4 - Thanks, No

1 0 0
                                    

“Kebahagiaan itu sering muncul, ketika sehabis membantu orang lain.

Apalagi, orang itu...

Dia yang kamu sukai.”

— Dewangga Jefano Alaska

***

Saat pulang sekolah tiba, Jiandra dan Lala segera mengemasi barang-barangnya. Dua cewek itu berjalan di koridor bersama, hari ini Jiandra memutuskan untuk ke rumah Lala, menjenguk adik baru Lala yang baru dilahirkan dua hari yang lalu. Saat Lala tega meninggalkannya berdua dengan cowok sinting itu.

Ngomong-ngomong tentang cowok sinting, orangnya malah muncul berpapasan saat melangkahi area kelas IPS. Memang benar, beberapa kelas IPS itu angker, tak harus menjelajahi jauh kelas IPS, hanya satu langkah ada di sana, sudah dipastikan akan bertemu makhluk halus yang satu ini.

"Ji, gue ada perlu sama lo."

"Gue gak perlu." Jiandra menatap kearah lain dengan kesal.

"Kenapa, sih, kalo sama gue bawaannya sensi mulu." Jefano menghela.

"To the point aja, ada apaan?"

"Balikin hoodie."

Jiandra menerima hoodie dari tangan Jefano, perempuan itu memeriksa hoodie itu namun melihat itu bukan miliknya. "Ini bukan punya gue."

"Barter sama punya gue, Ji."

"Gak mau, ah!"

Jefano mengeluarkan satu hoodie lagi dari dalam tasnya. "Ini, kan, ada inisial JN nama Jiandra Nouzella. Hoodie itu ada nama gue juga, DJA, Dewangga Jefano Alaska. Bagus, kan? Lucu kayaknya kalo kita make couple."

"Lucu mata lo! Balikin yang punya gue!" Jiandra berusaha merebut hoodie miliknya dari tangan Jefano.

"Sama aja, Ji. Lagian punya gue masih lebih bagus dari punya lo."

Jiandra berdecak. "Ya gue gak mau make yang ada nama lo."

"Gue mau."

"Lo doang, kan, yang mau?"

"Lo juga mau, Ji."

"Enggak."

"Gue maksa!"

Lala menghela nafas panjang. "Udah-udah, perkara hoodie doang ributnya udah kayak debat pemilu. Ayo, Ra, mending langsung pulang aja."

"Gue gak mau make hoodie punya dia!" rengek Jiandra.

"Gue mau make punya lo, Ji." sahut Jefano membuat Jiandra menatapnya kesal.

Jiandra melempar hoodie milik Jefano kearah cowok itu dengan kasar. "Gue gak mau nerima yang bukan punya gue."

"Lo gak mau hoodie lo gue balikin?" tanya Jefano.

"Hoodie itu punya banyak kenangan, No. Please, lah! Jangan lo tuker-tuker."

Jefano menyodorkan kembali hoodie miliknya. "Punya gue juga, Ji. Lo harusnya inget, hoodie kita dibikin ditempat yang sama, harga yang sama, dan waktu yang sama. Lo gak lupa, kan? Wak—"

"Stop, gue gak mau bahas. Itu gak penting, yang jelas gue mau yang punya gue!" ketus Jiandra.

"Bawa punya gue, Ji."

"Gak."

Lala berdecak. Perempuan itu menyerobot hoodie dari tangan Jefano, lalu ia menggenggam pergelangan tangan Jiandra. "Udah gue terima, ayo balik, Ra! Mau sampe kapan lo berantem terus? Lama-lama magrib juga disini doang denger lo ribut."

FinifugalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang