Aku ingin pergi, namun kalian membuatku tak bisa berlari. kalian terlalu berarti hingga membuatku memaksakan diri, kini pikiran dan hatiku berbeda sisi. Apakah Tuhan akan membenciku jika aku ingin tetap disini. Kau yang menempatkanku diantara orang-orang ini, serakahkah aku jika aku tidak ingin pergi?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Meskipun dengan waktu yang singkat, Jimin dan Jungkook dapat dengan mudah menjadi teman dekat. Jungkook yang pandai membuat orang didekatnya nyaman, dan Jimin yang ramah serta berpikiran terbuka, membuat keduanya menjadi cocok satu sama lain, bahkan diawal pertemuan, mereka sudah mulai berbagi rasa sakit masing-masing dan berusaha saling memahami. Mereka mulai saling menceritakan kondisi, kekhawatiran bahkan keluarga mereka masing-masing.
"Ibuku seorang alkoholik, bahkan saat dia mengandungku, ibuku tidak bisa meninggalkan kebiasaan buruknya, dan inilah hasilnya, aku tidak terlahir dengan sempurna, dan akhirnya menjadi beban untuk hyungku, bahkan aku juga menghancurkan keluargaku" tutur Jungkook sambil merenung
Jimin menepuk-nepuk pelan punggung Jungkook untuk menenangkannya
"Hyungku slalu bilang kalau itu bukan kesalahanmu, itu bukan karenamu, kita hanya sedang dipermainkan oleh takdir. Aku juga cacat semenjak lahir, jantungku tidak berfungsi dengan baik sehingga membuat ibuku slalu merasa bersalah ketika aku sakit. Ibu slalu menyalahkan dirinya atas kondisiku, ibu selalu berpikir seandainya dulu ibu lebih memperhatikan apa yang ibu makan, apa yang ibu lakukan, kerjakan dan lainnya. Itu yang slalu ibu katakan dan membuatku tidak nyaman. Bahkan kami sampai harus pindah dari Busan karena aku harus berobat disini. Tapi seperti yang telah hyungku katakan, kalau ini hanyalah permainan takdir. Dan kita sebagai pemain hanya harus memastikan kita yang akan menang""Wah..... saudara hyung sangat bijaksana, sepertinya dia orang yang sangat baik. Seandainya hyungku juga seperti itu " kata Jungjook saat mendengar nasihatnya Jimin
"Oh...... jadi kau menyesal punya saudara sepertiku?" Tanya namja yang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.
Jungkook langsung menoleh mendengar suara yang tidak asing baginya
"Hyung"Jungkook sedikit terkejut melihat Rapmon "Aish.... kenapa hyung sering sekali melakukan hal-hal yang dapat memicu kambuhnya penyakitku, apa hyung mau aku pingsan lagi?"
"Auh.... anak ini harus kuapakan. Kalau seandainya kau sehat aku sudah memukulmu karena kau selalu membuatku kesal"
"Ada untungnya aku sakit" gumam pelan Jungkook
"Apa" Rapmon semakin kesal
"Tidak tidak, oh ia hyung perkenalkan, ini teman baruku namanya Jimin"
Jimin tersenyum dibalas oleh senyuman Rapmon dan saling memperkenalkan diri satu sama lain
"Jimin" sambil mengulurkan tangan kurus putih pucatnya.
"Aku Rapmon, kakaknya Jungkook" sambil meraih uluran tangan Jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Heart & A Promise
FanfictionKita dipertemukan oleh tragedi, diikat oleh kejamnya takdir, dan disatukan karena rasa sakit yang sama. Bisakah kita jadi pemeran utama dengan akhir happy ending? Sebelumnya cerita ini benar-benar hanya merupakan fiksi penggemar dan tidak ditulis se...