga marah kan Tut.” balas Kirman menggoda.

Changing PotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang