Langsung aja baca
Happy reading*****
Maudy dan Vio menyeret Lea menuju gudang yang berada dibelakang sekolah. Banyak siswa-siswi yang melihatnya namun mereka enggan menolong karena mereka tau itu hanya akan membahayakan diri mereka sendiri.
Maudy dan Vio menghempaskan Lea membuat kepala Lea terbentur kursi usang yang berada di sana. Lea meringis pelan, dia merasakan sesuatu mengalir dari kepalanya.
"Kalian mau ngapain?" Lirih Lea. Dia menatap Clara yang bersandar di pintu.
Clara melangkah pelan, dia terkekeh sinis. Netra nya menyusuri tubuh Lea dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Gue nggak habis pikir, kok bisa, sih, mereka mau deket-deket sama sampah murahan kayak lo?" Clara menggelengkan kepalanya tak habis pikir "Atau jangan-jangan mereka udah rasain tubuh lo makanya mereka bisa deket sama lo?"
Lea menggeleng "Jaga ucapan kamu, Ra!" Teriak Lea.
"BERANI LO TERIAK KE GUE?!" Bentak Clara.
Lea menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangannya "Kenapa? Aku nggak selemah itu! Selama ini aku diem bukan berarti aku takut sama kamu. Emang kamu siapa?!"
Mendengar ucapan Lea, Clara semakin dibuat emosi olehnya. Dia mengambil potongan kayu kemudian melemparkan kepada Lea. Lemparan itu mengenai kepala Lea membuat Lea menjerit kesakitan.
Clara tertawa "Gimana? Sakit? Mau lagi? Mana tadi yang bilang nggak lemah. Kalo emang lo nggak lemah, sini hadapin gue!" Teriak Clara.
Lea menatap Clara "Iblis kamu, Ra!" Desisnya.
Clara terkekeh "Nggak ada yang bisa menghentikan gue. Gue muak sama lo, harusnya lo udah lenyap dari pandangan gue, tapi kenapa? Kenapa lo masih ada disini, kenapa?!" Clara menendang tubuh Lea membuat lagi-lagi Lea terbentur kursi.
Maudy dan Vio yang melihatnya hanya diam tak berkutik melihat betapa emosinya Clara sekarang.
Clara menyeret Lea yang sudah pasrah, kemudian dia membenturkan kepala Lea beberapa kali ke lantai hingga akhirnya Lea kehilangan kesadaran.
Clara berdecih "Gue belum puas, tapi gue nggak mau lo mati sekarang. Gue masih pengen main-main sama lo."
*****
Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit lalu. Keanu, Denta, Mario dan Fero tengah berjalan menuju kelas Lea. Ya, mereka beda kelas dan beda angkatan. Lea satu tahun dibawah mereka.
Sesampainya didepan kelas Lea, mereka berempat langsung masuk. Beberapa murid yang masih berada dikelas pun sontak terdiam. Keanu mengernyit saat dirinya tak mendapati sosok Lea, bahkan tasnya pun tidak ada.
"Lea kemana?" Tanya Keanu kepada tiga temannya.
"Kok nanya kita? Kan, kita bareng-bareng dari tadi." Balas Fero. Denta dan Mario mengangguk.
Keanu menatap murid yang berada di sana "Lea mana?"
Tak ada yang menjawab dan itu membuat Keanu geram ingin menyobek mulut mereka satu persatu.
"Nggak punya mulut lo pada?!" Sentak Keanu.
"A-anu, kak, d-dari tadi Lea e-enggak masuk." Ucap murid laki-laki sambil terbata.
Keanu mengernyitkan dahinya, dia ingat tadi Lea menuju kelasnya. Namun mengapa sekarang tidak ada? Ataukah terjadi sesuatu terhadap Lea?
Keanu langsung berlari diikuti ketiga temannya. Dia berlarian ke sekeliling sekolah, namun tak ada tanda-tanda Lea berada di sana.
"Shit! Lea, lo dimana?" Ucap Keanu. Pandangannya menatap ke segala arah.
"Lo bertiga cari Lea, cepet!" Perintah Keanu. Mereka bertiga mengangguk, tak biasanya mereka melihat Keanu sekhawatir ini.
"Hai, kak."
Belum sempat mereka beranjak dari posisinya, tiba-tiba saja Clara dan kedua temannya datang.
"Kalian cari apa?" Tanya Clara sok lembut.
"Kita cari Lea, lo liat nggak?" Tanya Mario.
'Dih, ngapain, sih, mereka nyariin dia.' Batin Clara.
Clara menatap kedua temannya "Kita nggak liat, emang dikelasnya nggak ada?"
Denta menggeleng "Nggak ada, kita udah cari disekitar sekolah juga nggak ada."
Clara tersenyum miring dan itu disadari oleh Keanu yang sedari tadi sudah menaruh curiga kepada Clara dan kedua temannya.
"Mungkin Lea keluar sekolah, bolos gitu. Ya, kan, guys?" Ucap Clara. Dia menatap kedua temannya dengan senyuman yang senantiasa menghiasi bibirnya.
Vio mengangguk "Bener, tuh. Lea, kan, emang gitu anaknya, suka bolos."
"Bahkan dulu pernah, kan, pulang larut malam, Ra?" Tanya Maudy kepada Clara. Clara membalas dengan anggukan.
Denta mengernyit, dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka "Kalian serius? Gue perhatiin, Lea nggak kayak gitu."
"Aduh, kak, lo emang kenal Lea udah berapa lama, sih? Baru bentar, kan, kita itu udah kenal lama." Ucap Vio.
Clara mengibaskan tangannya "Dari pada kalian pusing-pusing nyariin Lea, mending kita ke kantin aja. Ayok, kak!"
Clara hendak meraih tangan Keanu untuk ia genggam. Namun dengan cepat, Keanu menjauh dari Clara.
Tatapan Keanu berubah menjadi tajam "Setelah apa yang lo sama orang tua lo lakukan ke Lea, lo pikir gue percaya sama lo?" Keanu mengetuk-ketukan jari telunjuknya di kepalanya "Punya otak dipake, jangan cuma dibuat pajangan."
'Nanti kepala lo aja yang gue pajang."
Keanu menatap Clara kemudian dia langsung pergi meninggalkan mereka termasuk ketiga temannya.
Denta menunjuk Clara "Lo? Orang tua?" Dia menatap Clara dengan raut wajahnya menunjukkan kebingungan.
Clara mengangkat sebelah alisnya "Kenapa emang?"
Denta mengangguk "Oh, jadi lo sama orang tua lo manusia nggak punya hati itu? Nggak nyangka, sih, gue, lo cantik tapi kok gitu. Pantes Keanu nggak percaya."
Mendengar ucapan Denta, Mario dan Fero mengangguk paham. Mereka paham sekarang jika Clara itu saudara yang dimaksud oleh Lea.
Fero mengibaskan tangannya "Udah-udah, ayo pergi! Nanti ketularan nggak punya hati kita." Fero melangkah, tepat saat berada di samping Clara, dia sengaja menyenggol bahunya membuat Clara terhuyung. Untung ada Maudy dan Vio yang menahannya.
Tak hanya itu, setelah Clara dan kedua temannya kembali berdiri tegak, Mario dan Denta secara bersamaan sengaja menabrak ketiganya membuat mereka terjengkang mengenaskan. Murid-murid yang melihatnya pun sontak menyemburkan tawanya, mereka tak memikirkan siapa yang tengah mereka tertawakan sekarang.
Denta tertawa "Yah, beban dunia tumbang." Ejeknya "Makanya jangan jahat, ketangkep psikopat mampus lo pada!"
*****
Keanu berlari menuju ruangannya. Dengan cepat, dia mengotak-atik komputer dihadapannya. Dia ingin mengecek semua CCTV yang terpasang di sekolahnya. Tak ada yang tau jika SMA Winata dilengkapi CCTV, karena Keanu memasang CCTV yang bentuknya kecil sehingga tak dapat terlihat jelas.
Keanu terus melihat CCTV mulai dari saat dimana dirinya dan Lea baru sampai disekolah. CCTV terus berputar mengikuti setiap pergerakan Lea. Hingga akhirnya, Keanu melihat saat dimana Lea dibully oleh Clara dan kedua temannya.
Keanu mengepalkan tangannya "Udah gue duga," Gumamnya. Dia melihat saat dimana Maudy dan Vio menyeret Lea, Keanu tau itu arah kemana. Dia langsung berlari menuju belakang sekolah.
"Lea, maafin gue, gue nggak bisa jagain lo,"
*****
Typo tolong tandain ya nggak sempet revisi soalnya
Jangan lupa vote and komen
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Psikopat||Slow update
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU!] ***** Azalea Friska .C., gadis polos yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Hidupnya selalu berantakan karena kedua orang tuanya dan saudaranya. Lea selalu berniat untuk pergi dari rumah yang...