Yuuta's pov.
Sakuma [Name]-san.
Satu-satunya siswi di kelas 1-B, adik perempuan dari Sakuma-senpai dan Ritsu-senpai, tinggi 157 cm, berat badannya sekitar 39 kilogram. Tapi kulihat-lihat dia jadi tambah 'berisi' sekarang, pipinya jadi lebih chubby daripada sebelumnya.
Siang ini kulihat dirinya sedang mengobrol dengan Anzu-san. Dahinya mengkerut di awal obrolan, mungkin ada pekerjaan baru. Tapi satu menit kemudian ekspresi nya berubah menjadi lebih cerah, entah keringanan apa yang dia dapatkan.
Kawaii...
.
.
3rd person's pov.
"Yuuta-kun, membuntuti [Name]-san lagi?"
"..."
Saat ini, Yuuta dan Hinata sedang beristirahat di garden terrace, mereka makan di pojokan yang sepi, jadi tidak mungkin ada orang yang mendengarkan pembicaraan mereka.
"Aku hanya penasaran kenapa dia begitu familiar bagiku, aku bersumpah aku merasa seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya..." Yuuta menjawab seadanya, mengalihkan pandangan.
"Kau sudah menjadi stalker sekarang, Yuuta-kun." Ucap Hinata sambil menyilangkan tangan dan menatap kembarannya dengan kesal.
"Aku tidak..."
Dia bergumam memprotes, mengetahui kakaknya akan menceramahinya lagi tentang betapa salahnya menguntit seseorang. Tapi dia tidak bisa menahan diri, rasa penasarannya pada [Name] terlalu kuat untuk dia abaikan.
"Kau mengikutinya setiap hari, dan kau sepertinya mengetahui semua aktivitasnya. Itu bukan perilaku normal bagi seseorang yang hanya ingin memastikan sesuatu, kau paham kan?"
Dia berbicara dengan nada yang menusuk, mata emeraldnya menatap sang adik sambil tersenyum.
Yuuta tidak bisa membantah logika Hinata. Dia tahu bertingkah seperti penguntit itu salah, tapi dia tidak bisa menghilangkan perasaannya dengan [Name].
Setelah hening beberapa saat, dia berbicara lagi.
"Tapi kamu tidak mengerti, aniki... Setiap kali aku melihatnya, aku merasakan perasaan yang aneh ini, seperti aku pernah mengenalnya sebelumnya! Dan itu bukan hanya penampilannya, tapi caranya bereaksi dan berbicara, semuany—"
"Aku mengerti perasaanmu, tapi bisakah kau bayangkan bagaimana reaksi [Name]-san saat dia tahu kalau kau menguntitnya? Menurutmu apa yang akan dia lakukan?"
"......!?"
Nah loh kicep.
"... Aku tidak tahu."
Yuuta bergumam, mengetahui bahwa kakaknya benar. Jika [Name] mengetahui apa yang telah Yuuta lakukan, pasti dia akan sangat marah dan kecewa padanya.
"Aku tahu kau menyukai [Name]-san, Yuuta-kun, tapi ingat, sudah ada orang yang menempati hatiny—"
"Jangan ingatkan aku tentang itu... Aku tahu... Makanya aku berpikir... Kalau aku tidak punya kesempatan..." Dia bergumam pelan, seperti biasa, merasa getir setiap kali memikirkan Isara Mao.
"Namun, kau terus mengikutinya seperti ini." Nada suara Hinata mencerminkan campuran perhatian dan frustrasi. Dia tahu tindakan Yuuta tidak masuk akal, dan dia ingin menyadarkannya, tapi itu sulit.
"Kau hanya menyakiti dirimu sendiri, Yuuta-kun..." Lanjutnya.
Yuuta tahu kakaknya benar, bahwa tindakannya tidak masuk akal, dan dia tidak berpikir jernih. Dia menatap makan siangnya yang setengah dimakan, nafsu makannya tiba-tiba hilang.
"Aku tidak tahu harus berbuat apa, aniki. Aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini, itu membuatku gila... tapi aku tahu aku tidak seharusnya bersikap seperti ini... "
Sorot mata Hinata melembut sedikit melihat sang adik benar-benar berkonflik dengan pikirannya. Mengelus pundaknya, ia berkata dengan suara yang lebih lembut.
"Mungkin sebaiknya kau bertanya langsung padanya?"
.
.
.
TBC.
485 words.
5-08-24
KAMU SEDANG MEMBACA
「𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫」|| 【Ensemble Stars! x Readers】
Casuale-ˋˏ┈┈┈┈ ┏━✦❘༻༺❘✦━━┓ 'Kenapa aku harus masuk ke sekolah yang sama dengan mereka?' Itulah suara hati seorang Sakuma [Name], anak bungsu dari keluarga Sakuma. Anak yang harus menahan emosinya setiap kali berhadapan dengan para idol sengklek Yumenos...