Penyelesaian

3 0 0
                                    

Ella berjalan menelusuri gedung sekolahnya dengan santai. Berbeda dengannya, justru Jennie yang selalu merasa tak tenang. Sudah kesekian kali ia bertanya pada Ella.

"Beneran nggak apa-apa Ell?" dahinya berkerut menunggu jawaban Ella.
Ella terkekeh. "Kayaknya di sini yang jadi bahan gosip aku deh. Kok kamu yang panik Jenn?"

Jennie cemberut. Dia benar benar tak habis pikir tentang reaksi temannya yang tiba tiba jadi bahan gosip.
Apalagi di gosipkan dekat dengan dosen muda yang baru mulai mengajar.

Mungkin jika tak mendengar penjelasan Ella. Jennie pun akan menganggapnya demikian.
Ella bilang. Untuk tak terlalu memikirkannya. Dan jika ada yang menyinggungnya di sekolah, Ella memintanya untuk membiarkan saja.
Jacob pun sama paniknya. Dia bahkan sempat menelepon Jennie untuk mendengar penjelasan darinya. Dan Jacob mulai bersikap tenang ketika Jennie sudah memberitahunya kejadian yang sebenarnya antara Ella dan Gu Jiazhen.

****

Ella sudah menduga. Di kampus berita itu pasti sudah menyebar luas. Bukti bahwa banyaknya mata mengawasinya dengan tajam. Terutama para mahasiswi yang kemungkinan telah jatuh hati pada dosen muda Gu.

Ella benar benar membiarkanny begitu saja. Bahkan ketika ada beberapa siswi yang melabraknya di kelas Ella hanyak memberikan tatapan acuh tak acuh pada mereka sambil berkata.

"Apa kalian melihatnya sendiri? Kalau iya, ceritakan kembali padaku bagaimana kalian melihatnya?" Lalu dengan mudahnya mereka berlalu meninggalkannya dengan tatapan kesal namun ada semburat ketakutan.
Tak ada yang bisa melawan tatapan intimidasi dari Ella.

Bahkan ketika ada seorang cowo salah satu mahasiswa di kampusnya berusaha mendekatinya karena melihat gosip yang ditujukan pada Ella.

Cowo itu memandang Ella dengan mata cabulnya. Dari atas sampai bawah.

"Daripada dengan dosen yang umurnya jauh di atasmu itu. Kenapa kau tak mencobanya denganku Ell?"
Ella menatapnya sinis dengan sudut bibir terangkat sebelah. "Apa yang membuatmu cukup percaya diri? Tinggimu saja tak bisa melebihi ku,"

Ella memiringkan sedikit kepalanya. "Tak kusangka. Kau tipe yang wajah jelekpun tak masalah asal tubuhnya bagus, ya," lontar kata yang Ella berikan seolah tahu isi kepalanya.

Cowo itu sedikit terkejut. Wajahnya memerah malu lalu bergegas pergi.

Ella terkekeh. "Ternyata dia masih punya malu. Kukira tak tahu malu,"
Jennie dan Jacob mengangguk setuju. Mereka cukup takjub dengan respon tenang dari Ella. Untuk orang orang tocix yang selalu berusaha menyerangnya.

Ella bahkan tak merasa khawatir jika ia harus di panggil ke ruang pimpinan kampus.

Ella, Jennie dan Jacob duduk dengan santai nya di dalam ruang kelas. Bahkan mereka sudah tak begitu peduli dengan tatapan tajam dari para mahasiswa dan mahasiswi di kelas.

Jacob mulai menyusun buku di mejanya untuk bantalan ia tidur. "Kalau dosen dateng. Bangunin, ya," pintanya.

"Hokey~" Jennie menjawab sambil tetap fokus pada ponselnya.
Sementara Ella hanya sedang menopang dagu menatap lurus ke depan. Daripada dirinya yang menjadi bahan gosip. Ia lebih memikirkan hal lain.

Tak lama. Dosen pun datang.
Jennie menepuk pundak Jacob untuk memintanya bangun.

Gu Jiazhen sang dosen muda mulai mengabsen murid-muridnya.
Satu persatu ia panggil.

Tapi anehnya. Nama Ella tak kunjung di panggil. Padahal jika absen kelas mengikuti huruf alphabet Ella masuk ke deretan nomor 3.

Semua yang ada di kelas mulai merasa ada yang janggal. Mereka mulai melirik ke arah Ella. Menatapnya dengan tatapan mengejek, menghina bahkan kasihan.
Jacob dan Jennie pun sama bingungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give Me Back My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang