2/10

165 26 4
                                    

"Kelompok terakhir, Kujo Jotaro, Kakyoin Noriaki, Kakyoin (Name)" ujar pria paruh baya sambil melihat absensi kelas.

Kringg! Kringg!

"Baiklah segitu saja untuk hari ini, kalian boleh istirahat. Dan jangan lupa kerjakan tugas kelompknya" lalu pria paruh baya tersebut meninggalkan kelas yang sudah mulai berisik.

"Persaudaraan memang erat ya" ujar Jotaro datar. "Tentu saja!" Noriaki merangkul (Name) erat.

"Ekhem, dibandingkan dengan persaudaraan lebih baik kita runding kan siapa yang sukarelawan rumahnya di jadikan tempat kerja" tegas (Name).

"Rumah ku saja" usul Jotaro santai. "Tumben mau" Heran Noriaki.

"Tidak kenapa-napa, aku hanya mencari suasana baru"

"Baiklah, aku akan bawa video game terbaru!"

"Omong omong dimana (Name)?"

"Dia sudah kabur"

___

"Nana-chan!" teriak (Name) sambil berlari terengah-engah. Membuat surai reddish-pink tersebut terurai.

"Ya ampun, kau dikejar apa sampai segitu nya" perempuan bernama Nana memberi (Name) sebuah minuman dingin.

(Name) meneguk minuman dingin tersebut cepat-cepat "Terimakasih. Aku dapat kabar baik!!" seru nya membuat nya tersedak.

"Pelan-pelan kalau minum, tersedak kan" Nana berucap datar. "Dan kabar apa yang membuat mu berlari begini"

"Aku, sekelompok dengan Jotaro! Dan dia bilang kalau kerja kelompok di rumahnya saja" kedua mata (Name) berbinar.

"Lalu?"

"Aku gugup tahu! Bagaimana ini?!" (Name) berteriak histeris sambil mengguncang kuat bahu Nana. Membuat si empu yang di guncang mengaduh.

"Diam" ujar Nana kasar. (Name) berhenti.

"Sialan, anggaplah kau sedang berkunjung ke rumah ku" Nana berucap.

"Memang aku kalau berkunjung ke rumah mu seperti apa?"

"Babi nyasar" muka (Name) mendatar.

"Bercanda" ujar Nana.

"Sudah, sana temui kembaran dan gebetan dodol mu itu. Aku ada rapat Klub Basket putri" sambungnya, mengusir perempuan jangkung di depan mata.

"Kau mengusirku?! Tega nya huhuhu" (Name) memegang dada nya seolah drama.

"Lebay"

___

"Itu dia" guman gadis jangkung tersebut.

"Jotaro! Ughh, apa kau tak apa rumah mu dijadikan tempat kerja kelompok?"

"Ya, tidak masalah" lelaki bersurai kelam mengadah kebawah. Meski seratus tujuh puluh senti, (Name) masih tetap kalah jauh lebih Jotaro.

"Hm, ya sudah. Sepakat deh"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Meskipun ia perempuan tertinggi di kelas, tetap saja ia lebih boncel daripada diriku.



𝐏𝐃𝐊𝐓 | 𝚔𝚞𝚓𝚘 𝙹𝚘𝚝𝚊𝚛𝚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang