HAPPY READING GAISEE!💦💦
Ost part : Older-Sasha Alex Sloan
"Aku diam bukan berarti tidak terganggu." -Algebar Elramdan
***
Algebar tidak ingat kapan terakhir kali menangis dengan bersuara. Mungkin, waktu kakinya terkilir ketika berjalan di atas jalan berbatu. Mungkin, waktu suhu tubuhnya naik drastis tengah malam. Mungkin, waktu Ibu melupakan hari ulang tahunnya dan tidak membuatkan makanan yang spesial untuk Algebar pada saat itu.
Iya. Kejadian-kejadian itu pernah membuat Algebar menangis bersuara. Namun semua momen tersedih bagi Algebar kala itu tidak pernah bertahan lebih lama. Karena saat itu, rasa sedih seketika menguap ke udara bila sepasang tangan lembut milik Ibu menarik tubuh Algebar ke dalam dekapan hangatnya.
Saat itu ada Ibu yang menolongnya, membantunya berdiri kembali, lalu mengobati kakinya yang terluka. Saat itu ada Ibu yang terjaga sepanjang malam, menahan kelopak matanya yang sayu demi menyiapkan kompres air hangat kemudian menaruh benda itu di keningnya seraya menyanyikan lagu tidur untuknya.
Saat itu ada Ibu, yang sepulang dari tempat laundry akan meminta maaf padanya karena melupakan hari ulang tahunnya. Lalu ketika malam tiba Algebar akan menikmati sushi buatan Ibu, meski dengan bahan nasi dan telur dadar seadanya.
Dan di saat ia mengingat kembali semuanya, dada Algebar terasa sesak. Terlalu sakit, hingga suara tangisnya tidak terdengar. Mengapa Ibu pergi dengan cara sekeji itu? Kenapa? Di saat ia mulai percaya bahwa sesulit apapun hidupnya ia pasti akan baik-baik saja asalkan ibu bersamanya, kenapa wanita itu malah meninggalkannya?
Saat ia merasa tidak mengapa jika keinginan sederhananya tidak bisa terpenuhi asal ada ibu menemaninya sepanjang malam, kenapa ibu memilih untuk mati?
Apa, Algebar tidak berhak untuk tinggal bersama Ibu? Apa karena Algebar selalu menyusahkan Ibu? Apa Ibu marah pada Algebar hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri agar tidak pernah bertemu dengannya lagi? Apa seperti itu yang Ibu pikirkan?
"Buuu... Ibu, kenapa tinggalin Al, Buuu?" lirih bocah itu merasa sakit dan sesak di dadanya kian bertambah karena menyadari bahwa pertanyaannya tidak pernah terjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑫𝒊𝒂𝒑𝒉𝒂𝒏𝒐𝒖𝒔
Random[Kalau Ingat, Upload] Aaveysha adalah gadis penyandang tunarungu yang menyukai bunga saat bermekaran. Sementara Algebar adalah pria pengidap anthophobia akibat trauma masa lalu. Lalu satu pertemuan yang diciptakan semesta untuk keduanya, membuat kis...