Love Maze

65 4 0
                                    

Ternyata harapan lebih menakutkan dari keputus asaan, karena selama berharap, maka kita juga harus berjuang terus menerus. Aku hanya berusaha untuk sampai diakhir harapan dengan kepuasan, berharap keputus asaan tidak pernah akan datang.
Pertama kali selalu lebih terikat dalam hidup, orang cenderung mengingat "pertama" dengan jelas, cinta pertama, ciuman pertama, putus pertama, teman pertama, dan Saudara pertama. Hidup terlalu rumit, sehingga aku berpikir kematian adalah akhir yang paling sederhana. Namun keputusasaan orang yang ditinggalkan, menjadikan kematian begitu menakutkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ayahnya Jin langsung bergegas keruangan Jin saat Suho mengabarinya, dan betapa terkejutnya ia saat mendapati anaknya dalam keadaan kacau.
"Jin tenanglah! Kendalikan emosimu! Papah mohon"
Ayahnya Jin terus menuntun Jin agar menjadi lebih tenang, namun segala cara yang ia lakukan tidak berhasil. Jin terlalu sulit untuk menahan emosinya, seakan Jin telah menumpahkannya sekaligus.
Jin terus menangis keras melepaskan semua emosinya, dadanya mulai sesak seiring dia menangis, namun rasa bersalah membuatnya lebih sakit dibandingkan kondisi jantungnya.

Karena terlalu khawatir dan melihat Jin terus kesakitan sambil menangis
Akhirnya ayahnya Jin pun menyuntikan obat penenang dan membuat Jin tertidur kembali.

Karena terlalu khawatir dan melihat Jin terus kesakitan sambil menangisAkhirnya ayahnya Jin pun menyuntikan obat penenang dan membuat Jin tertidur kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayahnya Jin pun ikut menangis melihat kondisi anaknya sambil mengelus-elus kepalanya dan mengusap air mata di pipi pucatnya.
"Papah minta maaf nak, maafkan papah" ucap ayahnya Jin ditengah tangisnya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Apa yang kau lakukan apa kau ingin langsung membunuhnya?" Suho langsung membentak Suga dengan emosi "Bukankah adikmu juga memiliki kondisi yang sama seperti Jin, kau pasti tau resiko dari setiap ucapanmu padanya tadi. Kau menyuruhnya untuk hidup, tapi ucapanmu tadi bisa menjadi penyebab kematiannya. Apa kau tau?"
Suga termenung sesaat dan matanya mulai memerah menahan tangis "mulai sekarang dia akan berusaha bertahan. Berjanjilah kau tidak akan menyerah padanya!"

 Berjanjilah kau tidak akan menyerah padanya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suga....... Sebenarnya apa tujuanmu? Jika kau ingin membuat Jin menderita, Jin sudah sangat menderita. Semenjak dia tau bahwa ayahmu mendonorkan jantungnya Padanya, aku belum pernah melihat Jin tidur dengan tenang tanpa obat, bahkan selama setaun terakhir Jin belum pernah keluar dari sini, hidupnya hanya antara kamar rawatnya dan taman rumah sakit. Apakah kau pernah membayangkan bagaimana jika ada diposisinya. Pernahkan kamu membayangkan bagaimana rasanya hidup dengan jantung ayah temanmu sendiri? Aku memang tidak merasakan apa yang kau alami, aku juga pasti akan membenci keluarga dari orang yang telah merenggut nyawa ayahku. Tapi jika aku melihat dari posisiku, saat ini Jin jauh lebih menderita darimu".
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

7 Heart & A PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang