Teriakan demi teriakan bersahutan di penjuru Gramedia, sosok yang kini diteriaki tak lain adalah Narendra Dewangga, seorang penulis novel berkebangsaan Indonesia.
"NARENDRA".
"NARENDRA".
"NARENDRA".
"NARENDRA, MAKE ME BE YOUR GIRL".
"NARENDRA DEWANGGA, YOU ALWAYS BE MY FAVORITE PERSON".
"IKAN HIU MAKAN UBI, AI LOP YU BERTUBI-TUBI".
"REN, GUE SUKA SAMA ELO. TAPI KENAPA LO HARUS JADI PENULIS? LEBIH BAIK LO JADI SUAMI GUE AJA".
"ADUH ADUH, LO PADA KENAL NARENDRA? DIA COWOK GUE BRE".
"NARENDRA. AKU SUKA KAMU, TAPI SAYANG KITA BEDA AGAMA".
Narendra Dewangga memang bukan penyanyi yang terkenal, apalagi presiden, ia hanya seorang penulis amatir yang dapat menaklukkan hati para kaum hawa. Tapi dirinya beruntung, karena memiliki banyak pengemar yang agresif seperti Arera.
"Tes, tes", Narendra mengecek mic yang ada di depannya.
"Halo, apa kabar semuanya?", Tanyanya dari atas panggung.
Kini sosok penulis amatir yang tengah naik daun dan selalu dipuja-puja tengah berdiri di atas panggung, menelisik seluruh sumber uangnya yang terduduk rapi didepannya. Ia sesekali tersenyum melihat pemandangan itu, dirinya bahagia memiliki penggemar yang setiap harinya bertambah.
"BAIK, NARENDRA SENDIRI GIMANA KABARNYA?", antusias salah satu penggemar yang berada ditengah-tengah.
"Baik juga", jawab Narendra.
Penggemar satu itu terlihat salah tingkah saat pertanyaannya dijawab langsung oleh idolanya.
"Astaga mama, anakmu hoki".
"Hari ini semuanya pada sehat?", Tanya Narendra lagi.
"SETELAH LIHAT KAMU, AKU JADI GAK SEHAT GARA-GARA LIHAT KETAMPANANMU", jawab penggemar lainnya.
"Terpantau Arera sini pada lulus S7 marketing perbuayaan", canda Narendra mencairkan suasana.
"Terhitung tiga kali saya mengunjungi Gramedia Surabaya, yang saya lihat masih sama, yaitu Arera. Pengunjung kali ini lebih banyak dari biasanya, saya lebih merasa senang", ucap Narendra membuka sesi obrolan serius.
"Di pertemuan selanjutnya Narendra usahakan untuk membawa beberapa tokoh favorit kalian, tidak lain adalah Sakala dan Gabriel", lanjutnya.
Galanina sebagai partner sekaligus pemberi pertanyaan kepada Narendra hanya mengangguk-anggukan kepalanya, "Ya, tidak terasa saat ini kita sudah menghabiskan dua jam pembicaraan. Untuk mempersingkat waktu karena hari ini Narendra harus mengunjungi dua Gramedia lagi", ucap Galanina setelah mengecek jam tangannya.
"Saya ingin Narendra memberikan sedikit wejangan untuk para penulis muda yang turut hadir di acara kali ini", lanjutnya.
Si pemilik nama Narendra pun mengangguk setelah mendengar permintaan Galanina.
"Oke, jadi wejangan dari saya di pengunjung acara kali ini adalah-- untuk semua para penulis muda, jangan pernah putus semangat. Jangan peduli sama hate comment, jalan sesuka hatimu sendiri, karena kalo kamu selalu mengusahakan jadi yang terbaik di mata orang, ga bakal ada habisnya".
------
Dah segini dulu yeee
Lanjutannya besok-besok, see you in next chapter SkynovLopek yuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Kertas dari Narendra [REVISI]
Random"Kita berdua layaknya chandra* dan bagaskara*, yang dapat bersatu dikala gerhana." - Narendra Dewana Awal penulisan: 24-04-22 Publikasi: 26-05-22 Revisi: 25-11-22