2. Thursday Promises

247 33 3
                                    

Banyak hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Otak Katsuki sudah teramat sering mengambil keputusan dengan cepat, hitungan detik. Sebisa mungkin, ia juga akan menanamkan hal itu pada orang-orang sekitarnya. Keterlambatan dalam memroses segala hal bukanlah gayanya. Pun pilihan yang tak menyenangkan akan ia buat sendiri hingga dapat menyenangkannya.

Orang-orang bilang, ini sudah saatnya Katsuki membuka agensi sendiri. Ia telah terlalu lama dikontrak dengan agensi pro hero lain, sedangkan itu jelas bertentangan dengan wataknya yang tidak mau diatur dan sembarangan bersikap. Cita-citanya menjadi pro hero nomor satu juga diketahu publik bukan bualan semata. Jadi, keheranan tak dapat dibendung.

Usia dua puluh empat tahun dan masih belum mendirikan agensi, padahal namanya telah besar. Itu menjadi sebuah tanda tanya besar. Namun, Katsuki sendiri bodo amat menghadapi. Di otaknya, ia masih harus terus belajar mengenai pendirian agensi dan tetek bengeknya pada orang yang lebih mumpuni. Sembari mengumpulkan uang, rencananya. Karena memimpin hal seperti itu bukanlah perkara mudah. Membangun relasi yang luas juga menjadi alasan.

Sejauh ini, pekerjaannya lancar. Akan tetapi dirinya masih jauh dari kata sukses. Ia ketar-ketir sendiri tiap tahun ketika hampir memasuki masa-masa pengumuman nominasi. Ini bukan semacam persaingan wajib, tetapi ia telah merencanakannya dari jauh-jauh hari, hendak melibas banyak orang. Maka dari itu semangat kerjanya tinggi. Workaholic parah dengan ambisi yang membara terlihat pada wibawa dan matanya.

"Setelah pengumuman itu, ibu ingin kau bertemu dengan—"

"Lagi? Dasar sinting!"

Panggilan ditutup sepihak. Sudah dikatakan bahwa kerja dan ambisinya adalah prioritas utama. Masalah wanita sama sekali tak pernah mampir dalam otaknya. Meski kanan kiri selalu bercumbu mesra, Katsuki memegang teguh pendiriannya. Banyak hal yang masih harus ia lindungi dan dirikan. Keadaan finansial yang dapat diandalkan juga jadi patokan—meski sejujurnya ia tak kekurangan uang sama sekali.

Tahun lalu, nama hero Dynamight melonjak dari urutan tiga puluh dua menjadi berada pada urutan tujuh belas. Tinggal satu langkah lagi sampai ia dapat mengharumkan namanya lebih jauh dan dikenal dunia. Bukan perkara angka tersebut identik dengan para pro hero elit, namun debaran para Villain ketika mendengar nama mereka menjadi tumpuan paling indah yang pernah Katsuki rasakan.

Jadi, sebelum target masuk sepuluh besar terpenuhi, mendirikan agensi, dan dikenal menjadi hero nomor satu, Katsuki sama sekali tak memiliki niatan untuk bermain romansa.

Tetapi, ibunya keras kepala sekali karena ponselnya bergetar sekali lagi.

"Kau sudah tidak pulang tiga bulan, Dasar Bocah Kurangajar. Besok kau harus pulang ke rumah atau aku yang mendatangi tempatmu!"

Sungguh, Katsuki tak tahu menahu dari mana ambisi gila ibunya berasal. Padahal banyak hal yang harus dipertimbangkan. Apa ibunya sungguhan mengira bahwa pernikahan itu seperti membeli barang yang jika rusak atau tak berfungsi bisa ditukar dengan gampang? Padahal pernikahan orang tuanya juga tidak mulus-mulus amat. Selalu berteriak ini itu tiap pagi sampai pagi lagi.

Tiga bulan ia main kucing-kucingan dengan ibunya, berdiam diri di mess tanpa ada niatan mengunjungi rumah sesekali. Karena jika ia muncul barang hanya hawanya saja, ibunya akan mulai berteriak-teriak heboh.

Dengan jengkel dan lelah akibat terus didesak, Katsuki membalas pesan ibunya tanpa pikir panjang.

Dynamight.pro
Aku sudah punya pacar! Puas?!

Dalam hitungan detik ibunya sudah membalas.

"Sejak kapan? Aku tidak percaya!"

Dynamight.pro
Bagus, lusa aku ke sana.

𝐁𝐎𝐌𝐁 [𝐁𝐚𝐤𝐮𝐠𝐨 𝐊𝐚𝐭𝐬𝐮𝐤𝐢]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang