Rasa

159 15 6
                                    

Setelah senin yang melelahkan hari terus berganti. Sekarang tiba saatnya liburan. Hari yang ditunggu orang-orang termasuk Adel, dan Rey.

Hari ini mereka (sahabat-sahabat Rey) berkumpul di rumah Rey yang megah. Rumah Rey menjadi pilihan karena orang tua Rey sedang dinas ke luar negeri.

Hari ini rencana mereka adalah movie marathon. Pukul 11, sahabat-sahabat Rey sudah datang dirumah Rey, termasuk Adel.

Tanpa menunggu si empunya rumah yang sedang mandi membuka kan pintu, mereka langsung masuk menuju ruang keluarga. Tempat tv yang lebar berada dan dvd player berada. Ruangan yang nyaman dengan sofa yang empuk, karpet yang lembut, dan 2 buah AC menimpali ruangan yang sangat besar ini.

Damian, si cowok yang merupakan sahabat Rey yang rada pendiam berjalan menuju sofa santai yang ada di balkon ruang keluarga rumah Rey. Seperti biasa, dia menggambar. Bukannya malas bergabung dengan yang lain, namun menurutnya, dia lebih nyaman berada sendiri jika mood menggambarnya ada.

Sedangkan 3 sahabat Rey yang lain sedang asik memakan popcorn yang disiapkan oleh Adel.

Louis, sahabat Rey yang paling pecicilan, penakut, jail dan gilanya super akut ini sedang asik memakan popcornnya tanpa berkata apa-apa. Dia duduk dikarpet lembut diruangan itu. Matanya tak dapat lepas dari adegan yang ada di film yang sedang diputar.

Sahabat Rey yang lainnya ada Farhan, kalo dia yang paling konyol dari pada yang lainnya. Kali ini Farhan duduk disofa empuk yang khusus untuk 3 orang. Dia duduk dipojok kanan sofa. Ditengahnya ada Adel lalu disebrangnya ada Zandi. Zandi salah satu player akut yang entah mengapa bisa membuat Adel jatuh cinta.

Namun, sampai sekarang, antara Adel dan Zandi belum ada apa-apa. Hanya sebatas teman. Lebih tepatnya mereka terjebak friendzone. Terbukti, kali ini Zandi menggenggam erat tangan Adel yang ada disampingnya. Adel yang notabennya menyukai Zandi hanya bisa merona karena efek sentuhan Zandi.

Sebenarnya Rey sudah sering mengingatkan mereka berdua, terutama Adel untuk jangan terlalu berharap pada Zandi yang seorang player ternama. Dia tidak ingin sahabatnya ini menangis karena player kunyuk yang juga menjadi sahabat Rey.

"Kalian lapar ga?" Tanya Adel tiba-tiba. Tangan Adel yang tadinya digenggam Zandi sekarang dia lepas.

"Yah kok dilepas sih, Del"rengek Zandi.

"Aku mau masakin makanan. Kayaknya kalian laper. Masa kalian makan popcorn doang? Emang kenyang?"

Gelengan kepala 4 cowok yang ada didepan Adel menjadi jawaban.

"Mau dimasakin apa? Request, dong" tanya Adel lagi

"Gimana kalo spaghetti aja?" Usul Rey yang masih menatap pada layar TV.

"Boleh boleh" susul Louis yang masih serius dengan film dan popcornnya

"Oke, setujunya spaghetti ya. Aku masakin dulu. Oh iya, Damian?"

"Gue makanan terserah, tapi minumannya kayak biasa, air putih anget" request Damian yang tengah berdiri didepan Adel. Tangan kanannya menggengam buku gambarnya, ditelinga kirinya ada pensil yang biasa dia pakai menggambar. Namun, matanya menatap lurus pada Adel. Bukan tatapan mengintimidasi namun tatapan yang susah Adel artikan.

Tatapan Damian sukses membuat Adel gugup dan pipinya menjadi merah.

"O..oke. Aku masakin dulu.." Adel langsung berlari menuju pantry rumah Rey.

"Haha itu tadi si Adel blushing?" Ledek Rey saat Adel sudah berjalan menjauh.

"Blushing karena tadi gue pegang tangannya kan?" Pede Zandi

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang