01

675 70 8
                                    

Komen mu semangat ku.

Reader pov.

Padahal... Aku mengharapkan pagi yang tenang dan damai, tapi kurasa itu tidak akan pernah terjadi. Mulai dari kakak kakakku yang meninggalkanku sendirian di rumah, dan aku harus berjalan sendirian ke Yumenosaki.

Dan sekarang aku harus berhadapan dengan manusia kepala rumput laut yang merupakan teman seunit onii-chan, Sena Izumi.

Meresahkan.

Daritadi ia menanyakan berbagai pertanyaan, aku merasa seperti diwawancarai. Tapi aku tidak menghiraukan semua pertanyaan itu, toh dia sendiri yang menyuruhku diam. Tapi tiba-tiba ia berkata.

"Jawablah pertanyaan ku, kusogaki..."

Maaf ya, tapi senpai sendiri yang menyuruhku diam sekarang senpai menyuruhku berbicara? Aku jadi teringat ibu-ibu +62.

Aku hanya menatapnya dengan tatapan yang mungkin kalian sudah tahu karena author sudah menjelaskannya di chapter sebelumnya.

"JANGAN MENATAPKU DENGAN TATAPAN SEPERTI ITU!"

"Yah... Bukannya tadi senpai yang menyuruhku diam? Dan juga aku bukan stalker, aku bukan tipe orang yang akan membuang tenagaku untuk hal yang tidak berguna seperti itu."

Aku tidak mau berlama-lama disini, karena itu aku cepat-cepat menukasnya, dia sempat terdiam mendengar jawabanku aku menunduk 45° sebelum cepat-cepat berjalan menjauh dari tkp berniat untuk pergi ke ruang staff.

Semoga saja hal yang sama tidak terjadi lagi.

"Kamu..."

Suara gumaman seseorang disebelah kiriku sukses mengejutkan ku sampai aku harus melompat ke belakang beberapa langkah.

Apakah tidak cukup dengan Sena-senpai yang curiga padaku?

Aku menoleh ke sumber suara. "Ada apa...?" Tanya ku dengan nada malas plus lelah.

"Apakah kamu murid pindahan jurusan produser yang dibicarakan Sakuma-senpai?" Tanya orang itu yang sepertinya balik tanya kepadaku sambil memasang pose berpikir.

Ini cuma perasaanku doang atau memang kakak-kakak kesayangan ku ini mulutnya ember banget ya?

"Iya... Kurang lebih begitu..." Balasku sambil menyelipkan beberapa helai rambutku dibelakang telinga yang sepertinya sudah terlewat panjang. Pengen dipotong tapi sayang.

Aku memperhatikan anak yang berada disebelahku ini dari ujung kepala sampai ujung kaki, bisa kulihat wajahnya sedikit berkeringat karena gugup.

"Aoi Yuuta?" Tanyaku tiba-tiba, walaupun sebenarnya aku sudah mengetahui duo Aoi ini sebelum aku masuk ke Yumenosaki. Terlihat matanya berbinar begitu aku menyebutkan namanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
「𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫」|| 【Ensemble Stars! x Readers】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang