Katanya sesulit apapun masalahnya, selalu ada jalan keluarnya. Nyatanya menemukan jalan keluarnya sendiri merupakan suatu masalah. Sering kudengar orang berkata "Tuhan takan menguji seseorang diluar batas kemampuannya". Lalu atas dasar apa tuhan menilai bahwa aku mampu melewati ujian ini? Dari sekian juta orang, mengapa aku yang terpilih? Rasanya seperti aku hanya berdiri dengan satu kaki ditengah-tengah jurang, kemanapun aku berniat melangkah hasilnya tetap akan jatuh. Dan jika suatu saat aku benar-benar jatuh, mungkinkah aku bisa bangkit kembali?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Maaf, pasien harus segera dipindahkan keruangan khusus untuk memulai perawatan lanjutan " kata seorang perawat
"ia baiklah, terimakasih" Jawab Rapmoon
"Hyung bukannya itu bagus, aku tidak akan kesepian lagi" sahut Jungkook dari belakang
"Bagus untukmu tapi tidak untuk pasien-pasien lain, mereka akan terganggu olehmu"
" NAM JOON HYUNG aku bukan seorang penggangu justru aku malah menjadi mood maker bagi mereka"
"Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu, aku lebih suka tetap dipanggil Rapmon"
"Sebegitu sayangkah hyung pada orang yang memberi nama itu, sampai hyung melupakan nama Pemberian orangtua hyung sendiri"
"Apa bangganya dengan nama pemberian mereka? hyung malah lebih merasa nyaman dan terbiasa saja dengan nama itu, dan oh ia tadi hyung bertemu dengan teman hyung yang memberikan nama pada hyung, adiknya juga dirawat disini" cerita Rapmon dengan antusias
"Benarkah? Pantas saja dari tadi hyung terlihat senang, taunya....." goda Jungkook
"Kan aku sudah bilang di bukan wanita"
"Ia ia kakak gak usah malu""Jungkook.... hyung serius"
"Ia ia aku percaya" Jungkook tetap menggoda Rapmon.
"JUNGKOOK...." sambil menatap sinis Jungkook
Seketika Jungkook berhenti menggoda dan mengalihkan pandangan keluar jendela seolah tak melihatnya~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Sebentar biar hyung bantu" Jhope membantu Jimin menaiki kursi rodanya
"Terima kasih hyung
Jhope hanya menjawab ucapan Jimin dengan senyuman sambil mendorong kursi rodanya keluar ruangan.
"Hyung bukannya setelah ini kita tidak akan kesepian lagi, aku berharap aku bisa satu ruangan dengan namja yang kutemui kemarin ditaman, pasti akan sangat menyenangkan" Jimin terus berbicara disepanjang jalan saat menuju ruang rawat baru, sementara Jhope tidak terlalu menanggapi dan hanya terus melamun memikirkan pertengkarannya dengan orangtuanya tadi
"Hyung...." panggil Jimin membuyarkan lamunan Jhope "hyung mau mendorongku sapai kemana? Bukannya kita sudah sampai" tunjuk Jimin pada sebuah pintu
"Oh ia kita sudah sampai, maaf hyung tadi tidak melihatnya, sebentar" kata Jhope sambil membuka pintu
"ayo" ajak Jhope pada Jimin sambil mendorong kursi rodanya "oh hallo" katanya lagi sambil membungkuk memberi salam pada namja lain yang sudah lebih dulu menghuni kamar tersebut
"Hallo" Jiminpun ikut menyapa pada namja tersebut
"Oh... Hai" balas namja tersebut dengan canggung
"Apa kau sendiri disini" tanya Jhope
"Ah tidak, aku bersama kakakku, dia sedang keluar" Jawabnya canggung
"Oh.... Aku Jhope kakaknya Jimin" Jhope memperkenalkan diri sambil menunjuk Jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Heart & A Promise
FanfictionKita dipertemukan oleh tragedi, diikat oleh kejamnya takdir, dan disatukan karena rasa sakit yang sama. Bisakah kita jadi pemeran utama dengan akhir happy ending? Sebelumnya cerita ini benar-benar hanya merupakan fiksi penggemar dan tidak ditulis se...